NB.02

8.3K 912 38
                                    


Author pov.

"Nona bos huh huh ma-"

"Yaak Lalisa kemana saja kamu, kita akan melakukan meeting dan kamu baru tiba? Mau saya potong gaji kamu hah?"

Lisa menahan nafas melihat wajah galak Jennie.

"Maaf nona bos, saya habis dari toilet" jelas Lisa tidak berani menatap Jennie.

"Dari toilet bisa sampai selama ini? Apa kamu tidur di sana eoh" tuding Jennie.

"Tidak nona bos saya hanya buang air besar, saya lagi diare dan itu yang membuat saya lama di toilet" kata Lisa dengan cepat.

"Alasan" Jennie memutar matanya lalu masuk kedalam ruangan meeting.

Lisa menghela nafas pelan, dia memegangi perutnya yang tampak sakit.

"Ssh sabar perut, mari kita selesaikan ini dengan cepat" gumam Lisa dan ikut masuk kedalam ruang meeting.

Memasuki ruangan Lisa langsung sigap mempresentasikan hasil diskusinya bersama Jennie.

Di tengah-tengah presentasi Lisa meremas perutnya dengan keringat mulai membanjiri pelipisnya.

"Ssh jangan sekarang please" batin Lisa menahan nafas.

Jennie menoleh kearahnya karena Lisa berhenti berbicara.

"Lalisa apa yang kamu lakukan" Jennie setengah berbisik menatap Lisa dengan tajam.

"N-nona bos.."

Brrot

Brrot

Brrrot

Seperti itulah suara kentut seorang Lalisa Manoban memenuhi ruangan meeting.

Semua mata jelas tertuju padanya, Lisa jelas sangat malu dan ingin menghilang saja saat ini.

Jennie? Jangan tanyakan dia juga sangat malu dan ingin memaki-maki Lisa.

"Maaf semuanya! Aku tidak tahan lagi aaaak.." Lisa lari terbirit-birit keluar dari ruangan.

"Lalisa Manoban!" batin Jennie menggertak kan giginya.

"Huwaaaa Mommy aku malu sekali.. uwaaa aku butuh pintu ajaib!" Lisa keluar dari perusahaan dia memilih pulang saja ke rumahnya.

Lisa belum sanggup menghadapi kemurkaan Jennie.

-

Lisa pov.

Ting!

Saat tengah bersantai di ruang tamu aku mendapat email dari nona bos ku.

Kamu di pecat!

Mataku membulat sempurna, berkali-kali aku membaca pesan itu berharap itu hanyalah ilusi mata.

Tidak salah lagi aku di pecat.

Bahuku merosot, lemas tentu saja.

"Huhh.." mendesah kasar mencoba berpikir tenang.

"Sweet heart, ini minumlah agar diare sembuh" Mommy memberikan teh herbal.

"Thanks mom" aku meminumnya dan urrgh rasanya pahit sekali.

"Huwek pahit mom" aku menggaruk lidahku.

"Namanya obat sayang" Mommy mengusap rambutku.

Aku memeluk Mommy menyembunyikan wajahku di lehernya.

"Mommy"

"Hemm" sahut Mommy sambil mengusap kepalaku.

"Aku di pecat"

Mommy diam untuk beberapa saat.

"Tidak masalah, Lisa berbakat dan Mommy yakin anak Mommy bisa mendapatkan yang lebih baik. Atau jika kamu menganggur pun tidak masalah bagi Mommy, ingat harta peninggalan Daddy mu melimpah kkkhh" kata Mommy dengan sedikit candaannya.

Betapa aku sangat menyayangi Mommy ku, dia sangat support dan paling mengerti apa yang aku inginkan.

Daddy memang sudah lama meninggal, itu sekitar aku masih berumur lima belas tahun.

Memang harta Daddy berlimpah tapi aku memilih untuk tidak menggunakannya karena ingin merasakan hasil kerja keras ku.

"Terimakasih selalu mensupport ku mom, i love you" aku mencium pipi Mommy.

"I love you more sweet heart" Mommy tersenyum balas mencium pipiku.

Kami sama-sama tersenyum setelahnya.

•••

Tbc

12/02/24

Hahaha ngakak ga kebayang malunya jadi Lisa😭.. nona bos kok gitu sih kasian anak orang 🤧

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now