Dara Affairs-29

58.6K 1.3K 78
                                    

Setelah melewati proses operasi yang panjang, ternyata Falia sudah tidak bisa diselamatkan. Dan beruntung nya bayi perempuan yang di kandung Falia, masih bisa diselamatkan.

Banyak yang terkejut dengan kabar kematian Falia, begitu pun Dara, tentu dia menangis. Walaupun dia sempat memiliki dendam. Tetap saja Falia adalah saudara nya.

Kepergian Falia, berselang sehari setelah kepergian Xyla.

"Jadi, apa maksud perempuan yang kita temui di rumah sakit kemaren Alex? " tanya Dewi di malam hari, masuk kedalam kamar putra nya, untuk meminta penjelasan.

Mereka sudah pulang kerumah, sedangkan bayi perempuan itu masih di rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan yang lebih efektif, dan Alex akan menjemput nya jika seandainya bayi itu sudah mampu.

Alex memilih membesarkan bayi itu, jikapun anak itu nanti nya bukan anaknya, tak masalah. Karena kalau benar ayahnya adalah Dewa, sungguh malang sekali, kehilangan orang tua diusia kecil.

Alex menatap ibunya, sebelum mengambil nafas kasar, dan mulai menceritakan semua nya, mulai dari Dara, Bara, Xyla, Falia, Dewa bahkan bayi perempuan yang belum diketahui ayahnya itu.

Sedangkan Dewi yang mendengar cerita anaknya itu, hanya bisa tercengang, tampak tak percaya.

"J-jadi, Xyla bukan cucu kandung mama?" tanya Dewi yang dibalas anggukan oleh Alex. "Dan, bayi perempuan itu juga bukan cucu mama? "

Mendengar pertanyaan ibunya, Alex hanya bisa menghela nafasnya pelan. Sebelum berkata. "Belum tahu, nanti kalau udah besar aku bakal tes DNA, tapi selama itu. Biar aku yang ngerawat. "

"Tapi, kalau tes DNA nya, menyatakan dia bukan anak kamu gimana? Kamu masih mau ngerawat?

Pertanyaan ibunya itu langsung dibalas anggukan oleh Alex. " Masih. "

"Tapi, kamu juga punya anak laki-laki dari Dara, gimana kalau Dara nggak mau ngerawat anak dari Falia? "

Mendengar pertanyaan ibunya itu, membuat Alex terkekeh pahit, sebelum berkata. "Kayak dia mau nikah sama aku aja. "

"Kami berusaha lah. Mama juga mau ketemu Bara lagi. Pantas aja waktu itu mama nggak asing sama wajahnya, ternyata itu duplikat kamu waktu bayi, yang membedakan cuma matanya, yang ngikut Dara, " ujar Dewi, sambil menyentuh dadanya, mengingat kembali raut cucu laki-laki nya itu.

Sedangkan Alex yang mendengar ucapan Dewi itu, ikut membayangkan raut anak nya yang hanya bisa digendong beberapa menit oleh nya, karena sudah terlebih dahulu diambil  ibunya.

"Jadi, gimana? Kalau Dara nggak mau ngerawat anak Falia gimana? " ujar Dewi, mengulang pertanyaannya lagi.

Alex yang kembali mendengar pertanyaan ibunya, hanya bisa menarik nafasnya pelan, sebelum berkata. "Jika, dia nerima aku lagi. Yang berengsek ini. Pasti dia bakal nerima bayi  yang nggak memiliki dosa itu. "

Mendengar ucapan anak nya, Dewi menganggukkan kepala nya, membenarkan.

"Ma, nggak marah sama semua kelakuan ku? " tanya Alex tiba-tiba.

Dewi yang mendengar pertanyaan anaknya itu, hanya bisa berdecak. Sebelum berkata. "Percuma mau marah kalau semua udah terjadi. " setelah mengatakan itu, Dewi pun langsung berdiri, dan berkata. " Sekarang tidur, besok kita harus kerumah sakit, buat ngejaga bayi itu. "

Ucapan Dewi itu langsung diangguki oleh Alex, dan Dewi pun langsung meninggalkan kamar putra nya.

***

Dara tertunduk sedih, menatap lembaran foto yang menampilkan dirinya dan Falia.

"Maaf, " ujar Dara pelan. "Maaf, kita sama-sama egois. Untuk satu hal. Gue minta maaf diakhir hidup lo, gue cuma sempat marah-marah. Padahal dulu kita deket sebagai sahabat, " sambil mengelus foto itu, Dara mengutarakan isi hatinya.

"Kita gagal dalam segala hal, Al. Baik itu percintaan, sahabat, dan saudara," lanjut nya, menangisi Falia.

Memang sedari pulang dari pemakaman, Dara memilih mengurung diri didalam kamar, meratapi apa yang terjadi pada dirinya dan Falia.

Sekarang, didunia ini, dia benar-benar hanya punya Bara, yang memiliki satu darah dengan nya.

Setelah lama bersedih, akhirnya Dara tertidur, dengan matanya yang begitu sembab.

***
"Mas, lo nggak bisa ngundur keberangkatan kita dulu? " tanya Kevin, membuka suara, ketika dia dan Raihan, berada di meja makan.

"Kenapa? " tanya Raihan, ikut duduk di dekat Kevin.

"Kenapa lo bilang? Lo nggak lihat, Dara nangis dari tadi. Karena kehilangan Falia? Gimana pun, Dara sama Falia itu saudara, walaupun kita nggak tahu cerita nya gimana. Tapi, lo harus simpati, Mas. Bahkan Bara aja nggak di tengok dari pulang pemakaman sama Dara, " ujar Kevin.

Raihan yang mendengar ucapan adiknya itu, hanya bisa menarik nafasnya pelan. Sebelum berkata. "Oke, kita undur keberangkatan, sampai semua nya membaik. " Setelah mengatakan itu, Raihan berdiri dari duduk nya, untuk kembali berjalan menuju kamar.

Tapi sebelum Raihan benar-benar jauh, Kevin kembali membuka suara nya. "Gue tahu lo juga sedih, Mas. Selain kehilangan anak lo, lo juga kehilangan orang yang pernah ngisi hati lo. Gue nggak tahu cerita cinta kalian gimana. Tapi pasti udah lama. "

Dan ucapan Kevin itu, tentu diabaikan oleh Raihan.

T. B. C
MYS

1 bab lagi, finishhhhhhhh✨
Yuhuuuuuu, byeeeeee

Ketemu typo? Komen!!!!

Dara Affairs (21+) Where stories live. Discover now