chapter 03.

6.7K 360 15
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

happy reading

###

Dokter Rizal pulang saat jam menunjukkan pukul sepuluh malam, entah kenapa dokter tampan itu betah menemani Gilang dengan sejuta pertanyaan anehnya. Tunggal sebagai abang sepupunya saja memilih mengabaikan setiap pernyataan yang keluar dari mulutnya.

Tunggal sudah tidak merasa aneh melihat Rizal ada di ruang rawat Gilang, meski di awal dia masih berpikir apa yang membuat keduanya dekat. Jika teman lama jelas tidak mungkin usia keduanya terpaut delapan tahun.

Meski begitu Tunggal tidak ingin bertanya lebih jauh mengenai hubungan keduanya, meski Gilang adik sepupunya bukan ranahnya untuk mencampuri urusan pribadinya.

"Abang gak pulang aja buat istirahat?" Gilang bertanya pada Tunggal yang menemaninya.

"Kalo gue pulang siapa yang mau jaga lo" Tunggal menyamankan posisinya bersiap untuk tidur.

"Banyak perawat kok bang, jadi gue gak masalah kalo di tinggal sendiri" Gilang merasa kasihan pada abangnya yang sepertinya kelelahan setelah bekerja.

Alih-alih beristirahat dengan nyaman di rumah, dia malah harus menemaninya di rumah sakit dan harus tidur di sofa.

"Jangan banyak ngomong, sekarang lu mending tidur gue juga mau tidur"

Gilang tidak menjawab lagi sepertinya abangnya ini kesal karena dirinya harus masuk rumah sakit karena keteledorannya sendiri. Gilang juga tidak ingin seperti ini tapi penyakit asam lambung ini membuatnya cukup kerepotan semua makanan yang tidak cocok bisa memicu untuk kambuh.

"Penyakit nyebelin, di kasih makan sakit gak di kasih makan makin sakit" Gilang bergumam pelan tubuhnya meringkuk bersiap untuk tidur meski tidak bisa.

Berharap besok pagi dia sudah boleh pulang agar tidak perlu merepotkan banyak orang. Apalagi jika mama harus datang menggantikan abangnya yang harus pergi bekerja besok.

Mama adalah orang yang paling dia hindari saat kambuh, karena meski masih bersikap lembut mama akan selalu mengomel setiap saat menjelaskan apa saja yang boleh dan tidak boleh dia konsumsi.

"Gak bisa tidur" Gilang mengubah posisinya jadi terlentang

Pikirannya melayang jika tadi abangnya tidak datang, bagaimana nasipnya? apakah dia akan mati dengan tidak estetik dan menjadi hantu perasaan karena belum mengumpulkan tugas pentingnya.

Kan tidak lucu jika dia bertemu pembuat konten horor saat di tanya apa penyebabnya masih gentayangan dan jawabannya malah memikirkan tugas, belum lagi saat diketahui apa penyebab kematiannya diketahui akan sangat memalukan.

"Ngomong-ngomong tugas siapa yang bakal ngumpulin besok" Gilang tersadar, dia tidak sempat memberitahu temannya untuk menitipkan tugas.

Gilang turun dari ranjang dan mencari ponselnya di meja, ternyata tidak ada hanya dompet dan tas milik abangnya. Sadar jika saat pergi ke rumah sakit Gilang hanya bawa badan dan baju yang dia kenakan tanpa membawa ponsel.

Tidak ada harapan lagi untuk Gilang karena meminjam ponsel abangnya juga percuma, dia tidak hafal nomor telepon teman dekatnya. Tugas yang dia kerjakan dengan susah payah sampai masuk rumah sakit harus menjadi penghias rak buku di kosnya.

Pasrah jika nanti harus mengerjakan tugas lain atau paling parah nilainya akan kosong dan membuatnya mengulang satu semester lagi. Dosen tugas ini sangat disiplin dan galak tidak ada toleransi untuk mahasiswa yang terlambat mengerjakan tugas nilainya akan langsung E.

Dosennya masih muda tapi benar-benar galak. Pernah teman sekelasnya terlambat untuk satu semester dia tidak di izinkan masuk kelas yang beliau ajar jadi terpaksa harus mengulang lagi.

Meski begitu banyak mahasiswi dari jurusan lain yang mengidolakan dosen muda yang satu ini, meski galak dan killer tapi wajahnya tampan seperti artis Korea itu membuat mahasiswi mengidolakannya.

"Semoga aja ada keajaiban dunia, ada orang baik yang masuk kost gue dan dia nganter tugas gue" Doa Gilang memang agak aneh dan nyaris mustahil memangnya ada orang yang mau masuk ke kamar kost orang lain tanpa alasan.

Beda cerita jika orang itu punya niat jahat untuk mengambil barang berharga, meski barang yang bisa diambil hanya laptop dan mesin printer selebihnya hanya benda-benda tidak bernilai jual.

###

Keesokan paginya saat orang-orang di kosan masih belum keluar kamar, ada sosok pria jangkung yang keluar dari kamar kost Gilang di tangannya terdapat tugas yang Gilang kerjakan mati-matian.

Rizal orangnya, saat akan kembali ke rumah sakit dia ingat jika Gilang sempat mengatakan jika dia memiliki tugas yang di kumpulkan hari ini. Makanya dia mampir untuk mengambilnya dan mengantarkan ke kampus.

Jangan kaget, Rizal memang sudah lama kenal Gilang meski hubungan awal mereka hanya pasien dan dokter lama-lama keduanya akrab, terkadang sering keluar bersama saat dia senggang atau libur.

Pertemuan pertama mereka mungkin saat Gilang selesai mengikuti ujian masuk universitas, pemuda itu masuk ke rumah sakit karena asam lambung sepertinya dia belajar terlalu keras untuk ujian hingga pola makannya tidak teratur.

Setelah menjadi mahasiswa Gilang juga beberapa kali masuk rumah sakit, karena penyakit yang sama Rizal sampai bosan menjelaskan apa saja yang boleh dimakan dan tidak tapi Gilang hanya akan mengatakan iya tanpa melakukan pantangannya.

Apalagi jika menyangkut pola makan yang berantakan, Gilang masih tidak bisa mengubahnya padahal Rizal sudah berkali-kali mengingatkan di saat sibuk dengan ujian atau urusan organisasi Gilang tidak akan makan tepat waktu.

Disaat seperti itu Rizal akan menelponnya untuk mengingatkannya makan, meski terkadang tidak di angkat karena Gilang terlalu sibuk. Tapi setidaknya setelah itu Gilang akan mengirimkan pesan mengenai makanan yang dia konsumsi.

Selain membawa tugas Gilang, Rizal juga membawakan ponsel dan baju ganti untuk Gilang, sejujurnya Rizal tidak ada jadwal hari ini tapi karena Gilang akan sendirian di rumah sakit dia jadi ingin menemaninya setidaknya sampai nanti mamanya datang.

Mobil hitam Rizal memasuki kawasan universitas dimana Gilang menimba ilmu, karena alumni disini Rizal sudah tahu tata letak gedung jadi dia masuk dengan santai.

Tapi karena tidak tahu harus menyerahkan tugas pada dosen yang mana, Rizal memilih untuk bertanya kepada mahasiswa lain. Meski satu almamater Rizal mengambil jurusan berbeda jadi tidak tahu dosen yang mana.

"Permisi, saya mau tanya kalian tau dosen bernama Ferdian Harjo Kusuma?" Rizal bertanya tapi tiga mahasiswa ini malah diam saja.

"Permisi kalian tahu tidak" Rizal mencoba bertanya lagi.

"Ah pak Iyan mungkin di ruangannya, kalo boleh tahu kenapa ya cari pak Iyan"

"Saya hanya ingin mengumpulkan tugas punya Gilang, sepertinya sebelum jam sepuluh harus dikumpulkan ke pak Ferdian" Rizal memperlihatkan tugas Gilang.

"Owh tugas, kalo mas gak keberatan bisa di titip ke saya karena saya teman sekelas Gilang dan nanti tugasnya di kumpul ke pak Iyan saat kelas"

"Terimakasih, dan bisa minta tolong untuk mengatakan jika Gilang harus dirawat hingga tidak bisa mengikuti kelas" Rizal menyerahkan tugas Gilang selain itu ada juga surat pemeriksaan dari rumah sakit

Rizal tidak ingin repot-repot menemui dosen bernama Ferdian karena buang-buang waktu, lagipula tugasnya di kumpulkan saat masuk kelas tidak mungkin kan dia duduk menunggu di ruang kelas.

Setelah Rizal menghilang dari pandangan, tiga mahasiswa itu menjadi heboh sendiri seperti orang gila.

"Gila dia siapa cok, ganteng banget njir"

"Mana suaranya berat banget, cocok buat sleep call"

"Style nya kek sugar daddy banget, mana pake baju serba hitam makin kuat aura ketampanannya"

Mereka heboh, karena melihat pemandangan langka di fakultas teknik yang jarang sekali ada pria tampan dan rapi seperti tadi kebanyakan hanya mengenakan hoodie, tau sendiri anak teknik suka amburadul tampilannya.

###

TBC

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now