09. I miss you

86 51 2
                                    

❦ ── · ✦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❦ ── · ✦

Dentuman musik mengisi ruangan. Ramai orang menari maupun bercengkrama. Jexer menyusuri isi dalam Bar dengan Rae mengekor dibelakangnya.

Menaiki lantai dua yang terbilang cukup enak ditempati, Rae bernapas lega karena terhindar dari dentuman musik kuat dibawah. Rasanya dada ikut berdentum keras.

Dia sangat jarang mengunjungi Bar, hanya beberapa kali jika Chan memanggil untuk sekedar mengajak bermain billiard atau dart. Begitulah kehidupan ketiga pemuda itu, tidak akan lupa untuk berkumpul.

"Kenapa gak cari tempat main lain sih, pusing gue denger musik keras-keras." Rae mengomel begitu duduk menghadap meja billiard. Melihat Chan dan Jexer yang langsung memainkan bola-bola kecil itu.

Chan begitu fokus dengan permainan tetapi tak mengabaikan omelan sahabatnya. "Disini udah paling enak kayak basecamp sendiri. SHIT!" jawabnya diakhiri umpatan karena bola yang dia sodok tidak memasuki lubang.

"Masih noob aja lo setelah gue sama Rae tinggal ke Paris." Jexer meledek pemuda hyper.

"Selain noob, dosanya juga makin nambah," lanjut Rae.

"Lo berdua balik dari Paris kenapa gak berubah dah? Masih aja nistain gue yang gantengnya setara dengan Bright cabe rawit."

"Vachirawit ya anjing!" koreksi Jexer dengan kesal.

Rae tidak meladeni keduanya, dia mengambil Cue dan ikut bergabung. "Jangan bacot, ulang permainan," lerai Rae membuat Jexer dan Chan menyudahi keributannya.

Bergantian bermain, keheningan melanda hanya suara bola saling bertumburan yang terdengar. Rae membungkukkan punggungnya, ia kerahkan Cue ke bola berwarna merah. Saat ingin menyodok bola, perkataan Jexer berhasil mengalihkan kefokusannya hingga bola itu tidak masuk kedalam lubang.

"Kawan lo lagi deket sama model Paris."

Begitu kata Jexer membuat Chan melotot tidak percaya. "WTF?!"

"Lo cari deh di Google, Laurence Delphine. Cantik banget gila, mau gue tikung." Tambah Jexer yang sudah gilirannya menyodok bola. Mata elangnya melirik sekilas guna melihat respon Rae yang sedang meminum cocktail pesanannya.

Dilain kegiatan, Chan berpikir seperti mengenal nama gadis yang disebut oleh Jexer. Lantas ia mencarinya seperti yang disarankan oleh sahabatnya.

"Anjing bro? Ini yang lo maksud?" tanya Chan menampilkan layar ponselnya didepan Jexer dan mendapati anggukan. "Dunia sempit ya, padahal antara Indonesia ke Paris jauh."

The LouvreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang