29

6.6K 679 26
                                    

Seminggu telah berlalu setelah kejadian yang tak mengenakan itu.

Sejak hari Aziel yang terlihat sangat rapuh, Zia mulai sangat memperhatikan Aziel.

Ia tau, bagaimana rasanya tumbuh tanpa kasih sayang orang tua.

Terutama seseorang yang disebut 'ibu'  namun sebegitunya membenci anak kandungnya hingga seperti itu, memikirkannya saja membuat Zia menangis karna tak tahan.

Baby ana yang asli juga memiliki kehidupan yang sangat menyedihkan karena terlantar di negara asing di usia dini. Hingga terpaksa bertahan hidup hingga usia 9th. Jika dipikirkan kembali, rasanya sangat menyakitkan kehidupan baby ana selama ini.

Bahkan ketika tubuh miliknya bisa bertemu orang tua aslinya pun, jiwanya telah pergi, dan di gantikan oleh Zia.

Terkadang, ketika sedang menyendiri, Zia akan merasa bersalah. Ia merasa, jika kehidupan ini tak adil pada baby ana. Kenapa dunia sangat tak adil pada baby ana? Sepanjang hidupnya ia hanya merasakan penderitaan di jalanan hingga ajal menjemput.

Bahkan ketika kehidupan nyaman itu hadir, jiwa asing sepertinyalah yang merasakan kenyamanan ini. Bukan baby ana.

Jika bisa, Zia ingin bertukar tempat dengan baby ana, meskipun mustahil. Namun setidaknya sehari saja. Hanya sehari, biarkan baby ana merasakan kasih sayang sosok Daddy yang mungkin telah pudar dari ingatan masa kecilnya.

Namun, seberapapun Zia berharap. Hal itu sangat tak mungkin. Baby ana pasti telah bahagia bersama Aleena di atas sana.

Ternyata bukan hanya baby ana yang memiliki masa kecil menyedihkan. Aziel pun tak beda jauh.

Setelah kejadian saat itu, Aziel mulai terbuka padanya dan papanya, Robert.

Ternyata sedari kecil anak itu telah banyak mendapatkan kekerasan. Terutama karna Robert yang jarang di rumah dan lebih mementingkan pekerjaan kantornya.

Aziel semakin terabaikan. Liliana yang setiap hari akan selalu menyiksa tubuh kecilnya, jika sedang merasa kesal.

Hal yang membuat ibunya kesal tak perlu di pertanyakan lagi. Tentu saja ketika melihat kehidupan Leonzio dan keluarga kecilnya bahagia, sudah mampu membuat ibunya itu bagaikan orang gila.

Perasaan iri dan dengkinya sudah sangat mendarah daging hingga berimbas ke anak kecil yang tak mengerti apapun seperti Aziel.

Bahkan untuk sekedar makan pun, Aziel tak mendapatkan makanan yang layak. Mendapatkan makanan sisa di dapur pun ia sudah merasa beruntung.

Hal itu berlanjut hingga usinya 5 tahun, melihat sang papa yang jarang dirumah. Semakin membuat seluruh maid bahkan bodyguard di mansionnya mengabaikan bahkan turut merendahkannya.

Selain diluar mansion, Aziel hampir tak pernah mendapat makanan yang layak di mansionnya sendiri, kecuali ketika sang papa berada di rumah. Itupun dapat di hitung jari perbulannya.

Karna Robert yang masih terpuruk pada rasa sakit hatinya, membuatnya lupa, jika ada anak yang memerlukan perhatian dan kasih sayangnya.

Mungkin, hanya Robert yang tak pernah menatap hina pada Aziel, bahkan tatapan kasih sayang itu ada untuk sang putra saat itu.

Namun Aziel kecil merasa, Sebagai anak ia tak ingin mengadukan semuanya pada sang papa. Aziel takut jika nantinya tatapan sang papa juga akan berubah seperti milik ibunya, yang menatap benci padanya, jika ia banyak mengeluh dan menjadi pengecut karna mengadu.

Tak heran Aziel kecil selalu memakai pakaian tertutup dimanapun itu, mereka semua kira, anak itu memang menyukai pakaian seperti itu.

Namun nyatanya, banyak bekas luka di sekujur tubuhnya yang tak bisa di hilangkan.

Ziana Second Life  Where stories live. Discover now