Dara Affairs-22

52.7K 1.2K 99
                                    

"Dia butuh darah, " gumam Alex pelan, sambil memijit dahinya, yang mendadak pusing.

Mendapatkan anak dan kehilangan anak, merupakan sebuah kejutan tak terduga di hari ini bagi Alex.

"Kalau bukan aku ayahnya, siapa ayahnya, dimana keluarga nya. Xyla butuh darah dia, " ulang Alex bertanya kepada Falia.

Dia tak akan marah, sungguh. Dia juga sadar diri dia tak lebih baik dari istrinya, berselingkuh berulang kali hingga menghasilkan anak dengan sahabat istrinya itu.

Jadi, menurut nya ini impas bukan?

Saat Alex masih menunggu jawaban Falia, ada suara yang menyapa mereka.

"Pak Alex, " panggil suara itu, membuat Alex yang tadinya menundukkan kepalanya, mendongak melihat sumber suara itu.

"Pak Raihan, " ujar Alex, berdiri dari posisi bersimpuh nya, di hadapan sang istri.

"Nggak nyangka bakal ketemu lagi, " ujar Raihan, tersenyum tipis.

"Hmm, iya nggak nyangka. Kalian ngapain disini? " tanya Alex, sambil menaikkan alisnya, menatap kearah Dara yang tampak gelisah itu.

Melihat itu membuat Alex hanya tersenyum miring, walaupun perasaan nya kacau karena Xyla bukan putri kandungnya. Tapi dia masih memiliki putra kandung, kan? Walaupun Dara ibunya.

"Ini lagi jengukin sahabat Mami, yang lagi dirawat disini, " ujar Raihan. "Kalian sendiri, kenapa disini? " tanya Raihan, kemudian beralih melihat Falia yang masih menundukkan kepala nya.

"Putri kami, dirawat di sini, " ujar Alex.

"Oh kalau gitu, semoga cepat sehat. Kami izin pergi dulu ya," ujar Raihan mendoakan, sekaligus berpamitan.

"Baik, hati-hati, " ujar Alex mempersilahkan mereka pergi.

Karena, sekarang yang dipikirkan nya adalah keselamatan anak asuhnya itu.

Tapi, baru beberapa langkah Raihan menjauh, Falia angkat bicara. "Kamu, ingin tahu ayah kandung dari Xyla, Mas? " tanya Falia pelan.

"Dia, Raihan Dermangga, " ujar Falia dengan sekali tarikan nafas, sambil menunjuk kearah Raihan yang tiba-tiba berhenti melangkah , dan segera menghadap kearah Falia.

Setelah melihat Raihan berbalik, dengan perut besarnya Falia melangkah kearah Raihan, dan berucap. "Tolong, tolong anak aku,Rai. Dia butuh darah dari keluarga kamu, " ujar Falia pelan.

Sedangkan Dara yang mendengar ucapan Falia tak bisa untuk tidak menyembunyikan keterkejutan nya.

Sungguh, dia tak tahu Raihan dan Falia pernah memiliki hubungan.

Seharusnya di pesta malam itu, Dara bertanya kenapa Raihan tiba-tiba mengakuinya menjadi pacar di hadapan Alex dan Falia.

Ternyata karena mereka sempat memiliki hubungan, bahkan mempunyai seorang putri.

Dan Dara melirik sebentar Alex yang terlihat menegang. "Kalian pernah pacaran? " tanya Dara.

"Maaf, Ra. Gue nggak mau hancurin hubungan kalian. Tapi, sekarang anak gue lagi butuh darah dari ayahnya, " ujar Falia, masih percaya dengan ucapan Raihan dimalam pesta itu.

"Jangan becanda?! Jika benar kita punya anak. Nggak mungkin kamu bisa nyelakain ayahnya, Alia, " ujar Raihan tampak tak percaya.

Mendengar ucapan Raihan itu tentu membuat Dara nian terkejut, begitupun dengan Alex.

"Apa maksud anda, bilang istri saya menyalakai anda? " tanya Alex tampak tak terima, mendengar ucapan Raihan itu.

"Kecelakaan yang anda bilang beberapa hari yang lalu, merupakan kecelakaan hasil rencana istri anda dengan suruhan nya, untuk bisa membunuh saya, " ujar Raihan dengan mantap.

Sedangkan Falia yang mendengar kejujuran Raihan itu hanya bisa menundukkan kepalanya, menyesali apa yang telah dilakukan nya dimasa lalu.

"Fal? Serius lo pernah sejahat itu? " tanya Dara tak percaya.

Dara pikir dia lah yang lebih jahat, karena ingin merusak rumah tangga orang, ternyata ada yang lebih jahat dari nya yaitu sahabat nya.

Pantas saja mereka dulu mudah akrab, walaupun keinginan awal Dara untuk mendekati Falia adalah balas dendam. Karena ternyata mereka sejahat itu.

Dengan tangisnya, Falia mengatakan. "Iya gue emang sejahat itu. Tapi, tolong anak gue, Rai. Dia butuh transfusi darah. Gue, ngga mau kehilangan orang terdekat gue lagi, " ujar Falia pelan.

Alex yang tak tega melihat istri nya itu, walaupun dikecewakan beberapa kali dalam hari ini. "Gue nggak tau masalah kalian di masa lalu apa. Tapi, kalau benar Xyla sekarang butuh transfusi darah dari keluarga lo, " ujar Alex pelan.

"Mungkin golongan darah kami beda, " ujar Raihan, masih tampak tak percaya ucapan Falia itu.

"Xyla darahnya AB-, dan Falia A+, sedangkan saya O+, " ujar Alex menjelaskan golongan darah nya, beserta Falia dan Xyla.

"Mas, kamu AB-, waktu kecelakaan Kevin juga nyumbangin darah untuk kamu, dengan golongan AB-, karena golongan darah kamu langka, " ujar Dara memberitahu.

Mendengar ucapan adiknya itu, membuat Raihan menghela nafasnya. "Oke, saya akan menyumbangkan darah, saya. "

"Tapi kata dokter, lebih baik darah dari keluarga, bukan dari ayahnya, " ujar Falia pelan.

Raihan mendengar ucapan Falia itu, hanya bisa menghela nafas nya pelan, dan segera menghubungi sang adik untuk datang ke rumah sakit. Untuk bisa melakukan transfusi darah.

Sedangkan Alex sudah kembali menuntun Falia menuju kursi rumah sakit, untuk beristirahat, bagaimana pun sekarang wanita itu sedang hamil. Dan tak bisa kecapean.

"Boleh lihat Xyla nya, " tanya Dara pelan. "Mas Raihan mau tengok putri nya, " lanjut Dara.

Alex yang sudah tak punya tenaga lagi, karena terlalu banyak kejutan yang didapatkan nya. Hanya bisa menganggukkan kepala nya, mempersilahkan.

Karena sudah menerima persetujuan dari Alex, Dara pun dengan segera menuju ruang inap Xyla, untuk melihat kondisi bayi perempuan itu.

****

T. B. C
MYS

Dara Affairs (21+) Where stories live. Discover now