NB.21

4.5K 679 7
                                    


Jennie pov.

"Lisa"

"Jennie"

Aku menoleh ke belakang begitu juga dengan Lisa kekasihku.

Ck, apalagi mau manusia berdua ini, menganggu aku dan Lisa saja.

"Nona bos" Irene membungkuk padaku.

"Hem" aku berdehem.

"Lisa" Irene tersenyum langsung memeluk lengan Lisa.

Aku mendengus menekuk wajahku.

Aku cemburu!

Lisa mengigit bibirnya takut-takut melihatku.

Dasar Manoban, kamu tinggal lepaskan saja tangan wanita centil itu lenganmu.

"Jennie ayo ikut denganku" Mark berdiri mendekatiku namun sudah lebih dulu Lisa menarik ku agar lebih dekat dengannya.

Aww aku meleleh dengan perhatian kecilnya.

"Ekhm tidak boleh sembarang berdekatan dengan nona bos" suara datar Lisa terdengar sangat menggoda.

Mark mengerutkan keningnya tidak suka.

"Memangnya kamu siapa melarang ku?" Mark menatap Lisa sinis.

Aku memutar mata malas, aku benci berpura-pura di hadapan mereka.

"Aku tidak suka di dekati kecuali.."

Aku menarik Lisa kemudian menangkup wajah Lisa mendekat padaku.

"Kecuali orang itu Lisa, kekasihku" aku tersenyum menempelkan bibirku di bibir tebalnya setelahnya.

Mata Lisa membulat dan aku rasa dia terkejut dengan keberanian ku.

Chup

Aku mengecup pipi Lisa setelah melumat bibirnya.

"Mulai sekarang jangan ada yang menganggu ku maupun Lisa, kami sudah terikat dan takkan terpisahkan. Terutama kamu Irene-ssi, Lisa is mine" tegas ku.

Irene berkaca-kaca, tangannya terkepal erat kemudian dia pergi berlari keruang nya.

"Baby" cicit Lisa.

Aku menatapnya tajam dan yang dia lakukan mengerutkan bibirnya takut.

"J-jen mana mungkin" Mark menolak percaya.

"Aku harap kamu mengerti dan menghargai keputusan ku, oppa. Permisi" aku segera menarik tangan Lisa menuju ruangan ku.

Ceklek

"Aku lega akhirnya bisa mengatakan kamu kekasihku. Dan aku harap setelah ini Irene menjauh darimu" aku mendorong Lisa duduk di sofa lalu aku duduk di atas pangkuannya m

"Baby, bolehkah nanti aku berbicara dengan Irene?" Tanya Lisa hati-hati.

Aku memasang wajah masam ku.

"Apa yang ingin kamu bicarakan padanya?"

"Emm hanya menenangkan Irene baby. Bagiamana pun juga dia temanku"

"Aku baru tau kekasihku sangat perhatian pada gadis lain. Aku sedikit kecewa"

Aku hendak beranjak dari pangkuan Lisa namun Lisa menahan ku memeluk erat pinggang ku.

"Aniya baby aku tidak begitu, maaf telah membuat mu kecewa. Aku tidak akan menemui Irene, jangan marah hmm" Lisa mencium punggung tangan ku.

"Terserah" aku ngambek menundukkan kepala.

"Baby hei" Lisa dengan lembut menangkup pipiku.

Aku mengerucutkan bibirku.

"Umumumu lihatlah betapa cantiknya gadisku. Kenapa hemm, apa yang harus aku lakukan agar kamu berhenti ngambek" Lisa mengelus pipiku.

Aku mengulum bibirku tersipu malu.

"Omo omoo imutnya.." Lisa tersenyum menggemasi pipiku.

"Yaak" aku memukul pelan dadanya, beraninya dia membuatku salah tingkah.

"Hahaha kekasihku lucu sekali ketika sedang malu, muach muach muach" Lisa mengecupi pipiku setelahnya.

Aku tidak tahan lagi, aku akhirnya tertawa meringsek di lehernya.

"Jangan pernah mementingkan gadis lain kecuali aku, kekasihmu. Aku sangat pencemburu kamu tau" aku mengelus rahang Lisa.

"Iya baby, akan aku usahakan tidak membuat mu cemburu" Lisa mengelus rambutku.

"Hem. Sayang" aku memainkan kancing bajunya.

Lisa berdehem menunduk menatapku.

"Ayo nikah"

Lisa malah tertawa.

"Kenapa tertawa?" Aku mempoutkan bibirku.

"Kamu lucu sekali baby" Lisa mencubit pipiku.

"Aku sedang tidak melucu. Aku serius sayang ayo menikah" rengek ku.

"Lihat bagaimana kita mau menikah kalau kamu masih sering merengek. Dasar bayi" Lisa menekan hidungku.

"Ck aku bukan bayi" aku melipat kedua tanganku.

"Lalu apa hemm? Balita?" Lisa menggodaku.

"Menyebalkan!" Aku memukuli tubuhnya.

"Hahahaha kamu random sekali baby, menikah bukan perkara mudah, kita harus sudah siap dari segi apapun. Terutama mental, itu yang terpenting"

"Aku sudah siap"

Lisa menggeleng kemudian membawaku ke pelukannya.

"Mari berhenti membahas tentang pernikahan, itu masih sangat jauh baby. Ayo sekarang waktunya bekerja nona bos"

"Kamu menye-"

Chup

Aku tidak jadi mengomel karena Lisa langsung mencium bibirku.

Kami bercumbu, saling menghisap dan meraba-raba.

•••

Tbc

14/04/24

Bagus Nini.

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang