Bab 20

15.4K 1.5K 163
                                    

Halo! Apa kabar? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo! Apa kabar? 

Boleh minta ombaknya yang banyaak gaaakkk? 🌊🌊🌊

Happy Reading!!

(Intermezzo: Guys, notif cerita ini tuh muncul gak sih di kalian?)

***

Arum pernah berada disituasi dimana ia tak punya satu tempat pun untuk menuangkan cerita. Ketika keadaan seperti mendesaknya, pintu-pintu yang berada di sekitarnya seperti terkunci. Ia sendiri, terkunci, dan terbelenggu dengan isi kepalanya yang tak pernah berhenti membuat skenario buruk tentang hidupnya sendiri.

Lalu ketika isi kepalanya kian runyam, ia memutuskan untuk menjadi sutradara di dunia yang ia ciptakan sendiri. Menulis adalah salah satu pintu yang tak pernah Arum sadari akan membantunya keluar dari belenggu itu. Banyak pembaca yang menyukainya, menyanjung, dan memuji tulisannya.

Alum menulis cerita cinta yang begitu indah dan romantis. Ia menciptakan lelaki yang sangat mencintai perempuannya dan rela berkorban demi apapun. Sangat ironi dengan kenyataan hidupnya sendiri. Ia seperti hidup dalam gelembung tipis yang mengambang di udara, di tengah kenyataan yang tajam bak jarum dan siap untuk memecahkannya kapan saja.

Dari dulu, Arum tak pernah tau rasanya bergantung dengan laki-laki. Arum tak pernah tau rasanya menjadi seseorang yang dicintai dan disayangi oleh laki-laki. Ia tak pernah tau bagaimana rasanya diperhatikan, dikhawatirkan, atau dijemput oleh laki-laki.

Kecuali bapak dan kakak laki-lakinya.

Yang ia tahu, ia harus selalu mengandalkan dirinya sendiri. Yang ia tahu, ia menangis sendirian dan tak pernah ada satu orang pun yang menemaninya atau bertanya tentang kabarnya. Yang ia tahu, ia akan meracuni kepalanya dengan kata-kata, 'Tak apa, semua sudah digariskan. Waktu kamu hanya sedikit lebih lama dari orang lain.'

Mungkin beberapa orang akan menganggapnya sepele. Tidak pernah berpacaran itu bukan hal yang serius, bukan hal yang harus ditangisi. Semua orang juga pernah sendiri, semua orang juga pernah tak punya siapa-siapa untuk diandalkan, semua orang juga berjuang sendirian.

Tapi manusia tak bisa mengenyahkan fakta bahwa terkadang... sendirian itu memuakkan dan melelahkan.

Arum merutuki dirinya sendiri, menyesali keputusan yang ia ambil, menangisi kehidupan yang membuatnya sendirian selama ini. Kenapa? Kenapa ia tak bisa menjadi perempuan yang lemah lembut, yang mungkin akan lebih banyak disukai oleh laki-laki. Kenapa ia tak bisa minta tolong dan mengandalkan orang lain? Kenapa dulu dia tak mencoba sekali saja menerima orang yang tak disukainya sehingga setidaknya ketika ia ditanya punya mantan, ia akan menjawab dengan bangga walaupun itu cuma satu.

Apa menurutmu ini konyol? Apa menurutmu ini hal yang tak penting?

Ya, Arum sangat ingin menganggap status jomblo dari lahirnya ini sesuatu yang tak penting dan konyol untuk ia tangisi. Ia ingin mengenyahkan rasa iri dengan kehidupan orang lain ketika mendengar bahwa teman-teman sebayanya punya pasangan atau telah menikah.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang