☁︎͙֒:PROLOG͙֒:☁︎

17K 1K 391
                                    

Berulang kali aku menyaksikan anak-anak seusiaku yang tengah merayakan segala sesuatu bersama orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berulang kali aku menyaksikan anak-anak seusiaku yang tengah merayakan segala sesuatu bersama orang tuanya. Sementara aku hanya bisa menatap pantulan diriku di depan cermin. Apakah anak sepertiku tidak pantas untuk di rayakan?

Aku sungguh terlihat malang.

Aku sudah hampir lupa dengan rasa makanan yang di buat oleh Mama. Aku lupa dengan rasa senang yang aku rasakan saat Papa membelikan mainan ketika pulang dari kerjanya. Aku hampir lupa rasanya pelukan hangat. Aku hampir lupa rasanya di sayang, dan aku lupa bagaimana tenangnya hidup di dalam keluarga humoris.

Lagi-lagi, aku kacau.

Mengapa anak-anak lain bisa dengan mudahnya tertawa? Mengapa mereka jarang sekali menangis? Mengapa mereka bisa dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan? Apakah mereka tidak pernah memikirkan nasib untuk hari esok?

Sementara aku?

Setiap hari aku membayangkan, akan seberat apa kehidupanku di hari-hari yang akan datang.

Aku tidak pernah mendapatkan apa yang orang lain dapatkan. Setiap hari aku menangis hanya karena merasa iri kepada anak-anak seusiaku yang hidupnya jauh dari kata pedih.

Setiap hari mereka makan enak. Sementara perutku terasa perih setiap hari. Ingin memakan nasi saja, mengapa rasanya begitu sulit?

Berat. Tapi, aku harus kuat.

Aku di lahirkan dalam keluarga utuh. Namun sialnya, aku tumbuh dengan rapuh.

Rasanya, semesta ini tidak adil. Di saat orang lain mendapatkan keluarga yang sempurna, mengapa aku tidak?

Aku terluka. Tapi, obat yang aku butuhkan begitu susah untuk aku dapatkan.

Aku ingin hidup tenang dan bahagia seperti mereka. Namun, lagi-lagi aku di pukul oleh kenyataan, bahwa aku adalah anak yang berantakan.

Aku membenci takdirku sendiri.

Akan tetapi, di balik semua luka yang aku rasakan. Batinku terus berbisik, aku harus kuat sampai masaku tamat.

☁︎͙֒:ᴸᵉᵍᵉⁿᵈᵃ͙֒:☁︎

☁︎͙֒:ᴸᵉᵍᵉⁿᵈᵃ͙֒:☁︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kehilangan Masa Kecil [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang