04. Touch

4.2K 358 3
                                    

Touch

.

Eirlys akhirnya tiba di kediaman Pangeran Korvin. Lissa menyambut hangat, wanita tua itu tersenyum seraya menggandengnya menuju kamar yang sempat Eirlys tempati ketika menginap minggu lalu.

Hari ini tepat lima minggu Eirlys bekerja. Amat jarang ia bertemu dengan sang pangeran. Mungkin hanya hitungan jari ia melihat pangeran Korvin selama bekerja. Benar kata Lissa, sang pangeran adalah pribadi yang tertutup.

"Eirlys tolong bersihkan perpustakaan pribadi milik Pangeran Korvin!" ujar Lissa ketika Eirlys baru selesai merapikan beberapa tanaman hias yang ada di bagian teras belakang.

"Baiklah Bi," balas Eirlys. Gadis muda itu segera menyimpan peralatan yang tadi digunakan dalam sebuah gudang penyimpanan, lalu mengganti dengan kain lap bersih serta pengebut. Eirlys meletakkan dua benda itu di atas meja, lalu mencuci tangan dan mengambil segelas air, dia merasa kehausan.

Segera ia bergegas melakukan perintah Lissa. Eirlys berjalan pada sebuah lorong yang lumayan panjang, seraya mengingat-ingat letak perpustakaan yang sempat Lissa tunjukkan pada hari kedua ia menetap di sini. Menemukan apa yang dicari, Eirlys memasuki sebuah pintu kayu yang terukir indah. Ruangan tersebut tak dikunci, karena memang sudah jadwalnya untuk dibersihkan. Biasanya tugas tersebut dilakukan oleh Lissa, namun tampaknya sekarang wanita itu terlalu sibuk hingga melemparkan tanggung jawab tersebut pada Eirlys.

Mulut Eirlys menganga. Ia terkagum-kagum dengan ruangan penuh buku yang tertata rapi. Di bagian tengah ruangan terdapat meja dengan beberapa buku tersebar sembarangan di atasnya serta dua buah kursi yang saling berhadapan. Ia sempat berkeliling untuk sesaat, melihat setiap sudut ruangan tersebut. Dulunya Eirlys begitu menyukai kegiatan membaca buku di perpustakaan panti asuhan yang jauh berbeda dengan milik pangeran Korvin. Perpustakaan panti hanyalah kumpulan buku-buku lama yang disumbangkan orang. 

Merasa cukup dengan apa yang dilihat, Eirlys segera melakukan pekerjaannya dengan teliti. Ruangan yang tak seberapa kotor itu, dibersihkan dengan cepat olehnya. Tiba, ia berniat membersihkan buku-buku yang ada di atas meja satu-satunya di dalam perpustakaan tersebut. Eirlys mengutip satu persatu buku di atas meja untuk disusun, namun salah satu buku berjudulkan 'Curse of the Wild' menarik atensinya. Eirlys meletakkan beberapa buku yang diambilnya kembali di atas meja dengan telah ditumpuk rapi. Tangannya yang lentik berniat mengambil buku dengan sampul berwarna merah bata teesebut. Sontak tubuh Eirlys tersentak kaget ketika tanpa sengaja menyentuh tangan besar yang mendadak hadir dan menyentuh buku itu terlebih dahulu. Eirlys kontan melirik ke bagian kiri, makin terkejut ketika mengetahui bahwa tangan pangeran Korvin lah yang baru saja ia sentuh.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aldric penuh penekanan. Tatapannya sangat sengit terhadap perempuan muda dengan gaun berwarna cokelat yang kusam. 

Eirlys tertegun. Ia baru saja menyentuh tangan sang pangeran, apakah setelah ini ia akan mati? Wajahnya memucat ketakutan. Eirlys tak ingin mati muda hanya karena sebuah sentuhan mematikan.

"Hei!" Aldric memanggil kesal. Menyadarkan Eirlys dari pikirannya.

"Maafkan hamba yang Mulia. Saya ditugaskan untuk membersihkan ruangan ini oleh Bibi Lissa." Eirlys membungkuk lama, tak berani membalas tatapan Aldric yang penuh amarah. Entah apa penyebabnya. Cara bicara Eirlys pun terbata-bata. 

Melihat kegelisahan yang begitu ketara dari tubuh gadis di depannya. Aldric menghela napas kecil, bahkan pelayan itu tak menyadari. "Segera keluar dari sini!"

"Baik yang mulia pangeran. Sekali lagi maafkan hamba!" Dua alat bebersih yang tadi sempat digunakan, diambil dengan tangan gemetar. Eirlys berjalan terburu-buru tanpa melihat ke belakang dimana Aldric selalu memantaunya.

Cursed PrinceWhere stories live. Discover now