Bab 2

21.4K 1.1K 8
                                    

"Pelajari ini semua." Ucap Gino menyerahkan setumpuk file ke tangan Alena setelah masuk ke ruangannya.

"Ini serius pak?" Tanya Alena yang melihat file di tangannya.

"Serius." Ucap Gino. "dan masih ada lagi disana." Lanjut Gino yang menunjukan setumpuk file yang ada di lemari.

"Ini namanya penyiksaan pak." Ucap Alena meletakkan file yang ada di tangannya ke atas meja.

"Dunia kerja memang keras, apalagi kamu memilih jadi sekretaris bos Mahesa yang selalu ingin terlihat sempurna dalam segala pekerjaannya." Ucap Gino yang bersandar di kursi kerjanya dan melihat ke arah Alena yang sedang berdiri. "Saya jadi penasaran, kenapa kamu mau menjadi sekretaris dia?" Lanjut Gino penasaran dengan alasan Alena.

"Gaji disini tinggi pak, lagian saya mana tahu pak kalau seperti ini." Balas Alena yang ikut di depan meja Gino. "Lagian ya pak, saya juga masuk lewat jalur orang dalam kerja disini. Lewat mama bos sendiri." Lanjut Alena bangga.

"Iya saya tahu." Balas Gino. "Kalau bukan karena mama bos sendiri yang nyuruh kamu, mana bisa kamu kerja disini." Lanjut Gino menatap Alena memutar matanya males. "Bosnya aja anti perempuan. Untung gak gay" Lanjut Gino dalam hati.

"Hehe, lagian saya beruntung bisa menolong mama bos waktu itu pak, jadi saya bisa masuk ke perusahaan ternama dan gak semua orang seberuntung saya Lo pak." Ucap Alena yang merasa bangga bisa bekerja sebagai sekretaris CEO perusahaan ternama. "Saya bisa jadi sekretaris bos langsung tanpa berpengalaman, keren kan saya." Lanjut Alena yang sudah berpikir kalau dia jadi sekretaris CEO, pasti sangat menyenangkan seperti yang dia lihat di Drakor yang dia tonton dan juga novel-novel yang dia baca, dimana sekretaris akan ikut kemana bos pergi termasuk keluar negeri yang menjadi impian Alena dari dulu.

Kapan lagi jalan-jalan gratis pikir Alena.

"Sudah-sudah, kenapa saya harus mendengarkan cerita kamu." Ucap Gino yang baru sadar kalau waktunya terbuang sia-sia mendengar Alena berbicara. "Kamu pelajari ini terlebih dahulu dan disini juga ada catatan tentang bos Mahesa yang harus kamu perhatikan, supaya hal di ruang rapat gak terulang kembali." Lanjut Gino mendorong kembali file yang tadi dia ambil ke Alena.

Alena yang melihat tidak bisa bernegosiasi lagi dengan Gino, menerima filenya dengan terpaksa.

Gino juga cukup heran dengan Alena, karena seingat dia, saat pertama kali bertemu Alena. Alena cukup pendiam dan selalu memperhatikan bosnya tanpa berkedip.

******

Sampai di depan ruangan sekretaris, Alena sedikit ragu untuk masuk, dia takut sekretaris Mahesa yang lain tidak menerimanya, karena dalam ingatan Alena sebelumnya, dari mulai dia masuk selama dua hari, mereka tidak pernah menyapa Alena dan bersikap cuek ke dia.

Alena dengan sengaja mengintip dari luar pintu dimana Alena melihat mereka yang begitu serius.

Masuk ke dalam ruangan khusus sekretaris, Alena di kagetkan melihat sekretaris Mahesa tiga orang dalam ruangan dan semuanya laki-laki, walupun Alena juga dapat ingatan dari Alena sebelumnya dia tetap kaget.

Melihat ada gerakan di pintu, sekretaris tadi yang sedang bekerja langsung melihat ke arah pintu, dimana mereka melihat Alena baru masuk yang kesusahan untuk membawa file, melihat itu mereka dengan sigap membantu Alena.

"Terimakasih." Ucap Alena tersenyum setelah mereka selesai membantunya.

Alena juga bersyukur melihat teman-teman sekretarisnya, ternyata begitu antusias menyambutnya yang sangat berbeda dengan ingatan yang dia terima.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now