Dara Affairs-9

89.2K 809 25
                                    

Pagi ini, Dara berkunjung ke rumah Alex untuk berjumpa dengan Falia sahabat nya itu, yang sedari kemarin terus menghubunginya saat tahu Dara sudah kembali ke Indonesia.

Setelah dipersilahkan duduk oleh salah satu asisten rumah tangga disini, untuk menunggu sang tuan rumah yang katanya masih bersiap-siap sebelum turun ke bawah untuk sarapan.

Dara yang tadi nya fokus bermain ponsel, sampai tersentak kaget ketika teriakan Falia memanggilnya.

"Daraa! "  panggil Falia dengan ribut, sebelum turun ke lantai dasar dengan langkah terburu-buru.

"Ihh kangen banget, senang diluar negeri? Ketemu mas-mas bule? " tanya Falia setelah mereka cipika-cipiki.

"Nggak lah, buktinya gue balik, " balas Falia, dengan santai. "Btw, habis ngapain ni. Sampai rambutnya basah gini? " tanya Dara sambil menyentuh rambut Falia yang memang masih lembab.

"Kek nggak tahu aja, " ujar Falia dengan cengegesan.

"Habis ngecas? " tanya Falia sambil menaikan alisnya, bertanya.

"Iya, kebetulan sih kecil lagi tidur. Jadi emak bapak nya bisa main dulu, " ujar Falia sambil tertawa.

Mendengar ucapan Falia, membuat Dara berdecak dalam hati. "Dasar hyper!" batinnya mengumpat tingkah hidup Alex.

"Ngejar anak kedua? " tanya Dara dengan gurat sensi, tapi tak diperhatikan oleh Falia.

"Nggak, gila aja. Jahitan gue masih sakit gini, " balas Falia dengan sensi.

"Mana tahu kan, kalian berdua ni keknya manusia-manusia hyper. Jadi pengen punya anak jaraknya dekat-dekat, " balas Dara.

"Nggak gitu juga kali, " ujar Falia tertawa, mendengar ucapan Dara. "Btw, lo udah sarapan? " tanya Falia yang dibalas gelengan oleh Dara.

"Oke, kalau gitu kita makan bareng yuk, " ajak Falia, sambil menggandeng tangan Dara menuju meja makan.

Tapi, sebelum mereka sampai terdengar suara bayi menangis disalah satu kamar.

"Anak lo, nangis Fal, " ujar Dara yang dibalas anggukan oleh Falia.

"Lo, pengen lihat anak gue? " tanya Falia, membelokkan langkah nya, menuju kamar yang semakin didekati, suara tangis nya semakin besar.

"Hmm, boleh, " balas Dara, sambil mengikuti langkah Falia.

"Dia tidur sendiri? " tanya Dara, kepada Falia yang sekarang sedang menimang putri kecilnya itu.

"Hmm, gue biasain. Biar nggak ganggu kami,kalau lagi hmm " ujar Falia, sambil tertawa pelan.

"Mas Alex juga mau, kalian pisah gitu? " tanya Dara, sambil menatap ke bayi perempuan itu, yang juga sedang menatap nya.

"Awalnya, nggak pengen jauh sama anak nya. Maklum lah, bapak-bapak. Tapi gue ancam bawa anak nya pergi, baru deh dia mau, " ujar Falia, melanjutkan timangan nya.

"Sesayang itu? " tanya Dara, dengan suara terdengar sedih.

"Iya, sesayang itu, dia sama nih bayik, " balas Falia. "Yuk, keluar biar Xyla nanti dijaga sama nanny nya, " lanjut Falia, sambil melangkahkan kaki , keluar dari kamar bayi itu.

"Bii, bikinin Xyla susu nya, yaa! " suruh Falia, setelah menyerahkan sang bayi kepada nanny nya.

"Itu, dia minum susu formula? Nggak pake susu lo Falia? " tanya Dara, mengikuti langkah kaki Falia menuju meja makan. Sekali-kali dia melihat kearah bayi yang wajahnya memerah, karena kelaparan.

"Iya, dia minum susu formula, " jawab Falia dengan santai, lalu menarik salah satu kursi yang ada dimeja makan itu.

"Tapi, itu nggak baik buat bayi Fal. Dia masih perlu asi kita, " ucap Dara, sedikit ngegas.

"Baik kalau ibunya nggak bisa keluarin asi. Lagian ya Dar. Susu yang gue kasih juga yang baik, " ujar Falia, sambil mengoleskan selai pada rotinya.

"Hmm, tap-tapiii. Gimana kalau gue aja ngasih putri lo asi, " ujar Dara dengan nada serius.

"Ha? " Dengan kaget, Falia memperhatikan tingkah sahabat nya itu.

"Iya, biar gur aja yang ngasih asi buat Xyla, " ujar Dara dengan mantap.

"Dar, jangan gila. Lo tu mana bisa ngeluarin asi. Hamil aja belum pernah. Kalau Xyla butuh asi. Yang pasti gue nggak bakal minta sama lo, karena gue nggak mau anak kita jadi saudara sepersusuan. Nanti nggak bisa dijodohkan, " ujar Falia, sambil tertawa.

"Siapa yang mau dijodohkan? " tanya suara menghentikan keinginan gila Dara itu.

"Mas, ini aku mau jodohin Xyla sama anak Dara, Mas, " ujar Falia dengan nada ceria.

"Ha? "

"Iya, aku mau jodohin Xyla sama anak Dara. Mana tau anak Dara suka yang tua-tua gitu, " ujar Falia sambil tertawa. "Makanya aku nggak mau Dara ngasih asi nya untuk Xyla, lagian Dara ini aneh. Belum hamil juga, emang udah bisa ngeluarin asi? Gue aja yang hamil, kesusahan. Iya kan, Mas? "

Mendengar pernyataan Falia itu, membuat Alex menaikan alisnya, menatap kearah Dara yang menundukkan kepala nya. Merasa hampir hilang akal karena seorang bayi.

"Kalau pun dia ngeluarin asi, aku juga nggak bakal biarin anak ku, minum asi dari dia. Kan kita nggak tau berapa mulut yang menyentuh atau menghisap miliknya, " ujar Alex dengan kejam.

Dara yang tadi menunduk, mendongakkan kepala nya menatap kearah Alex yang sedang tersenyum miring.

Sungguh, entah kenapa karena masalah bayi. Hati Dara seringkali terhenyuh.

"Mas, " tegur Falia, merasa tak enak pada Dara. "Maaf ya, Dar, " ujar Falia pelan. Yang dibalas anggukan oleh Dara.

Alex sesekali menatap kearah Dara, yang lebih banyak diam, setelah percakapan mereka ini. Bahkan perempuan itu tidak menggodanya sama sekali. Bahkan lebih terlihat mengacuhkan keberadaan nya.

Sedangkan bagi Dara, datang ke kediaman Alex yang tujuan utama nya menggoda itu, malah lebih terlihat membuka luka lama nya.

T. B. C
MYS✨

Baca lebih cepat, udah ada di KK ya. Diingatkan kembali nggak ada yang maksa baca cerita di kk. Itu yang mau baca cepat aja. Karena aku bakal tetap update di WP. TAPI sabar.

See Youuuu!!!!!!!

Dara Affairs (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang