[ 15 ] Sushi

215 47 47
                                    

ini playlist yang aku denger kalo lagi nulis sama baca cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ini playlist yang aku denger kalo lagi nulis sama baca cerita ini. bisa cari di spotify!












Bunyi derit pintu yang dibuka secara kasar itu tidak sedikitpun mengusik ketenangan wanita yang tengah menyilangkan kakinya; duduk pada sofa tunggal dengan ekspresi begitu tenang. Leda namanya, Nenek Sagion yang kerap dipanggil Eyang oleh para anak dan cucunya. Tanpa ada pemberitahuan diawal, sekarang ia sudah berada di ruang kerja cucu kesayangannya.

Pagi ini Leda membuat suasana pagi hari di kantor berubah jadi mendebarkan. Bagaimana tidak? Sudah bukan desas-desus lagi jika setiap kali wanita ini datang berkunjung, maka sudah dipastikan akan ada banyak keluhan dan protes yang dilayangkannya pada para pegawai dengan alasan yang tidak masuk diakal.

"Apa-apaan ini, eyang?" Dari arah pintu Sagion berjalan menuju tempat dimana Leda duduk.

"Apanya yang apa-apaan? Datang-datang kok langsung marah-marah," kalimat itu dilontarkan dengan nada dingin.

"Harusnya eyang kasih tau dulu aku sebelum datang ke kantor. Apa eyang ngga tau gimana reaksi karyawan setiap kali eyang berkunjung?"

"Kenapa? Mereka tidak suka?"

"Itu karena eyang selalu bikin kacau pekerjaan mereka. Harusnya eyang percayain semuanya sama aku. Soal urusan para karyawan biar semuanya aku yang urus."

Teh panas yang masih mengepul-ngepul itu membuat Leda ingin menyesapnya walaupun sedikit. Lantas ia ambil cangkir bermotif floral dari tatakannya tersebut untuk ia kecap rasanya.

"Duduk, tidak sopan sekali kamu bicara pada eyang dengan posisi seperti ini, Ragaspati."

Ah, karena terlalu berapi-api sepertinya Sagion sampai melupakan tata krama-nya. Kemudian lelaki ini pun mendudukkan dirinya pada sofa yang tersisa karena beberapa saat sebelumnya hanya berdiri menjulang saja.

"Jika kamu khawatir eyang akan mengusik ketenangan orang-orang yang bekerja disini, maka kamu tenang saja, eyang tidak akan melakukannya. Eyang sudah terlalu tua untuk marah-marah bukan?" Ujarnya seraya terkekeh kecil.

Sagion pun menghela, lalu memalingkan wajahnya sejenak. "Mustahil eyang berkunjung tanpa ada tujuan. Pasti ada sesuatu yang lagi dicari tau kan?"

"Hm, apa kamu hanya datang sendiri?"

"Kenapa?"

"Sebab itu tujuan eyang ada disini."

Detik itu juga Sagion tersadar jika kalimat Eyang  memiliki makna lain yang menjurus pada hal lain pula. Bukan perihal pekerjaan ataupun para karyawannya.

"Kamu membawanya bukan?" Leda berujar lagi setelah melihat reaksi cucunya yang malah bergeming, "Sephora, dia ada bersamamu? Atau jangan-jangan kamu malah menyuruhnya pulang?"

"Hm, aku emang nyuruh dia pulang tapi sayangnya dia ngga mau. Dia bilang dia harus ketemu eyang karena udah ada janji,"

"Memang begitu kenyataannya."

DID WE MAKE IT : ?Where stories live. Discover now