17. Happines is beautiful

42 16 1
                                    

❦ ── · ✦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❦ ── · ✦

Sudah seminggu sejak Rae keluar dari rumah sakit. Saat Chan dan Jexer memberitahu Bunda dan saat itulah Bunda bertambah bawel. Rae sedikit menyesal, karena telah membuat kedua orang tuanya khawatir. Makanya dari kemarin bahkan hari ini, dia menurut untuk tidak keluar rumah.

Kata Bunda, "kamu tuh bawa motornya ngebut? Makanya pelan-pelan, liat kamu sekarang jalan aja susah. Bunda mau sebelum kamu sembuh total, jangan keluar rumah. Biar rumah juga ada penunggunya."

Rae hanya meng'iya'kan apa kata Bunda. Meskipun dia merasa bosan satu minggu hanya diam di rumah, jika alibinya membeli makan, Bunda akan selalu memesan makanan online atau memasak sendiri.

Rae benar-benar terjebak sekarang.

Terkadang Chan dan Jexer sering mengunjunginya. Ya tapi kedatangan mereka berdua hanya membuat rumahnya berantakan. Sungguh, tamu tak diundang yang tidak tahu diri.

Sudah lama juga Rae belum bertemu dengan Lau. Yang berarti obrolan mereka waktu lalu saat di rumah sakit, belum berlanjut. Rae juga sedikit bingung bagaimana cara menyampaikan ucapan yang ingin ia katakan.

Baru kali ini, Rae merasa sulit merangkai kata.

Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang selama ini merawatnya, Bunda membawa senampan bubur dan buah ditangan. Perut Rae mulai merasa mual, melihat bubur yang jelas sekali tidak dia sukai. Mengapa kini Bunda malah membawakannya semangkuk bubur?

"Bun..."

"Kamu kan sakit, jadi harus makan bubur."

Rae melongo tak percaya, "siapa sih yang bilang kalo orang sakit itu harus makan bubur? Rada-tada tuh otaknya. Lagian Rae udah sembuh." Keluhan Rae mendapat tatapan tajam dari Bunda.

"Kamu ngatain Bunda? Kamu tega nyakitin hati Bunda, Rae."

Baiklah, drama Bunda sekarang sudah dimulai. Rae meringis dan mengambil alih nampan dari tangan Bunda. "Iya-iya, nanti Rae makan. Bunda istirahat aja, pasti cape habis buat bubur ini." Tak sepenuhnya Rae beralibi supaya Bunda keluar dari kamar. Namun dia memang melihat wajah Bunda terlihat lelah.

Pintu kamar kembali terbuka, Rae dan Bunda sontak menoleh. Rae memutar bola mata malas saat tahu yang datang adalah Chan dan Jexer. Detik berikutnya, Lau ikut memasuki kamar Rae.

Mata Rae mengerjap, dia tercekat. Begitu juga dengan Bunda yang kaget melihat kedatangan seorang perempuan menjenguk anaknya.

"Kalian berdua, habis culik cewe cantik dimana? Kok bisa ikut kesini." Bunda bertanya kepada Chan dan Jexer.

The LouvreWhere stories live. Discover now