[ 23 ] Hotchoco

208 37 38
                                    

"Hai, hari ini kita ketemu lagi, Natania."

Musim hujan sepertinya telah datang. Rintik kecil terasa mulai menyentuh kulit diiringi sapuan angin yang membawa hawa dingin saat perlahan langit semakin menggelap, mendung. Rumput hijau kecil nampak baru bermunculan mengelilingi area sekitar, menjadi satu-satunya tumbuhan segar diantara kelopak-kelopak bunga yang mulai melayu.

Sebuah buket mawar putih pun di simpannya di atas tanah lembab yang menggunduk tersebut; seakan menemani rerumputan yang jaraknya berjauhan itu serta menjadi pengganti bunga yang telah alum.

Sephora menekuk lututnya pada tanah, tepat di samping makam yang bertuliskan jelas nama Natania Karen. Perempuan ini lalu menunduk untuk mengusap sekilas nisan yang mulai basah akibat bulir-bulir air hujan.

"Maaf karena aku baru datang sekarang," perlahan ia merasakan kain pakaiannya yang mulai membasah. "Dan maaf juga karena Sagion belum datang ke sini. Maafin ya.. dia belum tau tentang kamu soalnya."

Masih teringat jelas dalam benak Sephora perihal kesan perkenalannya dengan Natania yang selalu tidak mengenakkan. Apalagi jika mengingat tentang pertemuan terakhir mereka saat di rumah sakit; ketika dengan tragis dan dramatisnya Natania ingin mencelakakan nyawanya sampai membuat Sephora cukup merasa trauma akan hal tersebut. Kendati demikian, semua kesan tidak mengenakan itu tak menjadi alasan perempuan ini untuk menyimpan dendam terhadapnya.

Tau sendiri watak dari anak tunggal ini bukan? Sephora tidak akan pernah melarut-larutkan masalah sampai membuat hatinya tertutupi dendam. Dengan siapapun itu.

"Kita emang ngga cukup dekat buat bicara banyak hal, tapi... mau gimana pun aku berdoa supaya kamu tenang di sana. Sekarang, kamu udah ngga ngerasain rasa sakit lagi kan?"

Tepatnya rasa sakit di hati karena ambisi yang bukan pada tempatnya, sehingga membuat Natania jadi bertekad melakukan apapun demi kebahagian yang ia raih secara instan.

Selama sampai di tempat ini, Sephora terus merasakan rintik kecil yang perlahan membesar menetes di tubuh terutama kepalanya. Gulungan angin rupanya mampu membawa air dari atas sana turun dengan cepat. Namun anehnya, kini ia tidak merasakan tetes demi tetes itu lagi.

Ya, tiba-tiba saja.

Sephora lantas sedikit memicingkan matanya pada air yang masih turun mengenai tanah di depan sana— hujannya sudah semakin deras tapi kenapa ia tidak merasakan tubuhnya semakin basah?

Penasaran, Sephora pun lalu mendongak. Dan benar saja! Betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang pria berperawakan jangkung ada di belakang tubuhnya dengan membawa payung yang di arahkan untuk melindungi dirinya dari basah.

"K-kamu...?"

"Akhirnya kita bertemu, Sephora."

Memfokuskan netranya, Sephora merasa jika ia tengah berada pada keadaan setengah sadar. Bagaimana tidak? Hei! Sejak kapan pria itu ada di tempat ini— lebih tepatnya ada di belakang dengan jarak yang dekat pula? Apa karena ia terlalu hanyut dalam suasana ditambah gemerisik dari hujan sehingga dirinya tidak sadar akan kehadiran si pria?

"Jangan terlalu takut, hm, ini saya, Nagugi."

Sephora tercekat dalam diam. Tunggu sebentar. Sebenarnya ia tau kok jika cepat atau lambat Nagugi itu pasti akan menghampirinya di sini karena menurut surat yang ia dapatkan, pria itu memintanya bertemu di tempat ini. Tapi dua hal yang membuatnya tergelonjak adalah; pertama, cara kedatangannya yang secara tiba-tiba, kedua, tentang proporsi tubuh yang terlampau tinggi!

Jika dibandingkan dengan Sagion, nampaknya tinggi badan Nagugi ini lebih tinggi lagi. Eiy, Sephora jadi merasa tengah berhadapan dengan giant.

Masih memegang gagang payung yang menaungi tubuh keduanya, netra Nagugi kini memperhatikan pakaian perempuan di hadapannya; yaitu berupa blus mocca polos dan celana jeans, yang keadaannya hampir basah merata. Ia mendekatkan lagi tubuhnya agar bagian belakang Sephora terlindungi. Namun hal itu rupanya malah membuat si perempuan nampak membelalak, membeku karena jarak mereka menjadi semakin dekat sekarang.

DID WE MAKE IT : ?حيث تعيش القصص. اكتشف الآن