27

6.8K 793 49
                                    

Benar kata Daddynya. Jika seluruh rambut di wajah itu hilang  ia pasti akan menyukainya.

Siapa yang tidak akan menyukai wajah imut menggemaskan di hadapannya??

Oh tuhan!! Zia tidak kuat melihat wajah menggemaskan paman Justinnya. Apa benar pamannya itu berusia 30th? Tapi bagaimana bisa wajahnya sangat menggemaskan seperti itu.

Zia tidak tahan!! Benar!! Ini seperti Alex versi dewasa, imut dan menggemaskan. Huhu Zia tidak kuat melihat paman Justin yang sedari tadi tersenyum manis padanya.

Memakai sweater rajut tebal dengan celana hitam pendek membuat pamannya itu semakin menggemaskan. Huh jangan lupa anak domba di pelukannya yang juga turut terlihat modis itu.

"Peri kenapa bersembunyi?" Ucapnya sambil memiringkan kepalanya bingung.

Tuhan!! Zia semakin tidak kuat melihat keimutan pamannya. Huhu bawa Zia pergi bawa Zia pergi.

Zia hanya berharap semoga hidungnya tidak mimisan.

"Paman Justin sangat menggemaskan!!" ucapnya bersemangat.

Justin hanya tersenyum kuda mendengar itu.

Zia mendekati Justin dan mencubit kedua pipi menggemaskan pamannya. Huhuhu bagaimana bisa pipi itu begitu lembut dan kenyal. Seperti bayi. Padahal sebelumnya wajah itu di penuhi oleh kumis dan jenggot.

"Paman gemas sekali. Zia tidak kuat tau" ucapnya sambil menatap penuh binar wajah paman Justinnya.

"Begitu? Peri lebih gemas" ucapnya pada Zia.

Ya, Justin selalu memanggil Zia dengan sebutan peri, Zia pun tak masalah. Suka-suka pamannya saja.

Mereka asik bercanda bersama dan bercerita bersama. Banyak yang Justin ceritakan kepada Zia tentang petualangannya di dunia.

Zia juga sangat antusias mendengarnya. karna ia tak pernah pergi ke mana-mana selain Indonesia dan italy itupun seperti yang kalian semua tau, ia tak cukup memiliki pengalaman menjelajahi wilayah yang lainnya.

Bastian sedari tadi hanya mendengarkan percakapan kedua anak kecil beda usia itu.

Hingga suara di telinganya berbunyi. Membuat ia menginterupsi percakapan kedua orang di hadapannya.

"Nona, tuan Aziel berada di depan" ucapnya kepada Zia.

Zia sangat bersemangat mendengar itu, dan segera berlari menuju pintu depan bersama Bastian.

Justin tetap diam di sofa bersama white kesayangannya.

Ketika sampai di depan pintu senyum Zia luntur saat melihat penampilan Aziel. Wajah yang awalnya gembira berubah menjadi sendu saat melihat penampilan Aziel.

"A-apa yang terjadi kak Aziel. Bagaimana bisa seperti ini?" Tanyanya gemetar sambil menggapai kedua tangan kakaknya itu.

Aziel hanya menunduk tak menjawab pertanyaan Zia.

Penampilannnya saat ini jauh dari kata baik-baik saja. Tubuh penuh lebam dan luka, pakaiannya pun terlihat sangat berantakan, bahkan Aziel tak memakai sepatu sehingga kaki-kakinya terlihat banyak luka.

Zia segera memeluk Aziel dengan isakan tangisnya.

"Hiks hiks siapa yang melakukan ini kepada kakak. Siapa?? Katakan pada Zia" tangisnya

Mendengar isakan Zia membuat Aziel tak mampu lagi menahan semuanya. Ia juga turut menumpahkan tangisannya di pelukan Zia

"Hiks hiks huwaaa" tangis mereka di depan pintu mansion itu.

Ziana Second Life  Where stories live. Discover now