17

6.2K 591 69
                                    

Renjun sudah diobati, dan submisive itu diberikan obat tidur hingga ia terlelap. Disaat banyak orang menghabiskan malam dengan istirahat, jeno sekarang tengah berada diruang tamu dengan dokter yang menangani renjun.

"Ini riwayat hidupnya, disini lengkap tentang hal yang ia alami. Tolong carikan  psikiater terbaik untuknya" satu map berisi berkas jeno serahkan kepada dokter yang tadi mengobati renjun. Dokter itu menganggup singkat.

"Anda dapat mempercayakan ini kepada saya tuan lee"

"Ya, hanya itu yang ingin saya sampaikan, anda boleh pergi" ujar jeno. Dokter itu membungkuk singkat, kemudian berlalu dari sana.

Pelipisnya jeno pijit pelan, guna melampiaskan rasa frustasi yang menyerangnya. Tidak mungkin psikis renjun baik-baik saja setelah semua yang anak itu alami. Melihat gelagat dan cara renjun bersikap pun anak itu tidak terlihat baik. Itu seperti renjun hanya berusaha bertahan, dan ia bisa meledak kapan saja. Jeno tidak ingin itu terjadi, jeno ingin renjun hidup dengan normal tanpa cacat mulai sekarang. Oleh karena itu ia ingin mulai memperbaiki apa yang rusak dari diri renjun.

Ia beranjak dari sana, menuju balkon dilantai dua tepat dikamar miliknya. Sedangkan renjun tidur di kamar tamu, dimana barang-barangnya juga sudah berada disana.

Sebatang rokok jeno nyalakan, kemudian ia apit di kedua jarinya. Hisapan demi hisapan yang membuat batang rokok itu semakin menghilang, jeno menyudahinya. Kemudian berlalu menuju kamar dimana renjun tertidur. Dengan pelan ia membuka pintu kamar dan berjalan dengan pelan pula sebelum duduk di tepi ranjang dan memperhatikan sosok yang sudah merebut hatinya itu. Perban membalut pelipis renjun yang terluka jeno sentuh. Kemudian pandangannya turun kepada leher renjun yang terlihat dengan jelas bekas cekikan.

"Kuharap aku tidak terlambat"  jeno berdiri, berjalan memutari kasur dan ikut berbaring disamping. Dipeluknya tubuh mungil itu dari belakang. Jeno mulai memejamkan matanya dengan menghirup tekuk renjun yang tepat didepannya. "Aku akan membuatmu membaik setelah ini" tangan kokohnya dengan sempurna melingkupi tubuh itu, mengelus penuh kelembutan tangan submisive itu sebelum menggenggamnya.

Sepanjang malam, jeno kembali menjadi pelindung bagi renjun. Mendekap tubuh itu hingga si manis tertidur dengan nyaman tanpa ketakutan. Dalam tidurnya, renjun merasa begitu hangat, seolah ada malaikat pelindung yang membalut tubuhnya dengan sayapnya yang lebar, menghalaunya dari mimpi buruk dan kehampaan yang selalu bersamanya dulu.

———triste———


"Ingin libur?" matahari belum sepenuhnya terbit, namun renjun sudah terjaga membuat jeno ikut bangun.

"Tidak, hari ini ada ulangan. Seminggu lagi ujian" suara renjun serak karena baru bangun tidur. Ia masih bergelung dalam selimut, juga. . . dalam dekapan lee jeno.

Jeno ingin memaksa renjun tetap dirumah, mengingat apa yang telah renjun alami. Namun disini lebih baik baginya untuk menuruti segala keinginan renjun dan menjaganya. Karna jeno tak tau bagaimana kondisi terdalam renjun yang sebenarnya.

"Baiklah, tidurlah lebih lama. Aku akan bangun terlebih dahulu"

"Iya. . ." lirih renjun, karna memang matanya mulai terpejam. Namun lucu sekali, renjun tak melepas tangan jeno dan tetap menggenggamnya. Tidak kuat, tapi jeno enggan untuk melepaskannya. Namun ia harus menyiapkan makanan untuk renjun, jeno tidak ingin renjun kekurangan apapun apalagi makanan. Maka dengan tidak rela ia melepas genggaman tangan renjun. Sebelumnya, ia mengecup sekilas tangan bertanda lahir itu. Sebelum mengusak lembut surai si pemilik mata rubah yang kini kembali terpejam.

Jeno memasak menu simpel, namun tetap dengan sayur dan daging, karena jeno ingin fisik maupun psikis renjun membaik sempurna. Setelah 30 menit, ia kembali kekamar, membersihkan diri, kemudian membangunkan renjun yang sepertinya tertidur begitu nyenyak karena pengaruh obat. Renjun mandi, perasaannya tak karuan begitu melihat bahkan seragamnya telah terlentang lengkap di atas kasur, kenapa jeno melayaninya dengan begitu baik. Rasanya sekarang renjun hanya akan melihat jeno sebagai penyelamatnya, bahkan memori tentang bagaimana jeno dulu berlaku kepadanya kurang baik sudah musnah. Perlakuan jeno yang sekarang benar-benar memenuhi pikirannya.

Triste' || Noren [ ON GOING ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن