NB.28

4.8K 634 19
                                    


Lisa pov.

Aku sedang menunggu Jennie di ruang tamu, aku akan membawanya ke tempat yang indah untuk melamarnya.

Saat aku datang ke rumahnya Jennie tentu kaget karena aku tidak mengabarinya sebelumnya, aku hanya memasang wajah datar ku dan menyuruhnya bersiap-siap karena aku ingin mengajaknya makan malam sambil membicarakan hubungan kami.

Jennie dengan wajah takutnya mengangguk setuju langsung bergegas masuk kedalam kamar dan melakukan ritual mandi dan sebagainya.

Lucu sekali, Jennie itu galak tapi kalau sudah kumarahi dia seperti anak kucing yang menciut.

"Sayang, sudah" lamunanku buyar begitu melihat Jennie berdiri di hadapanku.

Cantik sekali ya Tuhan, inilah bidadari sesungguhnya

"Ekhm, kajja" aku berjalan duluan tanpa menggandeng tangan Jennie bersamaku.

Aku ingin sekali namun aku masih pura-pura marah untuk mengejutkannya.

Aku masuk kedalam mobil sambil menunggu Jennie yang masih berjalan tertunduk sambil memegang tas kecilnya.

Lucunya.

Kemudian Jennie masuk dan aku bersiap menjalankan mobilku.

"Sayang, tidakkah kamu begitu tega denganku?" Jennie memberikan tatapan sendunya.

"Aku tidak ingin membicarakannya sekarang" aku berdehem mulai melakukan mobilku.

Aku mendengar Jennie menghela nafasnya.

Tiga puluh menit berkendaraan akhirnya kami sampai di tempat tujuan.

"Ayo turun" kataku dan turun duluan tanpa menunggu Jennie.

Tempat ini sudah ku reservasi sebelumnya, begitu kami melangkahkan kaki menuju tempat duduk, kami langsung di suguhkan dengan pemandangan indah serta bulan dan bintang-bintang yang menyinari seakan merestui ku melamar kekasihku.

Kulihat Jennie masih terdiam menatap indahnya tempat ini, aku yang tidak ingin berpura-pura lagi langsung menggenggam tangannya dan menariknya duduk di pangkuanku.

Jennie kaget namun setelahnya bibirnya melengkung ke bawah lalu memelukku dengan erat.

"Hiks hikss.." Jennie menangis.

Aku mengusap-usap punggungnya mencoba menenangkannya.

"Kamu perlu tau satu hal baby, aku hanya berpura-pura marah dengan mu"

Jennie melonggarkan pelukannya menatapku bertanya-tanya.

Aku tersenyum menghapus air matanya.

"Maaf sebelumnya, aku sengaja memancing kemarahan mu agar kita bertengkar. Aku melakukan itu supaya aku bisa menyiapkan lamaran yang indah untukmu. Dan benar kamu memang bukan kekasihku lagi tapi.. kamu akan berganti status menjadi tunangan ku" aku mengelus wajah Jennie lalu mencium keningnya.

Lihat yang aku dapatkan setelahnya.

Puk

Puk

Puk

Jennie memukuli sambil menangis terisak-isak.

"Kamu jahat membuatku kacau!" Pekik Jennie.

Aku menghentikan pukulannya dan membawa tangannya ke genggamanku.

"Maaf, tapi setelah ini percayalah aku tidak akan membuatmu menangis dan bersedih karena ku. Percaya padaku baby, aku akan membahagiakan mu sampai maut memisahkan kita" kataku dengan lembut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now