[ 30 ] Spicy

205 35 25
                                    


⚠️ mature content!




"Masih suka sama istri saya, ya?"

Mendengarnya, Jafka sampai terbatuk-batuk saat menyesap teh panasnya sendiri. Wajahnya bahkan sampai memerah. Kalimat Sagion barusan mengalun tanpa aba-aba sekali.

"Kenapa, sih?" keluh Jafka, setelah menyimpan teh pada meja di ruang kerja Sagion.

"Dari cerita yang kamu jelasin tadi, saya berkesimpulan kalau kamu masih suka sama Sephora," perkataan ini sontak membuat sang istri— yang juga ada di antara mereka, jadi memalingkan wajahnya.

Ya, tepatnya beberapa saat yang lalu Jafka sudah menceritakan perihal hubungannya dengan Thania. Apa yang sebenarnya wanita itu rencanakan dan apa keputusan selanjutnya yang akan Jafka ambil kedepannya.

"Memang apa yang kamu simpulkan?" tanya Jafka, selang beberapa detik kemudian.

Sagion pun berdehem sebagai awalannya.

"Pertama, alasan Thania yang menjadikan Sephora sebagai kelemahan kamu. Kedua, kamu yang rela menikah sama Thania supaya rumah tangga Sephora baik-baik aja. Thania jadiin Sephora tujuannya karena dia tau kalau kamu ngga akan menolak keinginannya. Bagi kamu yang penting Sephora aman. Dan secara ngga langsung kamu juga udah berkorban buat Sephora sampai rela menikah sama Thania padahal kamu ngga cinta dia,"

Memberikan jeda pada penjelasannya, Sagion menyesap tehnya sebentar. "Gimana simpulan saya, benar apa benar, Jafka?"

Oh, sialnya Jafka tak bisa berkutik. Memang benar jika ia berencana menikahi Thania agar perempuan itu tidak menggangu kehidupan Sephora lagi. Tapi masa iya Jafka harus bicara secara gamblang bahwa dirinya masih mencintai Sephora kepada suaminya?

Gila saja rasanya.

"Sagion," Akhirnya Sephora berujar, "sekarang bukan saatnya kita bahas perihal itu. Bukannya kita ada di sini buat bahas masalah Thania?"

"Terus kapan waktu yang tepatnya, Sepho?" balasnya, "apa kamu pikir aku masih bisa nahan buat ngga interogasi laki-laki yang masih gagal move on dari istri aku?"

"Gion, bukan begitu maksud aku. Buat sekarang anggap aja kalau kamu ngga tau apa-apa soal perasaan Jafka"

"Tapi aku tau, Sephora."

"Jaf," Sephora mengabaikan ucapan suaminya. Ia rasa Sagion benar-benar keras kepala. Apa salahnya untuk mengalah sebentar? Padahal ini juga menyangkut keluarganya. "Menurut aku keputusan kamu buat nikahin Thania sedikit beresiko. Apa kamu yakin udah mikirin hal ini?"

"Soal itu," Ia bergumam sejenak, "sebenernya ada hal lain lagi yang bikin aku terpaksa nikah sama dia"

"Apa?" tanya Sephora penasaran.

"Keluarga aku. Beberapa bulan belakangan keluarga aku ternyata rencanain perjodohan aku sama Thania. Cuma pernikahan bisnis sebenernya. Papa mau aku nikahin Thania karena dengan begitu perusahaan mereka bisa saling menguntungkan. Katanya sih cuma 2 tahun. Setelah kerja sama mereka selesai, aku bisa cerai-in Thania."

Mendengarnya, Sephora jadi menghela napas. Posisi Jafka sama dengan dirinya dulu yaitu di jodohkan. Bedanya, pernikahan Jafka merupakan pernikahan bisnis yang terikat kontrak. Memang kejam sekali terdengarnya. Entah apa yang ada di pikiran para orang tua di luar sana seperti orang tua Jafka; yang rela mengorbankan kehidupan anaknya hanya untuk bisnis. Masih mending jika calonnya baik. Tapi ini, Thania? Perempuan itu bahkan— ah sudahlah.

"Ngomong-ngomong," Suara Sagion terdengar lagi. "Apa nama perusahaan orang tua kamu?"

"Haf Industries. Hampir berdiri di bidang yang sama seperti Liam's Group."

DID WE MAKE IT : ?Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ