[ 5 ] Croissant

198 48 60
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Penampakan Natania yang mencium kedua pipi Sagion secara bergantian, membuat Sephora segera mengalihkan pandangannya, tertunduk seolah telah menjadi orang paling konyol karena ada di tengah-tengah mereka.

"Kenapa dia ada di sini?" perempuan itu merenggangkan pelukannya.

"Kamu harus di periksa, itu kenapa aku bawa Sephora ke sini"

"Emang ngga ada dokter lain?"

"Cuman dia yang aku percaya sekarang, Natania"

"Cukup sekali aja aku di obatin sama dia. Aku gak bisa, Ion. Aku gak mau!"

"Nata.." melihat perempuannya mulai menjauh, ia memegangi kedua bahu Natania, membujuk agar mau mendengarnya. "Kamu bisa ngertiin kondisi aku sekarang? My position in the company is in trouble. Karna Sephora udah terlanjur tau soal kejadian kemarin jadi aku bawa dia ke sini. Itu pun demi kesehatan kamu."

Terdengar helaan napas yang bimbang sebelum perempuan ini berujar, "aku baik-baik aja selagi kamu ada terus sama aku. Aku ngga butuh siapa-siapa selain kamu. Aku ngga mau berhubungan sama orang yang udah ganggu hubungan kita!"

"Buat sekarang aja aku mohon jangan egois bisa?"

"Asalkan perempuan murahan itu pergi dari sini!"

Sephora tersentak dalam diam saat Natania mengarahkan jari telunjuk kepadanya dengan wajah masam. Namun tatapan berkobar-kobar milik perempuan berambut sebahu itu tidak sedikitpun berpengaruh pada Sephora, karena kedua maniknya benar-benar begitu tenang.

"Sebenernya siapa di sini yang murahan?" Sephora mendekat pada dua orang di hadapannya kemudian.

"It's you!"

"Kalo saya murahan terus kamu disebut apa?" Nada bicaranya begitu tenang nan dingin. Sekali lagi, tidak ada sedikitpun emosi yang tersirat dari raut wajahnya.

"Apa lo bilang?"

"Dengerin saya ya, Natania. Hubungan saya dan kamu cuma sebatas dokter dan pasien, ngga ada yang lain dan ngga lebih. Soal hubungan kamu dan Sagion, saya ngga akan ikut campur. Itu masalah kalian berdua jadi silahkan selesaikan sendiri."

"Kalau begitu seharusnya lo tolak perjodohannya! Buat apa kalian menikah tapi gak saling cinta? Cowok kaya Sagion berhak bahagia atas pernikahannya!"

"Atas pernikahan?" Ia tersenyum sarkas, "apa ada sedikit aja usaha dia supaya bahagia atas pernikahannya?"

"Halah!" Ia mengibaskan tangannya, "susah ya ngomong sama orang ngga tau diri kaya lo."

"Bukannya kamu lebih ngga tau diri karena masih ganggu suami orang?"

Kalimat itu ternyata membuat kedua tangan Natania terkepal erat di samping tubuhnya. "Apa pernikahan kalian atas rasa saling mau? Lo tuh malah bunuh diri, Sephora! Apa lo ngga muak liat suami lo yang bahkan lebih sering tidur sama gue dibandingkan sama istrinya? Kalo gue jadi lo, gue bakal tinggalin dan cari cowok lain!"

DID WE MAKE IT : ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang