18

574 67 21
                                    


"Monday..."

Jungkook duduk di bangku taman dan tersenyum dengan ceria, ia menatap dengan mata yang berbinar dan wajah yang berseri-seri.

"Apakah kamu tidak merindukanku?"

Ia mendekat dan bangun dari bangku, berdiri sebentar lalu berjalan ke bawah pohon sakura, ia semakin mendekat lalu melepaskan kacamata yang membingkai wajah Goo Monday.

"Singkirkan kaca mata jelek ini, aku ingin melihat warna matamu dengan jelas" ia tersenyum lalu bersenandung dengan suara genit.

"Matamu indah" ia tergelak halus menyentuh bibir plumpy milik orang lain, mengusap dengan pelan dan hati-hati. "Bibirmu juga indah, apa aku boleh menciummu, Kim?"

Hei! Kim!?

Kim?

Kim?

Kim?

Kim!,

jungkook berteriak dan Seokjin terbangun karena mimpi aneh yang berhasil membuat terjaga dengan cepat.

"Ah, mimpi yang aneh" seokjin mengusap wajahnya dan menyibak selimut, ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi, mencuci muka dan merasakan dinginnya air yang menyentuh kulitnya hingga membuatnya bergidik, kesadarannya kembali penuh dengan sempurna, ia membeku di depan cermin dan menatap pantulan bayangan wajahnya di dalam cermin.

Matanya yang berwarna coklat madu, pupil matanya membesar dan dadanya berdebar lebih kencang, Seokjin mencuci wajahnya lagi dan mendengus pelan saat suara Jungkook muncul di dalam kepalanya berkali-kali, menerornya karena  memanggil namanya berulang kali di dalam mimpi.

"Jungkook, kenapa aku terus memimpikan tentang kamu?"

Seokjin menggerutu dan ia berbaring di atas tempat, ia tidak bisa memejamkan mata dan sulit untuk tidur lagi, ia berguling dengan gelisah di atas tempat tidur, memeluk bantal guling dan bergerak secara acak, membuat seprai menjadi kusut lebih cepat.

Ia melamun cukup lama dan tanpa sadar matahari sudah muncul dan suasana sudah terang di luar sana, tubuh Seokjin  lemas dan ia berhenti berbaring dan kantong matanya menjadi sangat gelap, Ia mengalami gangguan tidur selama satu bulan dan ia selalu memimpikan Jungkook hampir setiap hari, terkadang ia sangat senang karena tidak memiliki mimpi, tapi di hari yang lain, mimpi tentang Jungkook muncul kembali dan kegelisahan aneh dan menyiksa berhasil mengusiknya dengan sempurna.

"Kenapa aku jadi seperti ini? Apa aku perlu mengunjungi psikiater lagi?" Seokjin memijat keningnya dan menghela napas lelah, ia berjalan sempoyongan menuju pintu dan ingin mencuci wajahnya lagi.

Jungkook hampir membuatnya gila.







🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️












Jungkook belum bisa mengeluarkan Seokjin di dalam kepalanya, sudah sebulan berlalu dan meski rasa kesedihannya perlahan sirna, tapi daya tarik Seokjin belum bisa terlepaskan begitu saja.

"Hei Jeon..."

Jungkook tersentak seolah ia baru saja mendengar suara Seokjin berbisik di telinganya, ia mengacak rambutnya dengan frustasi dan memblokir kontak Seokjin di ponselnya, akhir-akhir ini ia seolah merindukan suara pria menjengkelkan itu, ia juga bingung dengan prilakunya sendiri, pikirannya tidak sehat dan Jungkook merasa cukup tertekan untuk menghapus Seokjin di dalam pikirannya yang semakin kusut.

"Aku harus melupakan dia! Harus! Tapi....?? Apa yang harus aku lakukan! Apakah aku harus amnesia dulu agar aku bisa melupakannya dengan cepat?"

Jungkook berjalan mondar mandir di dalam kamar sambil mengigit kukunya karena cemas dan gelisah, ia merasa tidak aman dan ia hampir nekat membenturkan kepalanya di tembok kamar berharap ia bisa segera amnesia dan tidak mengingat Seokjin kembali, tapi ia terlalu pengecut untuk melakukan kekerasan itu, dan otaknya sejauh ini masih waras dan berfungsi dengan baik.

I Hate MondayWhere stories live. Discover now