18. Almost

2.6K 196 1
                                    

18 Almost

.

Suasana dalam ruang makan yang megah begitu sepi dari obrolan. Sang Ratu, yang merupakan wanita yang melahirkan seorang Pangeran Terkutuk, duduk manis dan anggun di kursi yang nyaman. Pencahayaan dari lampu lilin gantung yang dibuat indah membuat ruang makan yang luas itu diterangi dengan cukup.

Ada empat orang di sana, Raja dan Ratu, Pangeran Lexin, serta Putri Amaryllis, adik kandung Pangeran Korvin. Perempuan itu baru saja menginjak usia sembilan belas tahun di bulan lalu. Pesta meriah diadakan untuk merayakan pertambahan usia Putri kesayangan Raja Oleander X.

"Aku mendengar sebuah kabar burung. Benarkah Pangeran Korvin telah menindas rakyat di kota Ville?" Amaryllis bertanya seusai menenggak air dari gelas. Suaranya yang lembut memecahkan kesunyian di antara mereka.

Pangeran Lexin sempat menoleh pada satu-satunya adik perempuan Pangeran Korvin. Wajah mereka memiliki kemiripan yang berasal dari Raja dan Ratu, hanya saja Amaryllis memiliki kontur wajah yang lembut dan mungil. 

"Benar. Sekarang dia sedang melarikan diri. Lucas bersama anak buahnya sedang mencari." Suara berat itu berasal dari sang Raja. Ia berkata dingin, emosi dari air mukanya dapat dirasakan semua orang yang ada di ruangan tersebut.

"Apa yang terjadi pada Korvin sungguh tak masuk akal," kata Amaryllis dengan suara penuh kekesalan, matanya mencari-cari pemahaman di wajah Ayah dan Ibunya.

Ratu menggelengkan kepala. "Sudah lebih dari lima belas tahun kita berpisah dengannya. Pasti banyak hal buruk diluar sana yang mempengaruhi Korvin. Ingat! Dia tidak pernah menempuh pendidikan apapun ketika diasingkan."

Pangeran Lexin seakan menikmati kebingungan dan konflik ini, tersenyum sinis. "Korvin telah mengecewakan kita semua," ucapnya.

"Apa mungkin Korvin bisa keluar dari Oleander? Mata merahnya itu sangat mudah dikenali." Ratu kembali bersuara.

"Apa Ibu lupa? Dia memiliki tangan yang terkutuk. Mudah saya untuknya membunuh orang," ujar Amarillys menggebu-gebu.

Ratu meletakkan tangannya lembut di atas tangan Amaryllis, memberikan kalimat tegas, memperingati Amarillys agar bersikap lebih anggun. "Tenanglah! Jangan biarkan emosi menguasai dirimu."

"Orang yang disentuh tidak akan langsung mati, Putri Amarillys. Selain itu, Lucas telah memerintahkan pasukkan untuk mengenakan zirah. Akan sangat aman ketika mereka melumpuhkan Pangeran Korvin," jelas sang Raja tak yakin. Sudah dua hari terlewat, tidak ada kabar apapun dari Lucas ataupun tangan kanannya.

Pembicaraan terhenti ketika sebuah pengumuman terdengar dari salah satu pengawal yang ada di ruang makan. Mereka menoleh saat itu juga.

"Panglima Lucas datang!"

Panjang umur sekali pria itu. Baru saja Raja Oleander X memikirkannya, ia telah hadir seorang diri. Pedang panjang menggantung indah di pinggang. Pria dengan tubuh jangkung dan berotot itu menunduk, raut mukanya selalu tegas dan dingin.

"Selamat malam, Yang Mulia. Maaf atas kehadiran hamba yang mendadak."

Kening sang Raja mengkerut, menatap lurus pada Lucas yang menunduk. Air mukanya tampak pucat, terlihat jelas karena sudah tak mengenakan pelindung kepala. Keringat bercucuran di dahinya, tampaknya saat sampai pria itu langsung turun untuk menemui orang nomor satu di negeri ini.

"Ada informasi apa yang ingin kau sampaikan?"

Ruangan itu hening, seakan menunggu sang Panglima untuk membuat suara. Keempat anggota kerajaan menatap serius padanya.

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang