03. Hi Laurence

137 80 4
                                    

Jangan lupa vote/komen ya cintaa
Happy Reading!





Jangan lupa vote/komen ya cintaa Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❦ ── · ✦

Hari ini sangat ramai orang mengunjungi Museum Louvre. Rae yang tidak tau mengenai apapun seperti ada pameran atau semacamnya, hanya terus menelusuri masuk kedalam Museum untuk mencari lukisan bergambar angsa putih.

Pikirannya sangat dangkal, karena dia berharap bisa menemukan Lau lagi.

Untuk memberikan hadiah yang sudah dia bungkus dengan cantik seperti penerimanya nanti.

Memang sudah 5 tahun hatinya tidak terbuka. Efek dari gadis yang bersamanya terakhir kali sungguh besar. Nanti, akan diceritakan.

Karena sekarang kita akan fokus kepada dua insan yang berdiri tidak jauh, tetapi mereka tidak menyadari satu sama lain.

Dari Rae yang berdiri didepan lukisan. Ada Lau sedang berbincang dengan Gwen. Tidak serius, karena keduanya sedang bercanda gurau dan kaki mereka berdua mengarah ke lukisan yang dipandangi Rae sedari tadi.

Lau dan Gwen berhenti, gadis yang dicari Rae sedari tadi lantas menepuk pundak pemuda itu.

Insting Lau saja, karena dia seperti pernah bertemu tubuh ramping didepannya saat ini.

"Excuse me?"

Mendengar suara yang familiar membuat Rae menoleh. Mata indah dia berbinar seperti sudah menemukan harta karun yang ia cari. Senyum pun terukir diwajahnya.

Lau tertegun, untuk pertama kali dia melihat senyum pemuda ini. Sangat manis.

Rona merah di pipinya muncul tanpa diminta.

"Ehh! pipi lo kenapa?!" pekik Gwen ketika melihat pipi temannya. Terlihat jelas sekali salah tingkah gadis itu.

"Loh? Orang Indonesia?" tanya Rae terkejut mendengar pekikan Gwen. Sedang Lau berusaha menghilangkan rona merah dipipinya seperti kata Gwen tadi.

Rae tertawa kecil melihat Lau. Dia pun tidak tahu mengapa gadis didepannya merona seperti itu.

"Lo gak tau model di Indonesia yang cantik dan terkenal itu?" tanya Gwen mengingat ucapan Rae.

Jawaban pemuda itu hanya gelengan kecil dari kepalanya. "Taunya model di Paris," lanjutnya seraya menunjuk Lau dengan dagunya.

Mata Gwen memicing melihat Rae dan Lau. Lalu suara tawa Lau mengisi Museum. Lau tertawa untuk mengalihkan tatapan curiga dari Gwen.

"Pertemuan kedua kali, gue Laurence."

Rae tersenyum tipis, "ini ketiga."

Lau menaikkan satu alisnya tanda bingung. Seingatnya ini kedua kali mereka bertemu setelah kemarin di studio pemotretan dan di taman.

"The first time I met you was 2 days ago."

Penjelasan Rae membuat Lau menganggukan kepala tanda mengerti. Respon yang sangat biasa.

The LouvreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang