17. Aarash

156 13 0
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

17. Aarash

Tring tring!

"Ngh ...." Dengan mata yang masih tertutup, seorang lelaki  seketika meraba-raba nakas di mana ponselnya tersimpan.

Setelah mendapatkan ponselnya, ia mematikan alarm yang mengingatkan untuk segera bersiap pergi ke konser musik.

"Mau ke mana?" tanya seorang perempuan sambil menarik ujung kaosnya.

Lelaki dengan kilat mata yang berbeda baru ingat bahwa sedari tadi ia tidak tidur sendirian di kamar.

"Konser musik," jawabnya sesuai jadwal yang tertera di alarm.

Perempuan itu menghela napas karena Asher—atau lebih tepatnya sekarang adalah Aarash—masih sering bermain-main di luar sana.

"Aku ikut, ya."

"Tidak boleh."

"Kenapa?"

Tentu saja tidak ada tiket bagi perempuan itu. Namun bukan itu jawabannya yang sebenarnya bagi Aarash.

Aarash—yang lebih sering mengaku sebagai Allen—hanya menggeleng karena tidak mau menjelaskan apa-apa. Tidak boleh, ya tidak boleh.

"Allen, kapan kau tidak bersikap dewasa?"

"Maksudmu?" Wajah lelaki itu sudah terlihat tidak ramah.

"Di usia yang sudah dewasa, kau justru masih asyik bermain dan kuliah. Kita sebentar lagi akan menikah, sayang. Memangnya kau bisa menghidupi keluarga kecil kita jika terus-terusan seperti ini?"

"Tinggal kau cari saja lelaki lain jika kau keberatan akan sikapku."

"Tapi aku hanya menginginkanmu."

"Kalau begitu diam dan terima saja kekuranganku," ucap Aarash dengan tatapan tajam. Ia tak habis pikir ayahnya menjodohkannya dengan perempuan merepotkan seperti ini.

Perempuan bernama Harriet ini katanya perempuan bernilai. Bahkan karirnya sudah gemilang di usia muda. Tidak lupa dari kecil selalu meraih prestasi sebanyak mungkin. Namun, ternyata perempuan ber-value ini bodoh dalam hal percintaan.

Aarash jadi geregetan sendiri dan ingin membeberkan ketololan Harriet pada publik yang selalu mengagumi Harriet dan keluarga.

"Kita tidak bisa putus. Orang tua kita akan marah."

"Aku tidak peduli pada mereka."

Harriet yang mendengarnya merasa sakit hati dan sedih. Ia kira mendapatkan hati Allen akan sangat mudah jika dirinya sudah sukses dengan latar belakang keluarganya yang terpandang.

Prison [On going]Where stories live. Discover now