40 - Memori Yang Hilang (2)

26.9K 1.9K 214
                                    

Janji suci yang keduanya ikrarkan di saksikan semua orang yang hadir sebagai tamu juga keluarga yang mendampingi, Rene dan Lucas saling pandang dengan sorot lembut juga penuh cinta bersamaan dengan bibir keduanya yang perlahan bertemu. Lucas hanya mengecupnya sekilas lalu beralih mengecup keningnya yang di sambut riuh tepuk tangan.

Kali ini, Rene benar-benar merasakan posisi sebagai pengantin. Rene menikmati indahnya memori yang sempat hilang, apalagi Rene juga bisa melihat wajah Mamanya dan Mama mertuanya. "Nak, Mama sangat bahagia atas pernikahan kalian. Mama berharap, semoga kalian segera di karuniai seorang anak." Mama Louisa mengecup kening Rene seakan mengecup kening putrinya sendiri.

Mama Louisa berbisik, "Mama sangat menyayangimu. Mama akan selalu berdoa pada Tuhan agar memberikan kesempatan ribuan kali untuk dirimu terus bahagia," Mama mertua yang sangat menyayanginya kenapa harus pergi begitu cepat? Pergi di saat Rene berpindah dimensi. Rene ingin berpuas-puas memeluk Mama mertua mumpung ada kesempatan tapi dirinya sedang menjadi pengamat sebuah memori yang tidak memiliki kuasa untuk mengendalikan diri sendiri.

Mama Louisa beralih mendekat ke arah putranya, Mama menepuk pelan pipi Lucas. "Kau pasti tahu, Mama sangat menyayangimu melebihi apa pun yang ada di dunia ini. Kamu adalah hidup dan dunianya Mama, Mama siap mempertaruhkan segalanya untukmu."

Dan Mama mertua adalah Rene sebagai Ibu dari Ezekiel, Rene rela melakukan apa pun untuk kebahagiaan putranya dan ternyata, Mama Louisa juga melakukan hal yang sama untuk kebahagiaan putranya. "Kamu dan Gio adalah kebahagiaan Mama, kalian bahagia maka Mama akan sangat bahagia juga." Rene baru kali ini melihat tatapan sayang dari Lucas yang sangat berbeda dengan yang biasa pria itu perlihatkan padanya.

Lebih tepatnya, sorot mata Lucas saat ini pada Ibunya, persis seperti saat Ezekiel menatap Rene. "Mama jangan khawatirkan apa pun, aku sangat bahagia menjadi anak Mama. Mama juga harus bahagia, katakan padaku jika Mama merasa keberatan tentang sesuatu, oke Mama?"

"Oke, sayang." Mama mengecup pipi putranya begitu lama, seakan memiliki firasat jika tidak ada kecupan kedua di pipi putranya yang akan dia berikan.

Dor.

Rene terkejut, saat suara tembakan terdengar bersamaan riuh tamu yang berlarian ke sana ke mari untuk melindungi diri masing-masing. Papa Harry dan Mama Irana dengan sigap memeluk Rene, begitu pun dengan Mama Louisa yang memeluk Lucas dan di belakang Mama Louisa, ada Papa dari Lucas yang siaga melindungi keduanya. "Kalian pergi ke belakang altar, Papa yang akan mengamankan tempat ini."

Lucas menggeleng tegas tapi Mama sudah lebih dulu menarik tangannya pergi, tepat ketika keduanya hampir memasuki pintu, sebuah peluru yang mengarah pada jantung Lucas, di lindungi Mama yang memeluknya .... Mama yang tertembak tepat di jantungnya, "Mama!"

Tubuh Rene melemas, dia hampir jatuh jika Papa Harry dan Mama Irana tidak sigap menahannya. Terutama Lucas yang ikut terduduk dengan Mama Louisa yang terbaring sembari dirinya peluk erat. "Mama bangun! Mama!"

Di tengah senyum yang seindah bintang di malam hari, Mama Louisa menyentuh rahang tegas putranya. "Apa pun yang terjadi di masa depan, anak Mama ini tidak boleh menyakiti menantu Mama. Buktikan ya, Nak? Jika Lucas menyakiti Irene, Lucas juga menyakiti Mama. Jangan ya, sayang? Jadikan Irene sebagai satu-satunya wanita dalam hidup Lucas setelah ini, setelah Mama."

"No! Mama harus buka mata!"

Mama menggeleng, "Mama sudah siap di gantikan oleh menantu Mama sebagai wanita spesial dalam hidupmu. Irene harus menjadi satu-satunya wanita spesial dalam hidup Lucas, iya, Nak? Jangan sakiti istrimu, apa pun yang terjadi. Mama percaya, anak Mama ini bukan pria brengsek. Mama menyayangimu, menantu Mama, dan calon cucu Mama kelak. Mama menyayangi kalian semua,"

Bolehkah Rene mengoreksi ucapannya yang sebelumnya sebagai pengamat? Jika begini, Rene lebih rela memori yang hilang tetap hilang saja. Rene bahkan rela dengan lapang dada jika memori yang hilang benar-benar hilang permanen, Rene tidak akan mencari tahu apa yang terjadi pada yang telah hilang. Rene .... Rene tidak tahu, kalau di balik keindahan ada kehancuran dan kerapuhan yang Lucas hadapi seorang diri.

Rene tidak tahu, Lucas yang sangat mencintainya ternyata begitu hancur saat di tinggalkan cinta pertamanya. Pantas, pantas Lucas lebih rela mati untuknya dari pada melihat dirinya mati lebih dulu. Lucas, ucapanku sebelumnya harus kita tepati. Kita harus pergi bersama, jangan ada yang mendahulukan. Jika bisa meminta, aku ingin, kita pergi bersama, bertiga. Kau, aku, dan anak kita.

"Mama ...."

"Buktikan ya, Nak? Irene istrimu, satu-satunya wanita yang pantas mendapat cinta dan perhatian dari dirimu, meski akan banyak badai yang datang, hadapi dengan kepala dingin. Jangan sekali pun, kau meninggikan suaramu di depannya."

Setelah itu, Mama memejamkan matanya untuk selamanya. Lucas, kehilangan cinta pertamanya.

***

Dalam memori yang hanya menyisipkan memori penting, beralih dengan cepat ke peristiwa selanjutnya. Rene melihat, dirinya yang mematut diri di depan sebuah cermin besar. Ada benda persegi panjang di tangannya yang menunjukkan .... Dua garis merah.

Ini awal kehamilan dirinya, awal Irene Jossi mengandung Ezekiel.

Rasa sayang dirinya ternyata tertanam sejak tahu jika dirinya hamil, ini bukan suatu masalah karena dirinya tidak pernah menaruh kebencian akan kehadiran Ezekiel di rahimnya. Bahkan, dengan wajah yang berbinar bahagia, Rene pergi mengunjungi perusahaan suaminya. Rene menemuinya yang di sambut begitu hangat.

Jadi ini, alasan kenapa Lucas selalu mencintainya.

Lucas pernah kehilangan cinta pertamanya, Ibunya. Maka Lucas tidak ingin kehilangan cinta keduanya di antara penyesalan, dia menjadikan Rene ratu dalam hidupnya, sesuai seperti apa yang mendiang Mama Louisa katakan di akhir hayatnya sebelum pergi sangat jauh. "Lucas!"

"Sayangku," Rene dengan manja duduk menyamping di pangkuan Lucas. Ternyata dulu, Lucas senang dengan rahangnya yang berbulu. Rene juga agaknya senang mengusap rahang tegas Lucas, semua itu terbukti saat ini. "Kenapa, sayang? Sesuatu terjadi? Kau ingin makan makanan lain? Atau koki di rumah semuanya bekerja dengan tidak becus? Haruskah kita mencari koki baru?"

Lucas yang posesif ternyata sudah ada sejak awal mereka menikah, bahkan sebelum mereka menikah. "Aku ingin memberi kabar sesuatu yang sangat mendebarkan!"

"Apa itu, sayang?"

Rene tersenyum seakan memberi misteri untuk Lucas, "Aku .... Hamil!"

"Sayang? Kau .... Kau hamil?"

"Iya! Aku hamil, hamil anak kita."

"Ya Tuhan, terima kasih!" Lucas berkali-kali mengecup kening Rene, turun mengecup bibirnya lalu mengangkat pinggang Rene hingga duduk di atas meja. Lucas pun mengecup perut rata istrinya begitu lembut dan lama, "Anak Papa. Baik-baik di dalam sana ya, sayang."

Rene meniru suara anak kecil, "Baik Papa!"

***

Manis banget kelurga satu ini ....

YOK 200 KOMENTAR UNTUK SELANJUTNYA!!!

Buat yang tanya kenapa cerita Menjadi Selingkuhan Sang Mafia ga di up di Wattpad, karena aku mau cari suasana baru yang terikat. Jadi jangan lupa di baca yaaa!!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Where stories live. Discover now