24

10.7K 1K 47
                                    

Follow dulu!! Vote nya juga kencengin biar snow semangat update nya. Kadang liat jumlah viewers sama vote bikin snow geleng-geleng. Banyak sekali silent readers nya 😮
.
Yang sudah baca sampai sini tapi belum pernah vote ayo vote dulu. Gratis loh 🙄 tinggal klik tanda bintang, tidak syulittt tuhhhh. Nanti snow tarik ngamok 😸 yukk vote sama komennya. Snow berusaha menyelesaikan book ini sampai tamat. Ayoooo apresiasi snow. nggak mahal-mahal tinggal vote sama komennya saja.
.
Big thanks banyak-banyak buat yang sudah vote karya snow dari awal chapter hingga kini!! Snow lope you semuanya muachhhh 😚
.
Yasudah Sampai sini saja basa basinya xixixixi

Awass typo!!!!













"Huwaaaa.... Zia tidak apa-apa? Alex terkejut sekali mendengar kabar penyerangan semalam.. hiks!" tangis Alex yang berada di pelukan Ziana

"Zia tidak apa-apa. Sudah sudah kak Alex jangan menangis lagi" bujuk Zia sambil mengelus-elus punggung Alex

"Kau ini, yang di serang kan Zia, kenapa malah kau yang menangis?" Ucap Samuel heran

"Kak Sam diam!! Alex sedang sedih memikirkan betapa ketakutannya Zia tadi malam hiks!" Ucap Alex sambil menatap tajam Samuel. Meskipun tetaap saja terlihat menggemaskan

"Tidak apa-apa. Zia tidak takut. Daddy menyembunyikan Zia di ruang bawah tanah, jadi Zia aman-aman saja" ucap Zia sambil membujuk Alex

"Adik benar-benar tidak apa-apa kan?" Ucap Jordan khawatir

"Tidak apa-apa. Kak Jordan tenang saja, Daddy kan hebat tentu saja bisa melindungi Zia" ucap Zia meyakinkan

"Apa dalangnya Sudah di temukan?" Tanya Aziel yang sedari tadi senantiasa menggenggam tangan kanan Ziana dan mengamati Ziana dengan teliti.

"Daddy tidak memberitahu. Katanya itu urusan orang dewasa" ucap Zia

"Hisss berani sekali orang-orang itu ingin mencelakai adik lagi" geram Samuel

Jordan dan Aziel menajamkan matanya dan merasa sangat marah, memikirkan nyawa adik mereka yang kembali terancam.

"Kakak akan rajin-rajin belajar beladiri agar bisa melindungi Zia nantinya. Zia tidak perlu takut, kakak akan selalu melindungi Zia!" ucap Aziel serius sambil menatap mata Zia

Zia tersenyum lembut, merasa tersentuh. Meskipun Aziel baru berusia 12th, namun Zia tahu, semua yang di ucapkan Aziel adalah kesungguhan.

"Yaaa... Zia percaya kakak bisa melindungi Zia" jawabnya

"Kakak juga. Kakak akan melindungi adik juga" ucap Jordan sambil menepuk dadanya dengan tatapan yang serius

"Kak Samuel juga akan rajin-rajin olahraga dan belajar beladiri. Supaya bisa melindungi Zia juga" ucap Samuel

"E-eum... Alex juga" lirih Alex yang masih berada di pelukan Ziana

"Yaaaaa... Tentu. Semua kakak Zia pasti akan menjadi orang-orang yang hebat dan mampu melindungi Zia. Sudah tidak usah sedih lagi. Musuh yang tadi malam sudah dibunuh semua oleh Daddy" ucap Zia

Ziana Second Life  Där berättelser lever. Upptäck nu