7

509 64 8
                                    

Selama ini Jungkook merasa bahwa kehidupan keluarganya yang harmonis dan bahagia akan berlangsung untuk selama-lamanya, tapi ia salah dan ia membenci kenyataan pahit yang baru saja menghancurkan kebahagiaan keluarganya yang sempurna selama ini.

Jungkook berdiri di depan pintu dan melihat ayahnya yang baru saja mendorong koper dan keluar dari dalam rumah, Jungkook mengikuti pria itu dan matanya berkaca-kaca karena menahan tangis, ia tidak mau menitihkan air mata meski matanya sudah merah dan terlihat sendu, ibunya bahkan menunjukkan wajah dingin dan terlihat kaku.

"Kookie, mulai sekarang kamu akan tinggal bersama ibumu, ayah akan pergi, --  ayah menyayangimu"

Jungkook terdiam ketika ayahnya memberikan pelukan terakhir sebelum pergi dan masuk ke dalam mobil.

Ibunya menunjukkan sikap cuek dan wanita itu masuk ke dalam rumah, Jungkook melambaikan tangan pada ayahnya dan kendaraan pria itu melaju pergi dan semakin menjauh.

Jungkook menyusul masuk ke dalam rumah dan melihat ibunya yang duduk di depan meja sambil merokok sendirian, wanita itu buru-buru memadamkan rokoknya ketika melihat Jungkook muncul secara tiba-tiba.

"Kenapa kalian bercerai?" Jungkook menghampiri ibunya dan wanita itu menatapnya dengan dingin.

"Percuma saja ibu menjelaskannya padamu Kookie, kamu tidak akan mengerti, Nak"

"Apa ibu sudah tidak mencintai ayah?" Jungkook mendesak ibunya dan ia belum menerima perpisahan yang terjadi secara mendadak itu.

"Kami sudah tidak saling mencintai" tukas ibunya dengan sikap jenuh dan wanita itu baru saja mengklarifikasi.

"Ibu bohong!!! " Jungkook kesal dan ia berdebat dengan ibunya, ibunya terus mengomel dan ia berlari keluar dari rumah sebelum senja, ia marah dan perasaannya campur aduk, ia berjalan sendirian tanpa tujuan sampai langit gelap dan hingga akhirnya ia berhenti di depan rumah tua yang terlihat angker dengan pohon-pohon besar dan semak rimbun di halaman tembok rumah yang berlumut dan terbengkalai.

Jungkook mendorong pagar dan mengetuk pintu rumah itu, ia menarik gagang pintu dengan hati-hati, gagang pintu itu hampir copot dan sedikit rusak.

"Jungkook?"

Tuan rumah terkejut saat melihat Jungkook muncul dengan wajah sendu dan terlihat murung.

"Monday..apa aku bisa menginap di rumahmu malam ini?"

Jungkook melangkah masuk sebelum dipersilahkan oleh tuan rumah, langkahnya ringan saat masuk ke dalam rumah remaja tinggi yang berkacamata itu.

"Yeah, boleh..."

Monday menjawab dengan gugup dan bingung, ia membiarkan Jungkook yang menyelonong masuk ke dalam rumahnya begitu saja.

"Dimana ibumu?"

"Dia pergi. Aku sendirian di rumah"

Monday melihat Jungkook yang menjatuhkan diri dan duduk di sofa butut yang ada di dalam rumahnya.
Jungkook bersikap santai dan cenderung cuek, ia merasa nyaman berada di rumah Monday, dan ia juga bingung mengapa ia mendapatkan kesan seperti itu.

Monday memberikan selimut kepada Jungkook dan ia baru saja menata futon di samping tempat tidurnya.

"Aku akan tidur di sini, Kamu bisa tidur di tempat tidurku"

Monday tidak bertanya apapun mengapa Jungkook tiba-tiba ingin menginap di rumahnya, mereka bahkan tidak saling berbicara di sekolah, dan Jungkook selalu menjaga jarak dengannya saat berada di sekitar orang lain atau di depan umum.

I Hate MondayWhere stories live. Discover now