14. Ingin tahu

60 40 3
                                    

❦ ── · ✦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❦ ── · ✦

Mobil Rae telah terparkir disebuah apartemen yang belakangan ini menjadi kunjungannya. Berulang kali dia menarik napas dalam dan menghembuskannya. Rasanya sangat gugup.

Setelah meyakinkan diri sendiri, dia menuruni mobil dan masuk kedalam apartemen lantai 5.

Benar, dia memutuskan menemui Lau tanpa menghubungi gadis itu terlebih dulu.

Begitu sampai depan pintu 203, Rae hendak mengetuk namun pintu tersebut telah terbuka dan menampilkan dua orang gadis. Dari penampilan keduanya, mereka seperti ingin pergi keluar.

Lau terkejut akan kedatangan Rae yang begitu tiba-tiba. Tidak ia sangka Rae akan datang seperti ini.

"Kenapa– disini?"

"Ikut gue." Setelah mengabaikan ucapan Lau, dia meraih tangan Lau. Namun, gadis itu meronta ingin melepaskan pegangannya.

"Rae! gue udah ada janji sama Gwen."

"Ikut gue sebentar aja." Rae bersikeras mengajak Lau yang selalu menolak.

"Please! gue masih malu ketemu lo." Napas Lau memburu, tanpa sadar dia mengucapkan kata itu. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Dalam hati, dia merutuki diri sendiri.

Sedang Rae mencerna ucapan Laurence. Kali ini wajahnya yang memerah, "jadi, lo denger perkataan gue kemarin malem?"

"Hah?" Sungguh, kali ini Lau yang tidak mengerti maksud perkataan Rae. "Lo bilang apa memang?"

Rae meringis, untuk pertama kalinya dia telah berhasil memalukam diri sendiri. Lalu dia menggeleng sebagai jawaban.

"Terus kenapa malu ketemu gue?"

"I-itu– ck, masa gak peka sih!"

Rae terdiam memikirkan kejadian kemarin, kemudian dia tersenyum tipis. "Malu karena gue peluk ya?"

"Shut up! pokoknya gue gak mau ketemu lo dulu." Setelahnya Lau hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Rae. Namun, perkataan pemuda itu berhasil membuatnya berhenti.

"Lo suka sama gue?"

Bahkan Rae tidak sadar telah menanyakan hal sakral itu. Yang dia ingin tahu adalah, isi hati Lau apakah ada dirinya atau tidak.

Lau tidak membalikkan tubuhnya. Dia termenung, memikirkan jawaban. Dia sangat bingung dengan hatinya, dia tidak mengerti, rasa nyaman dan senang ini hanya rasa suka atau sesaat?

The LouvreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang