04. Deja vu

120 76 4
                                    

don't forget to vote or komen ya guys
ramaikan biar aku rajin update! hehe

happy reading


happy reading

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

❦ ── · ✦

Charles de Gaulle Airport sangat ramai. Bukan tanpa alasan Lau mendatangi bandara. Kedatangannya karena untuk mengantar Adler dan Gwen yang hendak pulang ke Indonesia.

Sebenarnya dia menyuruh kedua temannya untuk tinggal lebih lama. Tapi apa daya mereka juga punya kesibukan sendiri.

"Lain kali lo yang main kesana. Masa lupa sama tanah kelahiran sendiri." Gwen menyindir dan Lau hanya tertawa kecil.

"Tunggu ada waktu luang," jawabnya dengan tidak yakin. Alasan gadis itu tidak ingin pulang karena dia tidak ingin mengingat rasa sakit. Dan dia belum siap, lagi pula dirinya hanya sebatang kara disana.

"Pulang kalau mau. Mami bakal suka kalau lo main ke rumah," timpal Adler seolah tau apa yang membuat gadis itu tidak yakin untuk pulang ke negara asalnya.

Lau tersenyum sebagai jawaban.

"Apa kabar adek lo?"

"Ngapain tanya kabar dia? Dan juga gue gak akan anggep dia adek," raut wajah kesal terlihat jelas. Lau tau hubungan kakak beradik yang jarang sekali akur itu.

Lau berdecih, "gak dianggep tapi dia kenapa-napa lo khawatir."

Suara seorang wanita dari speaker terdengar. Memberitahukan jam keberangkatan Paris ke Indonesia sudah mau take-off.

Gwen sudah berjalan, lalu Adler menatap Lau sebentar dan tanpa aba-aba dia mengacak pelan rambut gadis yang akan ditinggalkannya. Senyum terbit diwajah pemuda itu, bahkan matanya ikut tersenyum. Senyum yang jarang sekali dilihat oleh orang-orang, dan Laurence adalah pengecualian.

"I will miss you."

Setelah kegiatan yang membuat Gwen jengah. Adler menyusul langkah gadis yang akan pulang bersamanya.

"Gue punya pertanyaan buat lo," ujar Gwen ketika Adler sudah berada disampingnya.

Pemuda itu menolehkan kepalanya dan menaikkan satu alis.

"Nanti gak sekarang."

Dua orang pemuda yang sibuk dengan kegiatan memotret masing-masing itu terhanyut dalam dunianya sendiri. Rae memberhentikan kegiatannya. Berdiri menyenderkan tubuhnya pada pembatas pagar jembatan. Memperhatikan sungai didepannya.

The LouvreTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon