NB.27

4.2K 658 26
                                    


Lisa pov.

Puluhan kali Jennie menelpon, ratusan kali dia mengirim ku pesan namun tidak ada satupun yang aku balas.

Aku sengaja mengabaikannya.

"Yaak, ponselmu berisik sekali" protes Rosé, sahabatku.

"Biarkan saja" aku mengangkat bahu acuh.

"Kasian kekasih mu, angkatlah panggilannya"

"Dia bukan kekasihku lagi"

"Ck bajingan ini" Rosé memukul kepala ku.

"Yaak!" Aku protes melototi nya.

"Mwo?" Rosé menantang melototi ku.

Aku mendengus sebal menendang kaki meja.

Drrrtt..

Aku melihat lagi dan itu bukan Jennie melainkan Jisoo.

Jisoo

"Hem"

"Yaaak sekiya! Jennie sudah seperti orang gila! Dia menangisi mu semalaman ini!"

Aku mengulum bibirku.

"Jadi?"

"Jadi kamu bilang? Yaak shibbal sekiya! Urus kekasih mu ini, aku sudah capek mengurusnya"

Aku menghela nafas pelan.

"Dia bukan kekasihku"

"Tapi dia calon istri mu pabbo!"

Aku tersenyum mengigit bibir bawahku.

"Arasso, urus Jennie sampai malam hari tiba aku akan datang dan mengajaknya ke tempat yang telah di rencanakan"

"Huh merepotkan ku saja"

"Maaf merepotkan mu, ini juga demi kebahagiaan sepupu mu eonnie. Aku juga membayar mu untuk ini"

"Ya ya jika tidak mana mau aku mengikuti rencana bodoh mu ini. Aku pusing mendengar rengekan nya"

"Kkkhh baiklah. Aku tutup dulu eonnie bye"

"Hem"

Tutt

Aku menyimpan ponselku lalu bersandar di belakang sofa.

"Puas mempermainkan kekasih mu, eoh?" Rosé menatap sinis padaku.

"Aku tidak mempermainkan Jennie-ku, aku ingin memberinya kejutan berupa lamaran yang selama ini dia impikan"

Rosé memutar mata malas lalu membuka camilan yang ada di atas meja.

Begini, sebelumnya aku tidak benar-benar marah dengan Jennie. Tentang dia mengungkit pernikahan juga bukan masalah lagi untukku, melihat bagaimana seriusnya Jennie ingin menikah denganku aku jadi merasa bersalah karena selama ini aku terus menghindar dari topik pernikahan.

Saat kami adu mulut aku sengaja memancing Jennie agar lebih marah lagi padaku, tujuannya agar kami bertengkar dan aku punya waktu menyiapkan kejutan untuknya.

Dan tantang Jennie pergi ke bar, itu aku yang menyuruh Jisoo membawanya ke sana, ingin membuatnya merasa bersalah karena aku memergokinya pergi ke tempat sialan itu.

Dan terbukti Jennie langsung ciut saat aku datang menangkap basah drinya di sana.

Aku berpura-pura marah dan kecewa, lalu aku memutuskannya dan membuatnya kacau.

Itulah tujuannya, aku mengerjai Jennie sebelum aku tidak punya kesempatan untuk membuatnya kesal marah kecewa sedih dan menangis. Karena setelah kami menikah aku tidak akan membuat Jennie kesusahan, apalagi membuatnya menangis karena diriku, never!

Jennie akan ku buat bahagia hidup bersamaku.

"Ayo berenang" aku berdiri sambil meregangkan otot-otot ku.

"Kamu saja, aku sedang menikmati cemilan dan film ku" tolak Rosé dengan matanya fokus menonton film.

"Oke"

Aku menyeringai, mengambil remote lalu mematikan televisi.

Setelah itu aku lari sebelum di amuk Rosé.

"Yaaak Lalisa Manoban! Fuck you bitch!"

"Hahaha sorry babe"

•••

Tbc

02/05/24

Jadi udah jelas kan 🌝

Vote komen lanjut.

nona bos [Jenlisa]√Where stories live. Discover now