Dara Affairs-19

57.1K 906 116
                                    

"Kamu itu lama banget sih, padahal tadi ada Dara disini, udah lama Mama nggak ketemu dia. Tadinya, mau ajak dia bahas yang lain bareng kamu, tapi kamu kelamaan, " ujar Dewi, lalu menyuapkan makanan kedalam mulutnya, saat Alex baru mendudukkan dirinya diatas kursi restoran ini.

Mendengar nama Dara disebutkan oleh ibunya, membuat Alex cukup menegang, sebelum bertanya, seolah tak mengingat atau mengenal nama itu. "Dara? Dara siapa? " diikuti dengan raut yang Alex berikan, dan mulai mengambil sendok, untuk memulai makannya.

"Itu loh, Dara sahabat nya istrimu, yang datang waktu acara nikahan kalian. Pernah satu meja juga sama kita, " jelas Dewi, mengingatkan anaknya pada sosok Dara yang dimaksud.

"Ma, pernikahan aku itu udah mau dia tahun. Jadi, aku nggak bisa ingat siapa aja sahabat Falia yang datang ke acara itu. Terlebih Falia cukup banyak circle nya. Dan aku, sekarang nggak ingin siapa Dara yang mama maksud, " ujar Alex, setelah menyelesaikan kunyahan nya.

Mendengar ucapan putranya itu, tentu memancing delik kan sebal oleh Dewi. "Kamu belum setia Mama, tapi udah pikun, " cela Dewi tak tanggung-tanggung. "Itu loh, dia tu arsitek juga, " ujar Dewi lagi, masih tak mau menyerah menjelaskan siapa yang ditemui nya. Sebelum Alex benar-benar mengingatnya.

Melihat sifat keras kepala ibunya itu, membuat Alex menghela nafasnya pelan, sebelum berkata. "Oke, Oke aku udah mulai ingat. Jadi, ada apa sama dia? " ujar Alex mengalah, membiarkan orang terdekat nya, kembali membahas Dara.

"Ternyata, waktu dia pergi keluar negeri, kata Falia itu. Ternyata dia mau nikah, dan ikut suaminya disana, " ujar Dewi, mulai bercerita tentang Dara, kepada Alex.

"Maksud mama? " tanya Alex bingung, karena waktu Dara keluar negeri yang dibilang Falia itu, setelah kegiatan panas mereka dikamar mandi hotel. Bukan, yang enam bulan yang lalu, ketika Alex mencampakkan nya.

"Hmm, iya nikah, malah sekarang udah punya anak, seusia Xyla dah, eh kurang. eh Xyla sebelas bulan kan, anaknya baru sembilan bulan, " ujar Dewi lagi. Tak sadar raut anaknya telah berubah sekarang. "Tapi, waktu Mama lihat anaknya, wajahnya kek familiar gitu, kalau kata Dara mungkin wajahnya mirip salah satu kolega Papa, yang mama temui di pesta, " lanjut nya.

Mendengar ucapan Dewi, tentu membuat Alex meneganga sekaligus marah.

"Kalau kolega papa berarti bisa jadi kolega kamu juga berarti, Lex? " tanya Dewi, lalu menatap kearah putranya yang termenung, terlihat memikirkan sesuatu.

"Mama nggak kenal siapa suami Dara? " tanya Alex beralih, yang dibalas gelenggeleng oleh sang ibu.

"Emang tadi, mereka nggak bareng? " tanya nya, yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh Dewi.

"Nggak, mereka cuma berdua tadi. Terus waktu kamu sampai anaknya tiba-tiba nangis kenceng banget. Terus waktu Mama selesai nyamperin kamu, Dara nya izin pulang duluan, karena anaknya tiba-tiba rewel, " ujar Dewi, kembali melanjutkan suapannya.

Mendengar ucapan Ibu nya, entah kenapa tangan Alex tiba-tiba mengepal. Menahan sesuatu. "Anaknya laki-laki atau perempuan? "

"Laki-laki, pintar kek kamu, " ujar Dewi, spontan, lalu tersadar dengan apa yang diucapkan nya, kemudian menatap anaknya dengan mata yang memicing.

"Kamu nggak ngelakuin apa yang ada dipikiran Mama, kan. Lex? Kamu nggak pernah selingkuh dari Falia kan? " tanya Dewi, dengan wajah yang tiba-tiba berubah datar.

Mendengar ucapan Ibu nya, tentu tiba-tiba membuat Alex gugup, tapi dengan pintar dia bisa mengatasi nya. "Nggak Ma. "

"Semoga, " ucap Dewi datar.

"Astaga ma, kok kesannya aku jahat banget, " keluh Alex, ketika masih menerima tatapan datar dari ibunya itu.

"Iya kan Mama doa in nya, untuk tahun-tahun berikutnya, " ujar Dewi galak. "Lagian Mama sadar, Dara itu kelihatan baik, pintar juga. Mana mau dia jadi pelakor dalam rumah tangga sahabat nya. "

Mendengar pujian tentang Dara, keluar dari mulut ibunya, membuat Alex berdecak, sebelum bergumam. "Dia nggak sebaik itu juga. "

Yang untungnya gumaman  Alex tidak didengar ibu nya, karena sekarang wanita tua itu sibuk bermain dengan ponsel nya, dengan tangan yang sekali-kali menyuap makanan kedalam mulut.

Sedangkan Alex berkelana dalam pikiran nya, berharap apa yang dipikirkan tak benar. Entah kenapa Alex gugup sekarang.

Dan dia akan mencari tahu sendiri tentang anak seusia Xyla yang dibicarakan ibu nya itu.

***
"Gimana? Kamu suka? " tanya Alex pada Falia, ketika istri nya itu membuka peralatan bayi yang tadi dibeli nya bersama sang ibu.

Memang,setelah makan siang mereka selesai. Alex langsung mengantarkan ibu nya pulang, karena sudah terlihat raut lelah pada wajah cantik ibunya itu.

Dan setelah memastikan ibunya masuk rumah,barulah Alex  mengendarai mobilnya menuju rumah.

"Hmm iya. Pink, pink, " ujar Falia ceria, menatap kearah perlengkapan bayi yang didominasi warna pink itu.

Memang, anak yang sedang dikandung Falia, diprediksi berjenis kelamin perempuan.

Awalnya Alex menginginkan bayi laki-laki sebagai anak kedua nya, tapi apa boleh dikata jika yang dikasih Tuhan perempuan. Alex juga tetap akan menyayangi nya.

Melihat raut bahagia istrinya itu, dengan segera Alex memberikan kecupan dibibir Falia. Dan memberikan sedikit lumatan disana. Hal itu tentu diterima Falia dengan bahagia.

"Mau lanjut? " tanya Falia, ketika ciuman mereka terputus, untuk mengambil nafas.

"Emang nggak papa? Nanti, bayinya ke gencet, " ujar Alex khawatir, dengan kondisi bayi yang berada di dalam kandungan Falia.

"Nggak, kalau kamu hati-hati, " ujar Falia, menghilangkan rasa khawatir yang dimiliki suami nya itu.  "Lagian, ini bagus nanti untuk persalinan, " lanjut Falia, memberi tahu.

"Ayo, sayang, " lanjut Falia menggoda suami nya itu.

Alex yang digoda seperti itu, tentu tak bisa menolak gairahnya.

Karena jika dihitung-hitung, sudah lama dia tidak menyalurkan hasratnya.

Terhitung sejak Falia dinyatakan hamil, dan dia mencampakkan Dara.

Karena itu, Alex pun menundukkan wajahnya, kembali mencium bibir Falia dengan terburu-buru. Dan Falia juga menerimanya dengan senang.

Saat permainan akan dilanjutkan ketahap berikut nya, terdengar bunyi ponsel didalam celana Alex. Yang tentu langsung menghentikan kegiatan panas yang mereka lakukan.

"Sorry sayang, papa yang telfon, " ujar Alex, segera menjauhkan diri dari Falia untuk mengangkat telfon.

Falia yang melihat itu, hanya bisa menarik nafasnya berulang kali, ketika gairahnya sudah diujung, tapi tak memperoleh pelepasan.

Tak lama menunggu, Alex kembali masuk kedalam kamar, dengan raut yang bisa dikatakan tak enak.

"Ada apa? " tanya Falia, membuka suara terlebih dahulu.

"Maaf sayang, aku harus ke kantor sekarang. Ada urusan mendadak, " ujarnya dengan raut bersalah.

"Sekarang? Sekarang banget? " tanya Falia, yang langsung di angguki oleh Alex.

"Hmm, maaf ya," ujarnya mendekat, lalu memberikan kecupan di pipi istrinya itu. "Jangan marah, pulang nanti kita lanjut, " ujarnya berjanji.

Mendengar ucapan suaminya itu, Falia hanya memberikan senyum tipis, sampai suami nya menghilang dibalik pintu, dan terdengar suara mobil menjauh.

Barulah Falia menarik nafas nya kasar, karena gairah nya belum tersalurkan, dengan langkah yang pelan dia berjalan ke kamar mandi, untuk memutuskan hasrat, sekaligus membersihkan diri.

T. B. C
MYS

Dara Affairs (21+) Where stories live. Discover now