10

5K 556 33
                                    

Jeno benar-benar memeluknya semalan, hingga renjun tertidur begitu nyenyak. Bahkan jeno menghabiskan waktu begitu banyak untuk terjaga dan memperhatikan wajah renjun yang terlelap. Pagi ini, jeno terbangun lebih dulu dengan renjun yang masih terlelap dalam dekapannya. Wajah itu sangat polos, membuat jeno betah memperhatikannya. Semalaman memperhatikan wajah renjun ternyata tak cukup untuk jeno.

Tangannya tak bisa diam, rasanya jeno sangat menyukai menyentuh renjun disana dan disini, hingga terkadang susah untuknya menahan pikiran liarnya mengambil alih. Namun untuk sekarang ia berusaha menahan diri.

Jeno tidak tau, bahwa mengecup wajah renjun yang tertidur bisa menjadi semenyenangkan ini. Pipinya yang perlahan menjadi lebih berisi itu terasa lembut saat bersentuhan dengan bibirnya, membuat jeno ingin melakukannya lagi dan lagi.

Namun akibat perbuatannya, renjun terganggu dan mulai membuka matanya.  "Tidurmu nyenyak?" jeno bertanya, dengan tangan yang merengkuh pinggang renjun, agar si aries itu tidak menjauh darinya.

Rambut renjun yang mencuat kesana kemari jeno rapikan dengan lembut. Memperhatikan renjun yang sepertinya belum mencerna pertanyaannya dan sibuk mengucek matanya. "Jangan pakai tanganmu, matamu akan merah" tangan renjun ia tarik dan digenggam.

"Jeno?" renjun memanggil nama jeno dengan kebingungan. Setelah mengingat semuanya, matanya membola. Ini sungguh memalukan, bagaimana ia menangis semalaman dan merancau didekapan jeno tanpa tau malu? Ia bahkan meminta jeno memeluknya!

"Hm?"   jeno menikmati setiap perubahan ekspresi di wajah renjun. Sebelum submisive itu bangun tiba-tiba.

"Ini s-sudah terlambat, kita harus sekolah!"

Lucu sekali melihat renjun yang gelapan. Jeno tebak, pasti renjun malu dengan kejadian semalam. Tangan renjun jeno tarik saat submisive itu akan beranjak dari kasur, sehingga tubuh mungil itu kembali jatuh kedalam dekapannya. "Kita libur hari ini, tidurlah sebentar lagi" usapan yang jeno berikan begitu hangat, sehingga renjun tak bisa menolak. Detak jantungnya bertalu-talu, ia mulai terbuai dengan perlakuan jeno. Renjun ingin menolak, tapi tidak bisa. Lagi pula ia tak akan mendapatkan perlakuan sejenis ini lain kali, mungkin tidak apa menikmatinya. Walau hatinya sedikit was-was, mengingat kelakuan jeno di masa lalu. Renjun tak melupakan bahwa jeno adalah dominan yang. . . ya, sedikit cabul.

Namun pelukan dan usapan jeno benar-benar Membuat nya nyaman hingga ia kembali terlelap.

Dengan lama, jeno menempelkan bibirnya di pipi lembut renjun sampai bibir anak itu mencurut. Jeno sangat menyukai tekstur pipi halus renjun ketika bersentuhan dengan tangannya.

"Hari ini, aku akan membuatmu beristirahat dengan tenang dan nyaman seperti yang kau inginkan"






——TRISTE——




renjun benar-benar merasa tidak enak, ia tidur sampai siang hari dengan begitu nyaman. Begitu ia bangun, ia malah menemukan jeno sedang memasak di dapur. Renjun cukup terkejut juga melihat jeno memasak, ia pikir mungkin jeno hanya tuan muda yang enggan menyentuh dapur.

"Jeno, apa ada yang bisa aku bantu?"

Si dominan menoleh begitu begitu mendengar suara itu. "Oh sudah bangun? Kemarilah" renjun menurut, berjalan mendekati jeno.

Yang bermarga lee itu mematikan api kompor terlebih dahulu sebelum menarik tubuh mungil di depannya kedalam pelukan. "Bagaimana tidurmu? Nyaman?"  jeno bertanya dengan tangan tak bisa diam, ia terus merapikan dengan telaten rambut acak-acakan renjun.

Triste' || Noren [ ON GOING ]Where stories live. Discover now