01. Paris, M'Louvre

381 98 12
                                    

Love is beautiful, sweet and hurt

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Love is beautiful, sweet and hurt

❦ ── · ✦

Percayakah kalian pada cinta pandangan pertama?

Banyak orang akan mempercayai kata itu, ada juga yang tidak percaya dan hanya dianggap sebagai hoax. Salah satunya seorang pemuda bernama Rae Major. Setelah apa yang dialaminya saat 5 tahun lalu, dia tidak mempercayai cinta lagi. Tepatnya, dia belum bisa menggantikan posisi seseorang yang dia anggap spesial dalam hatinya. Sebut saja, dia gagal move on.

Dan aneh saja belum mengenal sudah jatuh cinta.

Tidak masuk akal!

Bekerja sebagai Photographer handal tetapi belum banyak dikenal oleh masyarakat. Tidak apa, toh tujuan dia mencari penghasilan serta kegiatan memfoto termasuk dalam hobinya.

Saat itu dia mengunjungi Museum Louvre untuk mengambil beberapa foto. Semangatnya membara, dia akui, Museum sejarah itu sangat indah. Benar-benar memanjakan mata.

Dan kini Rae sedang melihat hasil jepretannya pada layar komputer, Rae terdiam matanya tak luput dari pemandangan didepannya.

Rae menyadarkan diri, menetralkan jantungnya yang entah mengapa tiba-tiba berdetak tak karuan. Dia terpesona, oleh gadis berambut hitam panjang tengah membelakanginya, gadis itu menatap lukisan angsa.

"Sejak kapan kerja lo potret cewe cantik juga."

Dari belakang Rae dapat mendengar kekehan kecil dari Jexer. Pemuda bermata elang itu tengah meledeknya.

Jexer Easton seorang Photograper terkenal, sering mendapatkan tawaran sana sini. Hasil fotonya memang selalu bagus, tak jarang banyak yang ingin memakai jasa pemuda bermata elang itu. Dalam apartemennya pun terdapat sebuah ruang khusus untuk menyimpan polaroid hasil jepretannya, terutama sky view.

"Jangan kepo urusan orang," cuek Rae lalu pergi keluar dari ruang kerja.

Dia tidak mempedulikan tanggapan Jexer.

Rae masih terbayang dengan sosok gadis cantik dalam fotonya. Dia merasa harus mengunjungi Museum itu lagi lain waktu.

Tetapi satu yang tidak terpikirkan olehnya. Dapatkah ia bertemu dengan gadis itu lagi? Sangat kecil kemungkinan mereka akan bertemu ditempat seluas itu.

Rae keluar dari apartemen. Menghirup udara dingin dari kota Paris, matanya ikut menutup menikmati suasana yang jarang sekali ia rasakan. Sudah 2 minggu ia berlibur di negara romantis ini. Begitu tenang pikirannya yang tidak memikirkan pekerjaan apalagi omelan dari Alan, atasannya.

Dia terus berjalan menyusuri toko-toko cantik. Sebenarnya dia tidak tahu bertujuan kemana. Dia hanya mengikuti langkah kakinya membawa dan matanya hanya terfokus oleh bangunan-bangunan klasik, ramainya orang berlalu lalang, dan pendengarannya selalu mendengar suara lonceng dari pintu-pintu yang terbuka dan tertutup dari setiap toko yang ia lewati.

The LouvreOnde histórias criam vida. Descubra agora