[ 17 ] Waffles

235 45 32
                                    

"Ayo, My Primrose"

Uluran tangan dari suaminya itu segera Sephora raih, untuk membantu dirinya keluar dari mobil setelah pintunya terbuka. Long dress hitam bertali satu yang dikenakannya rupanya membuat gerak-gerik tubuhnya jadi terbatas. Menyadari hal tersebut, Sagion pun menarik tangan istrinya untuk mengapit lengan kekarnya agar tidak khawatir dalam berjalan.

Pasangan ini kompak memakai busana hitam-hitam sesuai dari dresscode birthday party-nya, black and white. Kemeja hitam dan rambut yang disisir kebelakang membuat penampilan Sagion sangat manly. Sedangkan Sephora memilih menggulung rambutnya menjadi low bun dengan beberapa helai rambut yang di sisihkan di bagian samping.

Benar-benar terlihat serasi.

Mereka berjalan bersama memasuki hotel hingga akhirnya sampai pada sebuah ballroom. Menurut sedikit informasi yang Sephora dapatkan, Arjun atau sering disapa Jun ini merupakan pria yang menikahi putri dari seorang mentri keuangan.

"Siapa si namanya istrinya Jun?" Sephora bertanya begitu menginjakkan langkah pertama di ballroom super mewah ini.

"Bairen, kan tadi aku udah kasih tau, lupa?"

"Hmn, namanya asing jadi cepet lupa," jawabnya. "Aku aja sini yang bawa kadonya" lalu mengambil alih paper bag berisi kado dari tangan suaminya.

"Yaudah, kita cari yang punya acaranya dulu"

"Tunggu!"

Belum saja Sagion mengambil langkahnya, tapi perempuan ini langsung mencegah.

"Itu.. Bairen?" Sepasang netranya tertuju pada seorang perempuan terbalut gaun beige yang mengembung di bagian bawahnya, terlihat sangat mencolok.

Sagion pun mengangguk, "iya"

"Wuu.. she's so pretty"

Menjatuhkan atensinya, Sagion memandang sejenak wajah istrinya yang tengah terpukau akan kecantikan wanita yang malam ini sedang menjadi tokoh utama di acara ini.

"But you're pretty too, Sepho. You're the prettiest girl i've ever seen."

Mendengus, Sephora menggelengkan kepala. Ia tau belakangan ini Sagion memang sering sekali mengeluarkan kata-kata manisnya. "Ternyata jago gombal juga ya kamu?"

Ia mendecak, "jahat banget cuma dianggap gombalan. Denger ya, yang cantik emang banyak tapi yang menarik di mata aku cuma kamu."

Lantas Sephora lebih dulu memberi tanggapan melalui dua sudut bibirnya yang terangkat, sedikit tertawa barulah setelahnya ia berujar, "aku harus percaya jangan?"

"Harus."

"Oke."

Keduanya lalu sama-sama melanjutkan langkah sesuai dengan niat awal mereka. Di tengah-tengah ramainya suasana, Sephora hampir saja tersandung kakinya sendiri yang memakai high heels karena rupanya Sagion masih terus melancarkan aksi untuk menggoda istrinya. Ey, ini serius. Kalimat-kalimat Sagion ini bukan hanya sekedar gombalan kok.

"Wei, Ion!"

Seruan cukup nyaring itu membuat kedua orang yang bergandengan di iringi candaan jadi terhenti sesaat. Sagion menoleh ke belakang di ikuti Sephora selanjutnya sampai pandangan mereka menemukan seorang laki-laki bersama wanita juga dengan anak kecil perempuan.

Ah, itu adalah Kyu dan keluarga kecilnya.

"Oh, bro." Sagion bersalaman ala bapak-bapak dulu dengan sohibnya

"Akhirnya lo ngga dateng sendiri lagi ya kalo ada undangan acara gini. Udah ada gandengannya sekarang, congrats, congrats," ujarnya sembari menepuk-nepuk pundak Sagion.

DID WE MAKE IT : ?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora