Bab 13

13.7K 849 14
                                    

"Mama bapak, pasti mau yang terbaik untuk masa depan bapak." Ucap Alena melihat Mahesa yang cuma diam di dalam mobil tanpa menjalankan mobilnya.

"Saya tahu." Balas Mahesa bersandar di belakang mobilnya.

"Seharusnya bapak gak ngomong seperti tadi ke mbak Kania." Ucap Alena. "Saya aja sebagai perempuan merasa sakit hati mendengar ucapan bapak yang terus terang menolak mbak Kania." Lanjut Alena hati-hati dan melihat kearah Mahesa ternyata menatapnya.

"Jangan cari muka di depan saya." Balas Mahesa menatap Alena. "Gak mempan." Lanjut Mahesa.

"Hah... Maksud bapak?" Tanya Alena bingung.

"Kamu jangan pura-pura gak tahu gitu, sebenarnya kamu ngomong seperti itu ke perempuan tadi, karena ingin mencuri perhatian saya kan?" Tanya Mahesa menatap Alena penuh selidik yang membuat Alena tambah bingung. "Saya tahu kalau kamu itu sebenarnya suka dengan saya. Kamu cuma pura-pura menolak tawaran mama saya waktu itu karena kamu punya cara lain supaya kamu mendapat perhatian dari saya." Lanjut Mahesa.

"Semenjak kapan saya suka sama bapak? sebagai sekretaris bapak saya juga sadar diri kalau bapak gak akan suka sama saya." Jelas Alena. "Jadi ngapain saya menyukai orang yang gak akan suka sama saya, buang-buang waktu." Lanjut Alena.

"Kamu jujur aja, kalau kamu itu sebenarnya suka sama saya." Balas Mahesa yang tidak percaya dengan ucapan Alena. "Saya gak akan pecat kamu, kalau kamu jujur." Lanjut Mahesa menatap Alena dengan serius.

"Saya sudah jujur pak, kalau saya  itu benar-benar gak suka sama bapak." Ucap Alena sedikit kesal dan sedikit meninggikan suaranya ke Mahesa. "Saya bekerja dengan bapak karena saya lagi membutuhkan uang untuk membantu perekonomian keluarga saya, bukan karena saya suka dengan bapak." Lanjut Alena serius.

"Kalau kamu suka sama saya gak masalah." Ucap Mahesa yang tidak percaya dengan ucapan Alena. "Gak perlu bohong gitu." Lanjut Mahesa menjalankan mobilnya.

"Saya jadi curiga kalau sebenarnya bapak yang suka sama saya." Ucap Alena bercanda.

Mendengar ucapan Alena, Mahesa jadi tidak konsentrasi menjalankan mobilnya, hampir aja Mahesa menabrak trotoar di jalan.

"Jangan asal ngomong." Ucap Mahesa menatap Alena dingin.

"Saya cuma bercanda pak, bapak gak perlu reaksi segitunya juga." Ucap Alena menatap Mahesa dengan senyum lembutnya. "Kecuali bapak benar-benar suka dengan saya." Lanjut Alena tersenyum lembut ke Mahesa.

"Gak lucu." Ucap Mahesa. "Siapa yang mau suka sama kamu, untung kamu sadar diri." Lanjut Mahesa menghindari tatapan Alena kearahnya dan kembali fokus untuk menyetir mobilnya ke kontrakkan Alena.

******


"Terimakasih pak." Balas Alena setelah sampai di kontraknya sebelum turun dari mobil.

"Kamu beruntung menjadi salah satu perempuan yang bisa duduk di mobil saya dan saya juga yang menyetir mobilnya." Ucap Mahesa tiba-tiba sebelum Alena turun dari mobilnya.

"Bapak aneh." Ucap Alena mendengar ucapan Mahesa.

"Gak ada yang aneh dengan saya." Balas Mahesa melihat dirinya di kaca mobil.

"Sifat bapak yang aneh hari ini ke saya." Ucap Alena melihat ke arah Mahesa. "Tiba-tiba bapak ngomong saya itu mencari perhatian bapak, buktinya selama saya kerja dengan bapak, saya gak pernah goda bapak dan berpakaian gak pantas di depan bapak." Lanjut Alena.

"Kamu jangan bohong, kamu memang pintar cari alasan." Ucap Mahesa. "Mau saya lihat kan cctv sama kamu? bagaimana tingkah kamu untuk menarik perhatian saya saat bekerja. Apalagi kamu sering-sering tersenyum melihat saya dari kaca. Kamu pikir saya gak tahu apa. Tapi sayangnya usaha kamu sia-sia, saya gak tertarik." Lanjut Mahesa.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now