NB.04

7.3K 851 21
                                    


Lisa pov.

Saat ini aku sedang berada di taman, memotret orang tua yang sedang duduk bersama cucunya yang asik bermain. Tak jarang juga aku memotret awan dan bunganya yang berada di dekatku.

Dugh

Kakiku di tabrak dan saat aku melihat kebawah aku menemukan gadis kecil terduduk di tanah sambil mengusap-usap dahinya.

"Aduh sakit"

Aku berjongkok mengulurkan tanganku padanya, gadis itu menerimanya menggenggam tanganku erat-erat.

"Gwenchana?" Tanyaku.

"Hihihi gwenchana unnie, makasih ya" dia terkikik malu memperlihatkan gigi ompong nya.

"Lain kali hati-hati anak manis" aku mengacak rambutnya.

"Eum. Aku lanjut main dulu unnie bye.." dia berlari kembali bermain bersama teman seusianya.

Lalu aku berdiri dan melangkahkan kakiku untuk duduk di bangku panjang.

Aku membuka kameraku melihat-lihat hasil jepretan ku.

Hemm bagus, aku memang berbakat.

Nona bos pasti menyesal memecat ku.

"Lisa" keningku berkerut dan aku segera menoleh kebelakang.

"Jennie?" Aku terkejut membulatkan mataku.

Jennie tersenyum simpul lalu duduk di sampingku.

"Aku kebetulan lewat dan melihatmu disini" katanya.

"Ah begitu" aku manggut-manggut.

"Hem" dehem Jennie.

Lalu kami sama-sama diam.

Ck situasi canggung seperti apa ini? Aku gugup dan tidak tau harus berkata apa.

Ekhm hari ini Jennie cantik sekali sama seperti biasanya.

"Lisa" panggil Jennie.

"Iya?" Aku spontan menjawab dan menoleh menatap wajah cantiknya.

Jennie menatapku dan jadilah kami saling menatap.

"Kembali jadi sekretaris ku ya, aku tidak bisa menanganinya sendirian"

"Sudah mencari pengganti namun tidak ada yang seperti dirimu" lanjutnya.

Omg! Aku tidak salah dengar kan? Jennie memintaku menjadi sekretarisnya, lagi?

Aaaaak aku jelas mau nona bos sayang!

Aku akan bertemu dengannya setiap hari lagi yes! Aku senang sekali sampai tidak bisa berkata-kata.

"Lisa? Kamu tidak mau ya?" Jennie menunjukkan raut wajah sedihnya.

"Mau Jennie" jawabku cepat.

"Benarkah?" Wajah Jennie kembali ceria.

"Ya aku akan kembali jadi sekretaris mu, nona bos" aku tersenyum.

"Aah lega sekali mendengarnya, gomawo Lisa-yaa" Jennie memelukku, entah dia sadar atau hanya spontan saja tapi yang terpenting aku menyukainya. Aku membalas pelukannya sambil mengusap lembut punggungnya.

Uugh Jennie sangat mungil, dia menggemaskan dan sangat wangi seperti bayi. Sungguh aku tidak berbohong!

"Sama-sama Jennie" kataku dengan lembut.

Jennie seakan tersadar dan melepaskan pelukan kami.

Aah entah mengapa aku tidak rela pelukan kami terlepas.

Jennie terlihat kikuk dan duduknya tegak lurus sambil menatap anak-anak bermain.

Hahaha kiyowoo.. aku ingin mencubit pipi mandunya namun aku tidak berani karena itu lancang.

"Sudah makan?" Aku membuka suara.

"E-eoh belum" Jennie menggeleng.

"Ayo cari makan yang enak, tidak baik menunda makan Jennie" aku bangkit dari tempat dudukku.

"Hemm" Jennie ikut bangkit berdiri di sampingku.

"Tidak masalah kan jika di luar aku memanggilmu Jennie? Aku tidak ingin bersikap formal karena rasanya itu aneh"

"Tidak masalah, itu hak mu"

Aku mengangguk lalu mempersilakannya berjalan duluan.

"Tidak, ayo jalan bersama" tolak Jennie dan jadilah kami berjalan beriringan.

Sudah seperti sepasang kekasih bukan? Hahaha doakan saja.

•••

Tbc

17/02/24

Ciee di minta langsung dong sama nona bos.

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now