10. Cruel

188 17 2
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

10. Cruel

Blam!

Mendengar suara pintu mobil tertutup disusul suara orang duduk, Zoia membuka matanya secara perlahan lalu melirik ke arah Allen yang sedang duduk tenang di sampingnya sambil menghidupkan mesin mobil. Berarti benar bahwa lelaki itu mengetahui keberadaanya.

Sebenarnya, Allen sudah tahu ada seseorang yang memasuki mobilnya dari suara kaki yang berlari dan napas memburu yang tiba-tiba berhenti tak jauh darinya yang saat itu sedang berjongkok di depan mobil. Saat menutup mobil, ia bisa melihat seseorang duduk di bangku samping kemudi, namun ia tak begitu tertarik untuk berinteraksi. Anggap saja ia sedang menyelamatkan seorang perempuan dari kejaran dua orang preman yang saat itu ia butuhkan bantuannya.

"A-Allen, maafkan aku—" Ucapan Zoia berhenti ketika mendapati Allen memalingkan wajah ke arahnya dengan raut penuh ketidakramahan dan keterkejutan.

Ya, Allen memang tahu ada seorang memasuki mobilnya tanpa izin, tapi ia tidak tahu pelakunya adalah Zoia—mantan kekasihnya yang sangat ia benci.

"Keluar."

"Tapi ...." Zoia celingukan mencari keberadaan preman tadi. "Aku takut bertemu dengan dua orang tadi?"

"Lalu, apa urusannya denganku?"

Zoia melotot tidak percaya ke arah Allen yang saat ini sedang menyipitkan matanya.

"Aku mohon biarkan aku sembunyi di sini sebentar. Atau kau bisa antarkan aku ke ujung jalan itu," tunjuk Zoia arah ujung jalan beberapa meter di depan. Perempuan itu tidak sadar pada Allen yang matanya sudah berkedut kesal mendengar ucapan Zoia seakan memerintahnya.

"Turun!" Kali ini Allen menaikkan intonasi suaranya membuat Zoia berjengit kaget. "Aku tidak peduli kau diperkosa atau dibunuh oleh dua orang tadi. Itu bukan urusanku."

Kejam.

Tenggorokan Zoia terasa sangat sakit karena mati-matian berusaha menahan tangis.

"Lagipula tidak ada untungnya aku menyelamatkanmu. Coba sebutkan apa keuntungannya?" tantang Allen dengan mata yang melotot tajam. Dengan bantuan cahaya bulan dan lampu jalan, Zoia bisa melihat pupil mata Allen yang mengecil dan membesar di antara iris berwarna hijau tua—warna mata yang jarang dimiliki oleh orang lain namun Zoia bisa melihatnya hanya di mata mantan kekasihnya. Ia tidak menyangka bahwa mata indah itu akan menatapnya penuh kekecewaan dan kebencian sementara dulu menatapnya penuh cinta dan kelembutan.

Tes.

Air mata Zoia seketika terjatuh ketika mendengar ucapan Allen yang menyayat hati. Padahal ia sudah percaya diri bahwa Allen sudah memaafkannya dilihat dari pertemuan terakhir mereka di rumah sakit. Tatapan Allen di rumah sakit seperti tatapan Allen ketika mereka masih memiliki hubungan.

Prison [On going]Where stories live. Discover now