13͙֒:☁︎HARI BAHAGIA PASTI AKAN DATANG

2.5K 350 47
                                    

Sesampainya di sekolah, Legenda mengunjungi ruang guru terlebih dahulu untuk membeli buku paket IPA dan IPS yang sudah di perintahkan oleh wali kelasnya beberapa hari lalu. Uang yang Legenda simpan kemarin ternyata benar-benar cukup dan pas, tidak ada uang lebih yang bisa Legenda gunakan untuk jajan hari ini. Kakek pun tidak memberi Legenda uang, karena Kakek baru kembali bekerja hari ini, meskipun dengan memaksakan dirinya sendiri yang belum sehat sepenuhnya.

Pagi ini, Kakek memberikan Legenda bekal ubi jalar rebus yang sudah di kupas dan di potong-potong. Kakek juga memberikan garpu plastik agar tangan Legenda tidak kotor sewaktu memakannya.

Legenda berjalan santai menuju kelas 7A dengan tampangnya yang datar. Suasana koridor sangat ramai, ada beberapa anak yang berlarian sampai-sampai menabrak pundak Legenda. Untung saja Legenda tidak sampai jatuh, dan tidak gampang terpancing emosi, sehingga Legenda tidak mempersalahkan hal itu.

Kursi Legenda yang berada di paling pojok ruangan di tempati oleh Jio yang sedang bersandar sembari mengemut permen Alpenliebe.

“Permisi Jio, aku mau duduk,” ucap Legenda sopan.

Seorang anak laki-laki yang di sebut dengan nama Jio itu menyeringai tajam seraya menatap penampilan Legenda. Jio beranjak dari duduknya. Namun, Jio tak kunjung pergi dari sana. Dia masih betah memperhatikan Legenda, sementara Legenda merasa risih dengan tatapan tatapan Jio yang nyalang itu.

“Kenapa Ji, ada yang salah sama aku?” tanya Legenda. Malas sekali rasanya jika pagi ini ia harus berhadapan dengan manusia yang selalu merasa paling berkuasa.

“Kemarin lo kemana, bolos? Ternyata lo lebih nakal dari gue, ya?” cibir Jio. Melihat tampang wajahnya benar-benar membuat Legenda muak.

“Anak miskin nggak tau diri kayak lo seharusnya rajin belajar, biar kehidupan lo bisa berubah jadi lebih baik, nggak terus-terusan susah kayak gini.”

Legenda tahu, bahwa di kelas ini, bukan hanya dirinya yang selalu dirundung oleh Jio. Tapi, beberapa murid pun sama, apalagi anak-anak pendiam seperti Legenda, maka mereka akan habis oleh ucapan pedas yang di lontarkan oleh laki-laki itu.

Entah apa yang sebenarnya Jio inginkan, sehingga ia mempunyai kepribadian yang sangat mengerikan.

Jio meraih tas Legenda yang di simpan di atas meja. Laki-laki itu membukanya dan mengobrak-abrik isi tas itu sampai-sampai Jio terpaku sesaat ketika mendapatkan Tupperware bening berisi ubi jalar rebus.

Tanpa aba-aba Jio terbahak menertawakan hal itu. Entah apa yang lucu. Semua pasang mata yang ada di kelas 7A itu pun mendadak tertuju kepada Jio yang sedang tertawa seorang diri. Mereka semua menatapnya heran. Apa yang sebenarnya terjadi kepada Jio?

Hampir semua murid di kelas 7A ini tidak suka kepada Jio, karena mereka sudah tahu bagaimana sikap buruk laki-laki itu. Namun, di kelas lain, Jio justru menjadi siswa idaman, karena Jio mempunyai paras yang tampan. Tanpa mereka ketahui, bahwa di balik ketampanan wajahnya itu terdapat seonggok hati yang busuk.

“Kenapa, sih, Ji? Kamu gila?” celetuk Legenda yang berhasil membuat tawa Jio berhenti dalam sekejap waktu.

“Berani-beraninya lo ngomong gitu sama gue!” Jio mencengkram kerah seragam yang Legenda kenakan sehingga Legenda berdiri dari duduknya. “Bocah ingusan aja belagu lo!”

Tubuh Legenda di hempaskan sampai terduduk kembali di kursinya. Legenda mengeluarkan sedikit ringisan ketika siku tangan dan punggungnya membentur kursi yang terbuat dari bahan kayu itu dengan sedikit keras.

“Heh! Lo semua harus lihat ini.” Jio mengangkat Tupperware bening berisi ubi milik Legenda tinggi-tinggi. “Lihat kan, orang susah bekelnya ubi, hahaha...

Kehilangan Masa Kecil [TERBIT]✓Where stories live. Discover now