19. Roan's Secret

151 11 1
                                    

Guys, kemarin aku gak update karena ketiduran. pokoknya, kalo aku gak up sesuai jadwal, itu artinya aku ketiduran 😁

 pokoknya, kalo aku gak up sesuai jadwal, itu artinya aku ketiduran 😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

19. Roan's Secret

"Jawab aku. Kenapa kau menangis?" desak Roan kepada Zoia dengan tatapan tajamnya.

"A-Aku—"

"Kau menangisi lelaki yang mirip mantan kekasihmu, atau menangisi hubungan kita yang sedang renggang?"

Bukannya menjawab cepat bahwa dirinya menangisi hubungan yang renggang, Zoia malah diam karena tidak sanggup mengatakan kebohongan.

"Jawab!" bentak Roan sambil terus melangkah maju membuat Zoia terhimpit di dinding.

"Mundur sedikit." Zoia berusaha mendorong dada Roan namun lelaki itu memaku diri.

"Sepertinya aku tahu jawabanmu. Dengan menjawab lama pun aku sudah tahu bahwa kau menangisi pertemuanmu dengan lelaki itu."

"..."

"Kau tahu kenapa aku dari dulu tidak mau berkunjung atau sekedar mengantarmu ke tempat kumuh ini?" tanya Roan sambil mencengkram rahang Zoia agar menatapnya. "Karena tempat kumuh ini menyimpan banyak kenangan mantan kekasihmu itu! Aku tahu itu!"

"Dan dengan adanya kau di sini, itu membuktikan bahwa kau sedang bernostalgia akan Allen setelah bertemu dengan lelaki yang dimaksud teman-temanmu adalah Loen."

Zoia hanya bisa menangis. Tidak bisa membantah—atau lebih tepatnya tidak mau membantah karena semua ucapan kekasihnya itu memang benar.

"Aku kira kau mencintaiku, Zoia."

"Aku mencintaimu!" jawab Zoia dengan cepat.

"Cinta seperti apa yang selalu membuat pasangannya kecewa. Kau masih terbayang-bayang masa lalu. Aku kira kau sudah selesai dengan masa lalumu, ternyata belum."

Zoia menggeleng, mencoba meyakinkan bahwa dirinya sudah tidak memiliki perasaan—lebih tepatnya tidak memiliki harapan kembali bersama Allen. Tidak lama, ia memekik ketika tangannya ditarik dan tubuhnya didorong kasar ke atas kasur. Ia ketakutan melihat wajah Roan yang menunjukkan emosi negatif. Ditambah lelaki itu sekarang sedang membuka kancing kemejanya satu-persatu membuat Zoia paham apa yang diinginkan Roan.

"Jangan di sini!"

"Jangan lakukan di ranjang ibuku, hiks."

"Jangan nodai ranjang rumah ini dengan perbuatan dosa kita ...."

"Aku juga ingin membuat kenang-kenangan di rumah ini, Zoia." Roan menyeringai. "Aku ingin membuat kenangan yang membuat kau tidak mau lagi datang kemari."

Prison [On going]Where stories live. Discover now