16͙֒:☁︎SEORANG ANAK YANG MEMBUTUHKAN SOSOK IBU

2.4K 350 73
                                    

Seluruh murid kelas 7A sedang berada di lapangan untuk menjalani pelajaran olah raga pada jam kedua sekolah hari ini. Sembari menunggu guru olah raga yang belum muncul di lapangan, semua anak kelas 7A itu bermain-main dengan bola dan alat-alat olah raga lainnya yang sudah di siapkan di lapangan, di sana juga ada beberapa murid yang asik mengobrol sembari duduk lesehan.

Sementara Legenda, laki-laki itu tidak tau harus melakukan apa sekarang. Di saat semua teman-temannya asik bermain, mengoper bola kesana-kemari, Legenda hanya bisa diam menyaksikan semuanya dari kejauhan.

Bugh!

Bola voli yang melayang di udara itu mengenai bagian belakang kepala Legenda yang sedang berdiam diri di pinggir lapangan. Legenda kemudian memutar kepalanya untuk melihat siapa orang yang sudah melempar bola voli tersebut sampai mengenai kepalanya.

Jio. Laki-laki itu tersenyum miring melihat Legenda yang sedang mengusap-usap bagian belakang kepalanya dengan wajah yang mengerut.

“Tepat sasaran,” ucapnya tanpa sedikit pun merasa bersalah. Ketika sampai di hadapan Legenda, Jio melipat kedua tangannya di depan dada. “Gimana, sakit?”

Legenda hendak pergi tanpa mau memperdulikan Jio. Legenda sudah cukup muak untuk berurusan dengan laki-laki itu. Akan tetapi, pergelangan tangan Legenda di tahan oleh Jio. Laki-laki berparas tampan itu memang gemar sekali mencari masalah kepada semua orang. Jio sepertinya tidak suka melihat orang lain tenang.

“Kamu mau apa, sih, Ji?” tanya Legenda, menghempaskan pergelangan tangannya dari genggaman tangan Jio.

“Mau lo menderita,” ujarnya gamblang, tanpa ada sedikit pun raut ragu pada mimik wajahnya.

“Apa sebelumnya aku punya salah sama kamu?” Legenda memicingkan matanya untuk menatap lebih dalam netra milik Jio. “Dosa apa yang sudah aku perbuat sampai-sampai kamu terus mengusik hidup aku kayak gini, Ji?”

“Kalo emang aku ada salah, aku minta maaf.”

Seorang guru olah raga tiba-tiba datang dari arah belakang tubuh Legenda. Jio pun kemudian berlalu dari sana—menyenggol pundak Legenda yang masih mematung di tempat. Tidak sedikit pun Jio mendengarkan ucapan Legenda barusan, semua itu hanya di anggap angin lalu oleh laki-laki itu.

Jio menghampiri sang guru ketika guru tersebut memanggil ketua kelas yang tak lain adalah dirinya sendiri—Jio Nugroho.

Legenda mulai bergerak, mengikuti perintah dari guru yang menyuruhnya untuk berbaris. Legenda juga mengikuti pergerakan teman-temannya yang mulai mengatur posisinya masing-masing. Legenda kini ada di barisan kedua, dan semua murid mulai melakukan pemanasan mengikuti pergerakkan Jio yang memimpin di depan sana.

Setelah 35 siswa itu selesai melakukan pemanasan, guru olah raga itu pun menyuruh mereka semua untuk berlari mengelilingi lapangan. Suara peluit dari sang guru sudah terdengar. Seluruh anak-anak berjumlah 35 siswa itu kemudian mulai berlari santai untuk mengelilingi lapangan sebanyak lima kali putaran.

Legenda baru saja menyelesaikan satu putaran. Tetapi, tubuhnya sudah sangat terasa lemas. Langkah kecil Legenda semakin pelan. Teriknya matahari di atas sana semakin membuat tenaga Legenda terkuras habis. Legenda merasakan rasa pusing yang menjalar hebat di kepalanya. Pandangan matanya samar-samar menjadi gelap. Detik itu juga, Jio sengaja menyandung kaki Legenda dari belakang sehingga Legenda jatuh tersungkur. Pandangan Legenda gelap sepenuhnya dalam sekejap waktu, ia tidak mengingat apapun lagi setelah itu.

☁︎͙֒:ᴸᵉᵍᵉⁿᵈᵃ͙֒:☁︎

Disini Legenda sekarang, di dalam kamar miliknya. Setelah sadar dari pingsan tadi, Legenda di antar pulang oleh wali kelasnya karena suhu tubuh Legenda sangat panas. Legenda terbangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menjernihkan pandangannya yang buram. Hal pertama yang Legenda lihat ketika membuka matanya adalah Kakek yang sedang memperhatikannya dengan mata sembab sehabis menangis. Legenda juga merasakan usapan lembut di kepalanya.

Kehilangan Masa Kecil [TERBIT]✓Where stories live. Discover now