4. Guilty Feeling

391 25 4
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

4. Guilty Feeling

Seorang lelaki memasuki sebuah mansion dengan raut wajah murung. Ia disambut oleh lelaki lain yang lebih dewasa dengan luka dan penutup mata sebagai ciri khasnya.

"Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja? Wajah Anda terlihat pucat. Saya khawatir Anda tadi pergi sendirian," ucap pria bermata satu itu kepada tuan mudanya yang selalu ia jaga.

"Aku baik-baik saja," jawab si tuan muda dengan suara serak. Padahal siapa pun yang melihatnya, sudah bisa menebak bahwa lelaki itu terlihat tidak baik-baik saja.

"A-Aku hanya ... merindukan dia. Tadi siang tanpa sengaja aku bertemu dengannya, Redd. Aku ceroboh." Lelaki itu berhenti melangkah lalu membalikkan badan dan menunjukkan raut wajah sedihnya.

Pria bernama Redd itu hanya bisa tertunduk dan ikut bersedih. Sebenarnya ia sudah menduga kesedihan tuan mudanya pasti bersumber dan tidak akan jauh dari perempuan itu.

Redd jadi khawatir melihat tuan mudanya seperti anak kecil yang sedih, gelisah, dan cemas karena tersesat di suatu tempat. Tapi tidak salah juga karena tuan mudanya memang sedang kehilangan tujuan hidup.

"Tuan Allen."

"Ya?"

Redd bernapas lega karena alasan tertentu. Ia senang tuannya mengaku sebagai Allen.

"Salah satu teman Anda saat high school tadi ada yang bertamu."

Lelaki bernama Allen itu mengepalkan tangan karena gelisah di setiap mendengar sesuatu mengenai masa high school-nya.

"Siapa?"

"Namanya Roan."

Deg.

Redd semakin khawatir melihat tuan mudanya yang pucat tapi bingung.

"L-Lalu?"

"Dia mengundang Anda ke sebuah acara." Redd menyodorkan sebuah kartu undangan kepada Allen.

"Buang saja."

"Tapi ini adalah undangan—"

"Pertunangan? Pernikahan?" tebak Allen karena biasanya beberapa teman masa sekolahnya selalu mengundang ke acara pertunangan atau pernikahan.

Redd menggeleng. "Ini undangan acara Reuni."

"Reuni?"

"Sepertinya teman-teman Anda mengadakan acara reuni sekolah. Silakan Anda baca dulu sebelum memutuskan datang atau tidak."

Allen memandang kartu undangan itu dengan sangsi, tapi pada akhirnya ia ambil juga.

"Sepertinya Anda tidak perlu datang, Tuan Muda," ucap Redd melihat raut wajah tuan mudanya yang menyedihkan.

Prison [On going]Where stories live. Discover now