14

507 66 53
                                    


"Monday, ibu akan menghentikan semua rasa sakit kita" wanita itu menurunkan jendela mobil dan menyetel volume musik dengan keras.

"Ibu.. mau apa?"

Ibunya tidak menjawab dan Monday sedikit panik dan mengigil ketakutan, perasaan mencekam menyergapnya secara tiba-tiba, wanita itu menginjak pedal gas dan mesin mobil berakselarasi dengan sangat cepat.

Kepala Monday  terbentur di jendela saat mobil yang sangat laju melewati tikungan tajam di jalan pegunungan yang berbahaya, ia mengaduh sakit dan mengelus kepalanya yang masih berdenyut-denyut, meski Jalan pegunungan itu sangat sepi, ibunya berkendara dengan cepat, wanita itu menyetir seperti orang gila dan mengabaikan tikungan tajam yang berbahaya, ketika kendaraan hampir menghantam pembatas jalan, Monday gemetar ketakutan dan mencengkram sabuk pengamannya dengan kencang.

"Ibu!!! Hati-hati!! Tolong...hentikan mobilnya.." Monday hampir menangis, ia memohon dengan wajah yang memelas. "Ibu, tolong berhenti..."

"Diamlah, Monday Kim!" Ibunya marah dan membentaknya dengan keras. "Ibu akan menghentikan semua rasa sakit kita!!, Monday Kim!"

Monday terkejut dan ibunya lagi-lagi memanggilnya dengan nama yang berbeda, ia melakukan hal itu setiap kali ia marah kepada Monday,  sejak ayahnya pergi dan menelantarkan mereka, ibunya selalu membenci nama pemberian yang diberikan oleh ayah Monday, Goo Jihoon. Nama marga Goo, adalah marga milik ayah anak itu.

Wanita itu menyeringai, menarik sudut bibirnya dengan pelan, sensasi horor yang semakin mencekam menghinggapi batin Monday di saat-saat genting dan berbahaya ketika mobil itu akhirnya menghantam pembatas jalan dan    kendaraan terbanting ke udara. Mobil meluncur ke sungai dan mendarat di tempat yang menakutkan dengan sekejap ditelan oleh air.

Tubuh Monday terbentur dan ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ia melihat darah segar dan air masuk dengan cepat melalui celah jendela mobil yang terbuka lebar. Air yang menakutkan segera menelannya begitu saja dan mobil mereka tenggelam di dalam air.

Monday panik dan merasakan napasnya tercekik ketika ia berjuang untuk hidup dan melepaskan sabuk pengaman dari tubuhnya. Matanya melotot ketika ia menoleh ke ibunya dan ia masih mengkhawatirkan keselamatan wanita itu, ibunya ternyata menatap ke arahnya sejak tadi dengan senyuman pahit yang sangat menyedihkan sekaligus menyeramkan.

Selama satu detik yang singkat, Monday hampir menyerah dan setuju pada ide gila ibunya untuk segera mengakhiri rasa sakit di dalam kehidupan mereka yang menderita.







🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️








Jungkook takut dan gugup, dan ia mendengar suara seokjin yang berat dan juga dalam serta sinar matanya yang misterius terpancar dari mata elangnya yang tajam dan terlihat indah.

Seokjin mengungkungnya, ia berada di atas Jungkook dan mempersempit ruang geraknya, Jungkook gugup luar biasa dan dadanya berdebar kencang tidak karuan.

"Hari ini bukan hari senin, Kim" kata Jungkook dengan suaranya yang bergetar dan tatapan matanya  yang mulai berkaca-kaca.

Seokjin mencoba menyerang ruang pribadinya memberinya rasa tidak aman dan gangguan yang sangat meresahkan. Jungkook menelan ludahnya yang terasa pahit, suaranya pasti masih bergetar takut jika ia berbicara sekali lagi.

"Kim..."

Jungkook bergerak gelisah dan mengaduh sakit ketika Seokjin mulai memberikan gigitan kecil di pundaknya, ia menarik rambut Seokjin agar pria itu berhenti menyiksanya tapi Seokjin enggan berhenti dan terus menyentuh Jungkook.

I Hate MondayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang