67 - Yang Di Sembunyikan

24K 1.9K 244
                                    

"Rene, apa yang kau bawa?"

Rene menatap tangannya sendiri, dia pun mendongak kembali ke arah Lucas. "Panah, memangnya kau tidak tahu panah? Apa kau belum pernah melihat panah?"

"Bukan, tapi kenapa kau membawanya?"

"Kenapa ya? Tidak apa-apa, aku menemukannya di jalan, jadi aku bawa pulang."

"Kau aneh,"

Rene mengangkat bahunya tak acuh, dia ingin berjalan melewati Lucas tapi mengurungkan. "Lucas, apa kau sudah melihat hasil tes DNA yang aku lakukan?"

Dia mengangguk, "Sudah."

Setelah itu, Rene tersenyum kecut. Dia tidak melihat kekecewaan di mata Lucas, lagian, untuk apa kecewa pada hasil yang sudah pasti? Dua dimensi yang berbeda, tidak akan mungkin mampu menghubungkan sesuatu hal yang sama untuk terjadi dua kali dalam kurun waktu singkat. Melewati Lucas yang terus memandangnya, Rene masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu.

Dia masuk ke dalam kamarnya, kamarnya yang berada di rumahnya tempat terakhir kali mengalami hal tak terduga. Dengan berdiri di balkon kamar, Rene menatap langit di atas sana yang mendung. "Aku terlalu menaruh banyak harapan pada hal yang tidak memungkinkan dan akhirnya, aku kecewa sendiri. Semua ini adalah salahku,"

Rene mengusap perutnya, kehamilannya bukan kesalahan tapi cara dirinya membuat janin itu hadir dan waktu hadirnya janin itu, terbilang tidak tepat. "Harusnya, kamu hadir saat takdir sudah bisa Mama kendalikan."

Sementara itu, di tempat lain, Mama Louisa tidak henti menatap lembar yang dirinya genggam dengan erat. Raut wajahnya tak terbaca, asisten Ben pun sampai tidak berani menyinggung Nyonya besarnya yang terlihat lebih menyeramkan dari yang biasanya selalu ramah. Apalagi, saat sang Nyonya besar menatap dirinya.

"Apa dia sudah tahu hasilnya?"

Asisten Ben mengangguk, "Mereka sudah tahu, Nyonya."

"Kalau begitu, cari tahu tentang kematian Irene tanpa putraku tahu. Selidiki semuanya dari awal, siapa yang sebenarnya mati dalam kecelakaan." Mama Louisa menghela napasnya kasar, "Mustahil ada dua orang yang begitu persis hidup di dunia ini tanpa memiliki hubungan darah."

"Nyonya, apa perlu saya menyelidiki keluarga Nyonya Irene?"

"Lakukan, cari tahu, apa mendiang Irene memiliki saudara kembar atau tidak."

"Baik, Nyonya."

***

"Ada apa?"

"Keamanan kediaman di retas, Tuan."

"Oleh?"

"Tuan Ben, asisten dari Tuan Lucas."

Pria baya itu mengangguk, "Jangan menghalangi. Sudah waktunya untuk mereka mengetahui apa yang selama ini aku sembunyikan,"

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?"

"Aku selalu baik-baik saja, kau kembali ke ruang keamanan, pantau sampai di mana mereka berhasil meretas informasi. Jika mereka mengalami kesulitan, buatlah semuanya menjadi mudah."

"Di mengerti, Tuan."

Pria baya itu duduk di kursi kebesarannya, dia memandang sebuah foto keluarga yang selalu menjadi vitamin penyemangatnya di dunia ini. "Sayang, anak-anak kita akan kembali berkumpul. Sudah terlalu lama aku menyembunyikan, bukankah sekarang waktunya, untuk menguak dan mengungkapkan?"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang