[ 8 ] Salad

188 45 39
                                    

Perempuan itu menaruh semangkuk salad sayur dengan isian daun selada, mentimun, wortel, paprika, dan tomat cherry yang telah di lumuri saus mayones. Apron berwarna birunya masih menempel di tubuh, saat ia ikut duduk bersama si pemilik rumah pada meja makan yang sama.

"Gue tau skill masak lo emang lebih jago, tapi seengganya sekali dalam seumur hidup lo harus nyicipin masakan gue ini"

Mau bagimana pun Irina harus memaksa Sephora setidaknya sedikit untuk makan, berhubung dua hari setelah kepulangannya dari rumah sakit, perempuan itu kehilangan selera makannya.

"Cheers?" Ia menyodorkan gelas berisi air putih untuk mengajak Sephora bersulang.

"Cheers."

Ting! Gelas mereka pun saling membentur satu sama lain. Jujur saja, kehadiran Irina yang datang tanpa di undang ini memang sangat membantunya.

"Sekarang ayo makan" Irina bahkan datang hanya untuk memastikan temannya ini sudah makan makanan yang terpenuhi gizinya.

"Iya ini gue makan," suapan pertamanya begitu lesu, "thanks, ya. Padahal lo juga pasti lagi sibuk kan di rumah sakit?"

"Bagian malem kok, tenang aja," ia ikut menyicip masakannya, mengambil bagian paprika. "Enak, gak?"

"Euum... enak. Gak tau deh, lidah gue masih berasa hambar soalnya,"

"Ya ampun, banyakin minum air putih. Emang ya, dokter juga kalo lagi sakit suka ngeyel kan?"

Ia menyunggingkan senyumnya samar, "bener, bawaannya pengen males-malesan aja."

Suapan kedua, Sephora memilih daun selada berlumur mayones untuk di makannya.

"Oh ya, Ra. Gue mau tanya deh, emang keluarga Sagion ada yang lagi sakit?"

"Sakit?" Ia terdiam sesaat. Setahunya tidak ada. Jika pun Eyang atau yang lainnya, pasti grup chat keluarganya sudah ramai. "Enggak kok, emang kenapa?"

"Eh, serius lo?"

"Emang ada apa, Irina?"

Melihat reaksi Sephora yang malah ikut kebingungan, Irina jadi segan untuk melanjutkan kalimatnya. Takut-takut ada sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia katakan.

"Irina?" Perempuan ini kembali menegur.

"Anu.. Ra, masalahnya dua hari lalu gue ketemu Sagion di rumah sakit tempat gue kerja. Bahkan dia baru kunjungan di bangsal gue tugas,"

Irina adalah seorang perawat yang di tempatkan di bangsal neuropsikiatri. Neuropsikiatri sendiri merupakan penanganan yang berfokus pada kondisi neurologis dan gangguan kejiwaan, atau secara singkatnya, mengobati kondisi yang melibatkan kesehatan mental.

"Dia... ketemu siapa?"

"Eem, gimana ya. Gak apa-apa emang kalo gue bilang sama lo?"

"Bilang aja, gak apa-apa. Aman kok."

"Tiga hari yang lalu ada pasien pindahan dari ruang perawatan biasa ke bangsal neuropsikiatri. Katanya, pasien itu udah berulang kali ngelakuin percobaan bunuh diri. Dan ternyata yang jadi penanggung jawab atau wali dari pasien itu tuh, Sagion. Cuman itu yang gue bisa kasih tau, Ra. Lo tau sendiri sebagai tenaga medis kita juga gak bisa sembarangan kasih info pasien ke orang lain."

Walaupun ingin mengetahui lebih banyak namun akhirnya perempuan ini mengangguk. "Iya Irina, gue paham."

"Gue kira dia temen atau sodara Sagion yang gak punya keluarga, ternyata bukan?"

"Cewek itu emang orang terdekat Sagion," tanpa Irina memberitahu identitas pasien itu, ia sudah tau siapa orangnya.

"Sephora.. apa maksudnya?"

DID WE MAKE IT : ?Where stories live. Discover now