Bab 8

15.9K 1.6K 73
                                    

Halo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo!

Apa kabaar? Nungguin ya?

Kasih ombaknya dulu dong yang buaanyaakk 🌊🌊🌊🌊🌊

Happy Reading!

***

Arum menatap punggung Pria itu dengan dingin, setelah Pra secara sengaja menyudutkannya hingga tak mampu mengelak. Lihat saja nanti setelah tak ada satu orang pun, Arum akan menghabisi Pra. Kalau bisa sampai pria itu melenguh kesakitan.

Pra membuka pintu kamarnya, mempersilahkan Arum masuk. "Tunggu di sini bentar gue cariin baju gue."

Saat Pra berjongkok dengan kepala yang sedikit menunduk di depan lemari bajunya, Arum tanpa pikir panjang langsung mendorong bokong pria itu hingga Pra tersungkur masuk ke lemari bajunya.

"Aduh! Anjir lah. Lo apa-apaan sih Rum?!" hardiknya dengan kepala yang masih terjerembab di dalam. Pra berusaha berdiri namun kepalanya lagi-lagi terpentok pembatas lemari. "Bangke," umpatnya dengan kesal.

Arum ingin tertawa, namun ia tahan. Ia terlalu kesal hari ini. "Sukurin! Itu balasan buat lo yang nyudutin gue tadi."

Pra tak mengambil pusing. "Gue membantu lo loh. Supaya bisa segera tidur di kasur, itu kan yang lo mau?" ucapnya sambil memberikan kaos lengan panjangnya ke Arum.

Arum mencibir. "Maksud gue tidur di kamar gue sendiri!" Ia menerima kaos dan celana panjang itu dengan malas.

Pra tersenyum. "Udah ganti dulu sana," ucapnya sambil menunjuk kamar mandi di belakang tubuh Arum. "Atau mau ganti di sini? Gue sih gak masalah," godanya membuat Arum lantas membelalak dan memukul muka Pra dengan bantal.

Arum keluar dengan baju yang sudah pasti kedodoran dipakai Arum. Tau kan kalau Pra itu tinggi dan tangannya panjang. Lihat Arum sekarang, seperti lemper yang terbungkus kain. "Kenapa gak lo pinjamin Ci Siska aja sih Pra?" ujarnya merengut. Bagaimana dia bisa tidur dengan nyaman kalau pakaiannya sebesar ini?!

Kain yang tersisa di tangannya saja masih lima senti lebih. Belum lagi celana panjangnya yang... astaga Arum seperti mau ngepel.

Pra tertawa menatap wanita di depannya. "Gue gak expect bakal segede ini loh Rum."

Arum makin memajukan bibirnya melihat Pra malah menertawainya. Sialan.

"Gue mau ganti lah. Pinjam baju siapa kek saudara lo gitu, masa gak ada yang nginep sini?"

Pra menggeleng, tangannya menuntun Arum. "Duduk kasur gue dulu sini."

Arum mengikuti ucapan Pra. Ia malah tak sadar sampai Pra tengah jongkok di depannya dan menggulung sisa kain yang ada di kakinya. Membuat Arum kaget dengan perlakuan yang ia dapatkan.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang