58 - Tiga Minggu

24.7K 1.9K 558
                                    

"Bagaimana ini? Bagaimana jika Nona tahu jika kita gagal menculiknya?"

Ketiga pria berbadan besar itu tampak cemas memikirkan hukuman apa yang akan mereka dapatkan karena gagal menjalankan tugas dari salah seorang wanita yang menginginkan kehancuran Rene. Dia tidak menyukai Rene sejak awal, sebab mendapat bocoran, bahwa karyanya yang di filmkan tidak murni karena memang bagus.

Tapi ada tangan lain yang menyokong, membuat karya yang menurutnya tidak seberapa itu, di filmkan. Bahkan melakukan syuting di Birmingham, "Kau katakan saja sejujurnya. Tidak lama lagi, Nona pasti akan menanyakan kita."

"Lalu aku─"

"Kalian melakukannya dengan benar kan?"

Ketiga pria berbadan besar itu berbalik badan, mereka menatap seorang wanita yang sejak tadi mereka bicarakan. "Nona, maafkan kami."

"Apa maksud kalian?!"

"Kami gagal menculik Nona Irene Jossi,"

"Sial! Kalian ini memang tidak berguna!"

Wanita itu mengepalkan tangannya dengan erat, dia iri dengan kesuksesan Rene di dunia kepenulisan bahkan berhasil menerbitkan semua karya tulisnya menjadi buku dan sekarang, ada begitu banyak bukunya yang di jadikan film. Tiap kesuksesan, memang selalu saja ada gelombang yang ingin menghancurkan.

Dia meninggalkan tempat anak buahnya dengan amarah menggebu karena gagal menghancurkan Rene dengan cara menculiknya.

Sementara itu di rumah sakit, Rene menatap Dokter Kath yang tidak kunjung dia izinkan keluar ruangan pemeriksaan untuk menemui yang di depan, yang katanya wali dirinya. Rene terus menahan Dokter Kath, dia bingung sendiri. "Dok, tolong jangan katakan pada siapa pun kalau saya ini sedang hamil. Akan sangat berbahaya jika─"

Tunggu! Ini dimensi pertama, tidak akan ada yang mengancam nyawanya, untuk apa dirinya takut? Iya juga, dia pun tersenyum. "Anda boleh keluar, Dok. Dan katakan pada siapa pun yang mengantar saya, jika saya sehat!"

Dokter Kath tersenyum, "Baik. Saya ke depan dulu,"

Berarti benar, Kath kembali ke dunianya tapi melupakan memori di dimensi kedua. Sepertinya hanya Rene yang mendapatkan sesuatu yang spesial, karena sudah kembali, tapi tetap mengingat memorinya yang ada di dimensi kedua. Semua ini berkat Duton, berkat pengorbanan Duton akan hidupnya.

Di luar, Dokter Kath menghampiri Lucas yang semula duduk dan langsung berdiri. "Kath! Bagaimana dengan wanita itu?" Lucas masih malu untuk menyebut nama Rene, jadi dia lebih senang menyebut wanita itu dari pada wanitaku.

"Luc! Apa yang kau lakukan padanya?!"

Lucas meneguk ludahnya dengan susah payah, dia juga perlahan berjalan mundur saat Dokter Kath melangkah maju dengan tatapan mengerikan. "A-apa?"

"Dia hamil! Kau apakan dia?!"

Deg.

"Hamil?" Lucas membeo dengan pandangan lurus. "Dia hamil? Anakku?"

"Ya anak siapa lagi? Kau yang menghamilinya atau siapa?"

"Y-ya, hanya aku yang menghamilinya."

"Ya berarti itu anakmu, dasar pria bodoh!"

Kath melepas sepatunya, dia memukul lengan Lucas dengan menggebu-gebu, membuat pria itu berlari untuk menghindar. "Akh! Stop, Kath! Kau melukaiku!"

"Biar! Biar kau merasakan semuanya! Dasar pria bodoh! Idiot!"

Lucas menahan tangan Kath yang akan kembali memukulnya, "Stop, Kath. Apa kau tega melihat keponakanmu tidak memiliki Ayah sepertiku?"

"Cih! Aku menyesal terlahir dari rahim yang sama denganmu,"

Tanpa Rene tahu, di dimensi pertama. Kath hadir bukan sebagai Ibu pengasuh untuk Ezekiel tapi sebagai Adik dari Lucas, "Katakan sana pada Mama. Kau akan langsung di tendang dari rumah!"

"Mana mungkin Mama tega? Yang ada, kau yang akan Mama tendang dan coret dari kartu keluarga karena sudah menghamili wanita lain! Dasar pria mesum! Bodoh! Idiot!"

Kath pergi dengan dongkol, bahkan tidak memakai sepatunya kembali, dia berjalan cepat sembari menenteng satu sepatunya. Sedangkan Lucas, pria itu tiba-tiba merasa lemas dan berpegangan pada dinding. "Hamil? Dia hamil anakku? Astaga, apa yang sudah aku lakukan?"

"Tentu saja menyumbangkan sperma Anda,"

"Diam, Ben!"

Asisten Ben terkekeh pelan, jika di dimensi kedua, asisten Ben sangat kaku dan begitu formal pada Lucas. Maka di dimensi pertama, keduanya lebih sering bercanda. Asisten Ben juga di dimensi pertama, menjadi sahabat Lucas sejak keduanya bertemu untuk pertama kali di kelas 2 sekolah dasar sampai sekarang, asisten Ben mengabdikan diri menjadi orang kepercayaan Lucas.

"Sekarang, lebih baik Anda temui Nona Jossi. Katakan, jika Anda akan menikahinya lalu jangan lupa jelaskan semua kronologi kenapa Nona Jossi bisa hamil pada Nyonya Louisa."

"Maksudmu, aku harus menjelaskan bagaimana kronologi aku bercinta dengannya sampai spermaku, aku sumbangkan ke rahimnya?"

"Bukan begitu juga, maksudnya, jelaskan bagaimana proses pertemuan kalian."

Lucas berpikir, "Mama pasti syok jika melihat wajahnya."

"Itu sudah pasti, kau akan di anggap membangkitkan istrimu dari kematian lalu menghamilinya."

Lucas melepas jasnya dan melempar dengan kesal ke arah asisten Ben yang tertawa sambil berlari untuk menghindar. Hari ini, semua orang tampak sangat menyebalkan di matanya. Lucas mengatur napas dan keberanian, untuk melangkah menemui Rene di ruangannya. Pria itu sudah siap untuk menjadi samsak selanjutnya atas apa yang sudah dia berbuat.

Di dalam ruangannya, Rene menatap ke arah samping di mana ada jendela di sana. Rene tidak menyangka, jika dulu di dimensi kedua, dirinya dan Lucas yang begitu berusaha keras untuk memiliki anak kedua tapi tidak kunjung di berikan dan di sini, tanpa usaha juga tanpa rencana ingin memiliki anak, dirinya malah hamil. Rene mengusap keningnya yang tiba-tiba pusing.

"Astaga, apa yang sudah aku lewatkan?"

"Nona Jossi?"

Rene menoleh, rasanya aneh saat Lucas memanggilnya dengan nama itu. Dia pun tersenyum tipis, "Ya."

"Kau hamil,"

"Hm, aku yang hamil, bukan dirimu."

Lucas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Ayo menikah."

Menikah? Mengajak nikah kenapa seperti mengajak membeli permen di warung? Rene menatapnya lurus, menatap pada Lucas yang berdiri di dekatnya. "Jika menikah hanya untuk tanggung jawab, aku rasa tidak perlu. Aku tidak butuh pernikahan tanpa cinta," dirinya mungkin mencintai Lucas tapi di dimensi pertama, Lucas saja tidak mengenal dirinya, mana mungkin pria itu bisa mencintainya?

"Kau hamil, Nona Jossi. Hamil anakku, aku harus menikahimu."

"Aku bukan wanita seperti di novel, aku akan membiarkanmu bertemu dengan anak kita. Aku tidak akan melarang atau membatasi, kau juga boleh datang kapan pun untuk bermain dengan anak kita. Jangan khawatir," Rene hanya tidak ingin berperan seperti memaksakan kehendak.

"Kalau begitu, biarkan aku mendekatimu. Jika pada akhirnya kau dan aku sama-sama jatuh cinta, menikahlah denganku."

Lucasnya, Lucasnya tetap sama. Sama-sama manis dan begitu lembut memperlakukan dirinya, Rene mengalihkan sejenak pandangannya sebelum akhirnya mengangguk. Tidak ada salahnya untuk mereka melakukan pendekatan kembali, meski di dimensi lain, keduanya adalah sepasang suami istri yang saling mencintai namun berakhir tragis.

Semoga kali ini, keduanya juga anak-anaknya kelak, akan berakhir bahagia.

***

Kaget, cepet banget ya tembusnya.

Kalo gitu, biar agak lamaan aku up laginya ....

500 komentar yaa!

Tembusnya lusa aja, biar bisa istirahat akunya, HAHAHA

Bye!!

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Where stories live. Discover now