Bab 11

13.9K 926 9
                                    

Malam harinya saat Alena mau tidur dia tiba-tiba mendengar bunyi handphonenya.

"Adek Laknat." Ucap Alena yang melihat siapa yang menelponnya malam begini.

Sesuai dengan ingatan yang diterimanya dari Alena sebelumnya kalau nama adek laknat di kontaknya merupakan adek kandung Alena sebelumnya.

Melihat telponnya yang masih berbunyi, Alena dengan ragu-ragu mengangkat telponnya.

"Halo." Sapa Alena langsung bersandar di tempat tidurnya.

"Kakak." Panggil adek Alena bernama Alan di telpon. " Mama mau bicara sama kakak." Lanjut Alan dan menyerahkan telpon ke mamanya.

"Alena ini mama." Ucap mama Alena di telpon.

Alena mendengar kata ibu merasa sedih, karena teringat orang tuanya yang sudah meninggal di dunia sebelumnya.

"Iya ma." Panggil Alena dengan suara seraknya.

"Bagaimana kabar kamu?" Tanya mama Alena.

"Aku baik-baik aja ma." Balas Alena. "Mama disana apa kabar?" Lanjut Alena.

"Kami disini baik-baik aja." Ucap mama Alena. "Alena kamu sudah hampir tiga bulan disana, kalau masih belum dapat pekerjaan pulang aja nak." Lanjut mama Alena.

"Jangan pulang dulu kak." Ucap Alan mengambil telpon dari tangan mamanya. "Tunggu aku di sana, beberapa bulan lagi aku juga lulus." Lanjut Alan.

"Jangan dengerin adek kamu, mendingan kamu pulang aja, disini juga ada yang mau melamar kamu." Jelas mama Alena. "Lagian mama takut dengan kamu yang sendiri diluar sana." Lanjut mama Alena.

"Kak, jangan nikah cepat-cepat." Ucap Alan yang tidak terima dengan ucapan mamanya. "Aku juga mau kuliah, Lagian Aku gak suka kalau kakak menikah dengan dia." Lanjut Alan tidak terima.

"Kamu ngapain larang kakak kamu." Ucap mama Alena. "Papa aja setuju kalau kakak kamu mau nikah." Lanjut mama Alena.

"Tapi aku juga mau kuliah seperti kakak dulu ma." Balas Alan. "Kalau kakak menikah terus yang bayar uang kuliah aku siapa?" Lanjut Alan.

"Papa dan mama masih sanggup buat bayar uang kuliah kamu." Ucap mama Alena.

"Jangan dengerin mama kak, kemaren dia larang aku untuk kuliah." Ucap Alan. "Kata mama dan papa dia gak mengizinkan kalau aku kuliah, cukup sampai tamat SMA aja katanya." Lanjut Alan.

Alena juga bingung mendengar mama dan adeknya yang bertengkar di telpon, tanpa membiarkan dia untuk berbicara.

"Mama, Alan." Panggil Alena yang membuat mereka terdiam. "Aku sudah kerja ma." Lanjut Alena.

"Hahh...kamu sudah dapat kerja?" Tanya mama Alena memastikan setelah mendengar ucapan Alena.

"Aku baru kerja ma." Balas Alena.

"Baguslah kalau kakak kerja." Ucap Alan senang mendengar ucapan Alena. "Jadi aku bisa kuliah juga." Lanjut Alan senang.

"Bagaimana tempat kerja kamu?" Tanya mama Alena.

"Bagus kok ma, aku suka." Balas Alena. "Walupun bosnya harus menguji kesabaran aku." Lanjut Alena di dalam hati.

"Kak, kalau nanti gajian jangan lupa transfer ya." Ucap Alan di telpon.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now