NB.15

6K 816 12
                                    


Lisa pov.

Aku sudah merasa baik-baik saja sekarang, namun nona bos ku yang galak itu memaksa ku untuk berisitirahat di rumah sampai aku benar-benar fit dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Aku tentu protes namun lagi-lagi aku kalah, Jennie mengancam akan memecat ku jika aku tidak menurut padanya.

Huh menyebalkan.

Sekarang aku sangat bosan, kerjaan ku hanya tidur dan makan di rumah.

"Lisa temanmu datang, kemari lah" teriak Mommy.

Teman? Mungkinkah itu Jisoo tetangga ku? Ah aku tidak tau lebih baik aku turun saja.

"Iya Mommy" aku bergegas menuruni anak tangga.

"Ayo silahkan duduk" aku hanya melihat punggung belakangnya saat Mommy menyuruhnya duduk.

"Terimakasih aunty"

Tunggu, suara itu..

"Jennie" aku berjalan tergesa-gesa menghampirinya.

Aku mengerjapkan mata melihat Jennie benar-benar ada disini, di rumahku!

"Lisa" Jennie menampilkan gummy smile nya.

"Mommy baru tau kamu mempunyai teman seimut ini, Lisa" puji Mommy menatap lembut wajah Jennie.

Ingin aku berteriak kalau Jennie itu bukan temanku. Huhuu dia itu nona bos ku yang akan menjadi pasanganku dan menantu mu, mom.

"Aah terimakasih aunty, aunty juga sangat cantik" balas Jennie membuat Mommy tersipu malu.

"Kamu bisa saja. Tunggu aunty buatkan minuman untukmu nee"

"Tidak usah aunty, takut merepotkan"

"Tidak sama sekali cantik" Mommy tersenyum kemudian melangkahkan kakinya ke arah dapur.

Aku duduk di samping Jennie dengan perasaan canggung.

"K-kamu tau dari mana rumahku disini?" Aku memberanikan diri menatapnya.

Sungguh Jennie sangat cantik dan terlihat imut dengan pakaian santainya.

Dia seperti remaja pada umumnya jika seperti ini, bukan hanya mengenakan pakaian formal nya saja saat di kantor.

"Tidak ada, aku mendapatkannya sendiri. Bagaimana keadaan mu, sudah lebih baik?" Jennie juga menatap ku.

"Jauh lebih baik dan sepertinya aku sudah bisa kembali bekerja besok"

"Yakin?"

"Eum sangat yakin. Lama di rumah membuatku bosan, aku juga pusing tidak tau apa yang mesti aku kerjakan"

"Kamu bisa membantu ibumu memasak" Jennie terkekeh.

"Aku malah akan menambah pekerjaan Mommy, aku tidak bisa memasak dan dapur bisa saja terbakar karena ku" aku tertawa pelan.

"Sungguh kamu tidak tau memasak?" Jennie seperti terkejut.

"Eum aku tidak tau" aku menggeleng.

"Bukan masalah, nanti ada aku yang akan memasak untukmu"

Aku terdiam mendengar perkataan Jennie, bolehkah aku percaya diri bahwa sekarang Jennie mulai menunjukkan keterkaitannya padaku.

"Lisa?" Aku tersadar saat Jennie menyentuh lenganku.

"Ah nee, ekhm maaf sedikit melamun" aku menggaruk tengkuk belakang ku.

"Kamu melamunkan apa?"

"Kamu"

Aku langsung menutup mulutku.

kening Jennie mengernyit.

"Aku? Apa yang kamu lamunkan tentang aku?" Jennie menatapku dengan serius.

Aku juga menatap dalam mata Jennie, aku tidak bisa menahannya lagi jadi lebih baik aku memperjelas nya sekarang.

Aku menghela nafas sebelum membuka suaraku.

"Jennie" aku menggenggam kedua tangannya.

Jennie melihat tangannya yang ku genggam lalu kembali menatapku.

"Nee" Jennie terlihat gugup sekarang.

"Sebenarnya aku menyukaimu, atau lebih tepatnya mencintaimu. Perasaan ini datang dengan tiba-tiba dan aku sudah lama memendamnya. Aku tidak meminta balasan dari mu sekarang hanya saja aku ingin mendengar apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan padamu?" Aku mengelus lembut punggung tangan Jennie.

Jennie mengigit bibir bawahnya.

"A-aku tidak tau pasti, aku masih mencari tahunya pada diriku sendiri. Tapi aku senang berada di dekatmu, aku nyaman dan suka kamu memperhatikan ku. Aku merasa cemburu melihat orang yang mencoba mencari perhatian mu"

Aku tersenyum lembut tanganku terulur mengusap pipi mandunya dengan jempol ku.

"Kamu tidak perlu mencari tahunya terlalu dalam, kamu sendiri sudah tau jawabannya tanpa kamu sadari. Aku akan menunggu kapan kamu membalas perasaanku, izinkan aku untuk mendekatimu dan membuktikan keseriusan ku padamu mulai dari sekarang"

"Ya kamu bisa mendekatiku mulai dari sekarang. Buat aku merasakan apa yang kamu rasakan" Jennie memegang tangan ku yang ada di pipinya.

Aku tersenyum lebar refleks memeluk tubuh mungilnya.

"Terimakasih, Nini" bisik ku lembut.

"Sama-sama Lili" Jennie mengusap punggungku.

Aku bahagia sekali akhirnya aku bisa mengutarakan perasaan ku pada Jennie.

"Ekhm sepertinya ada yang lagi bahagia" kedatangan Mommy berhasil merusak keintiman kami.

"Mommy.." aku sedikit merengek.

Mommy memutar mata malas padaku.

"Di minum cantik" Mommy mempersilahkan Jennie minum.

"Terimakasih aunty" Jennie tersenyum lalu meminum jus nya.

Aku menatap lembut wajah Jennie, dalam hati tidak henti-hentinya aku memuji nya, cantik.

"Hei matamu jangan genit sekali menatap Jennie seperti itu" Mommy mengusap wajah ku.

Jennie tertawa pelan menatap ku, aku tersenyum kikuk karena malu.

Ck Mommy pengganggu.

•••

Tbc

22/03/24

Udah ketemu camer, udah pdkt juga. Nunggu apa nih..

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now