Bab 14

13.8K 849 14
                                    

Keesokan harinya, ketika Alena memasuki perusahaan dia di kagetkan melihat karyawan-karyawan yang ada di perusahaan Mahesa sudah ramai yang datang.

Melihat jam di tangannya dia memang berangkat seperti biasanya.

"Alena." Panggil salah satu karyawan bernama Rahel ke Alena tiba-tiba.

Rahel melihat Alena yang masih berdiri di depan pintu berjalan kearah Alena dengan membawa kalungan bunga di tangannya dan diikuti beberapa karyawan di belakangnya, termasuk Diki, Dani dan Pandu di antara mereka.

Sampai di depan Alena, Rahel langsung mengalungkan di leher Alena.

"Ini maksudnya apa?" Tanya Alena dengan wajah bingungnya sambil memegang kalungan bunga di lehernya dan melihat kearah Rahel yang tidak dia kenal.

"Penyambutan kamu sebagai sekretaris baru bos." Ucap Diki berjalan ke arah Alena yang masih bingung dengan tindakan mereka.

Diki juga membawa buket yang cantik yang dia serahkan ke tangan Alena.

"Selamat Alena, menjadi salah satu sekretaris bos." Ucap Rahel dan diikuti oleh karyawan lainnya yang membuat Alena bingung dengan antusias karyawan yang tiba-tiba dengannya.

"Kamu beruntung banget bisa jadi sekretaris bos, saya jadi iri." Ucap salah satu karyawan perempuan. "Owh iya, kemaren saat di kantin kamu keren." Lanjut karyawan tersebut yang melihat kejadian Alena yang marah di kantin.

Diki masih ingat tadi malam setelah dia diberitahukan Gino di grup yang cuma mereka berempat, kalau Mahesa melakukan perjalanan bisnis hari ini, dia langsung menghubungi Dani dan Pandu untuk merayakan penyambutan Alena sebagai sekretaris baru Mahesa.

Dani dan Pandu langsung setuju dengan usulan Diki dan mereka juga meminta bantuan beberapa karyawan yang mereka kenal untuk ikut bergabung dengan mereka.

Dalam waktu semalam mereka menyiapkan hal-hal sederhana untuk menyambut Alena, sekalian sebagai permintaan maaf mereka atas kejadian kemaren di kantin.

Melihat Alena yang masih bingung dengan antusias karyawan yang mereka ajak. Diki, Dani dan Pandu mengajak Alena untuk pergi ke ruangan mereka.

Sampai di dekat ruangannya, Alena masih merasa bingung dengan antusias mereka.

"Jangan bingung." Ucap Pandu melihat Alena. "Ini sengaja kami lakukan, karena bos Mahesa ada perjalanan bisnis." Lanjut Pandu.

"Betul, lagian kami juga ingin merayakan kalau kamu menjadi sekretaris bos." Ucap Dani. "Selamat menjadi salah satu bagian dari kami." Lanjut Dani.

"Bos pergi perjalanan bisnis? kok saya gak tahu?" Tanya Alena, padahal kemaren Mahesa bersamanya dan Mahesa tidak memberitahukannya kalau dia ada perjalanan bisnis. "Kalian tahu darimana, padahal kemaren saya pulang dengan bos, bos gak ngomong apa-apa sama saya." Lanjut Alena heran.

"Kami diberitahu Gino di grup, kalau bos pergi perjalanan bisnis." Jelas Dani.

"Bukanya bos perjalanan bisnis minggu depan?" Tanya Alena yang masih ingat jadwal pribadi tentang Mahesa, selain Gino sekarang Alena juga tahu tentang jadwal Mahesa.

"Kami juga gak tahu." Ucap Diki mengangkat bahunya tidak peduli. "Tapi bagus bos gak ada di perusahaan, jadi kami bisa mengajari kamu  bahasa inggris, lagian kami sekarang gak terlalu sibuk." Lanjut Diki yang di anggukki Dani dan Pandu.

Alena duga saat dia sampai di kantor Mahesa akan memecatnya, karena kemaren dia terlalu berani berbicara dengan Mahesa, tapi setelah mendengar Mahesa ada perjalanan bisnis Alena merasa senang.

"Owh iya kami mau meminta nomor kamu." Ucap Dani yang baru teringat kalau mereka tidak pernah tukar kontak dengan Alena, padahal Alena sudah hampir satu bulan berkerja di sini.

Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO Where stories live. Discover now