🔞Chapter 17.🔞

6K 173 15
                                    

halo semuanya, selamat membaca cerita abal-abal ini ya semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen

warning ⚠️ ini ada adegan dewasanya jadi hati-hati

happy reading

###

Kamar Rizal dipenuhi suara desahan Gilang, niat awalnya hanya ingin memberikan blowjob saja tapi malah kebablasan sampai bercinta padahal besok Gilang ada kelas pagi. Rizal tengah asik menghisap dan memilin puting Gilang, sedangkan Gilang tengah bergerak naik turun diatas pangkuan Rizal.

Posisi ini membuat Gilang bisa merasakan jika penis Rizal menyentuh titik terdalam tubuhnya, meski rasanya sulit untuk bergerak karena kakinya gemetaran Gilang menyukai posisi ini. Prostat nya terus ditekan dengan penis Rizal membuatnya tidak bisa berhenti bergerak, Gilang ingin bergerak lebih cepat tapi kakinya tidak bisa diajak kerja sama.

"Engh pak dokter tolong" Gilang ingin meminta bantuan Rizal untuk bergerak lebih cepat.

"Coba bilang yang jelas kamu mau apa, saya tidak mengerti jika kamu hanya bicara setengah-setengah" Rizal mengelus pipi Gilang yang memerah, bibirnya memberikan kecupan ringan di sepanjang leher dan tulang selangka Gilang.

"Emm engh tolong bantu Gilang" Gilang benar-benar frustasi dengan gerakan lambatnya, dia ingin bergerak cepat seperti yang di lakukan Rizal saat bercinta.

"Bantu apa? saya harus apa Gilang" Rizal masih ingin menggoda Gilang, dia ingin Gilang mengatakan keinginannya meski Rizal sudah paham apa yang Gilang inginkan.

"Bantu Gilang gerak lebih cepat,  Gilang pengen penis pak dokter keluar masuk lebih cepat" Dirty talk yang Gilang lakukan membuat Rizal semakin terangsang ditambah tatapan sayu penuh nafsu.

Tanpa banyak bicara Rizal langsung membantu Gilang bergerak lebih cepat, gerakan brutal dan terkesan kasar yang Rizal lakukan membuat Gilang kewalahan tapi jujur saja Gilang menyukainya. Rasanya benar-benar nikmat meski di awal akan terasa tidak nyaman karena penis besar Rizal masuk terlalu dalam tapi lama-lama terasa nikmat dan membuat ketagihan.

"Hah ahhh ahh terus disitu pak dokter ahh ahh hah rasanya nikmat emm engh" Gilang benar-benar dibuat melayang karena prostat nya terus di tekan, rasanya penisnya juga akan mengeluarkan muatannya.

Rizal yang melihat Gilang mendongak karena nikmat tersenyum miring, dengan sengaja dia mempercepat gerakannya yang membuat Gilang berteriak kenikmatan. Melihat Gilang yang sudah tenggelam dalam kenikmatan Rizal terus saja menghujam lubang ketat itu.

"Kamu suka ini?" Rizal bertanya dengan lembut di telinga Gilang yang hanya di jawab anggukan karena Gilang sibuk mendesah.

Suara desahan Gilang terdengar indah di telinga Rizal, meski saat pertama kali mereka bercinta Gilang tidak selepas ini saat mendesah mungkin masih malu-malu. Untuk sekarang Gilang tidak lagi malu-malu bahkan sekarang dia berani memancing duluan.

"Pak dokter lebih cepat lagi ahh ahh Gilang mau hah ahh Engh ahh keluar" merasa akan pelepasan Gilang ikut bergerak berlawanan arah dengan gerakan Rizal.

"Kamu sekarang jadi binal ya" Rizal memberikan ciuman, gerakannya semakin cepat sesuai dengan instruksi Gilang.

"Gilang kan belajar hah ahh ahh biar pak dokter puas ahh ahh pak dokter" Gilang kaget saat gerakan Rizal semakin brutal hingga membuatnya keluar dan Gilang merasa jika penisnya terus berkedut mengeluarkan muatannya.

"Saya ingin menghancurkan lubang kamu" Rizal semakin semangat untuk bergerak bahkan dia tidak memberikan jeda agar Gilang menikmati pelepasannya.

"Gilang gak masalah kalo pak dokter mau buat lubang Gilang hancur" Karena terlalu tengelam dalam kenikmatan Gilang jadi melantur ucapannya, Rizal yakin besok Gilang akan mengeluh karena sakit pinggang.

Rizal tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk menghajar Gilang sepuasnya, urusan Gilang mengeluh pikirkan saja besok untuk sekarang lebih penting mencari kepuasan untuknya dan Gilang.

"Pak dokter tunggu ahh ahh hah ngeh engh ahh" Gerakan Rizal terlalu cepat dan Gilang tidak bisa menahannya, rasa nikmat yang berlebih membuat Gilang menangis.

"Kenapa hem bukanya tadi kamu bilang suka, lihat kamu gak berhenti keluar seperti yang saja bilang malam ini saya buat lubang kamu hancur" Gilang squirting karena rangsangan yang berlebihan, Rizal suka saat penis Gilang terus mengeluarkan cairannya itu artinya Gilang benar-benar menikmati pemainnya.

"Argh kamu ternyata nakal, lubang kamu jadi semakin ketat kamu suka saat saya bicara kotor seperti tadi" Rizal merasakan jika lubang Gilang bertambah ketat saat dia mengucapkan kata-kata kotor, Rizal menyukainya karena penisnya terasa di pijat saat dinding anal Gilang berkontraksi.

Gilang sendiri tidak mengerti kenapa seperti itu, setiap Rizal mengatakan kata-kata kotor yang membuatnya malu dia malah jadi semakin terangsang dan secara otomatis lubangnya berkedut.

"Pak dokter jadi makin besar ahh ahh ngeh Gilang suka" Gilang bisa merasakan jika penis Rizal terasa membesar di lubangnya.

"Argh hah hah" Rizal mendapatkan pelepasannya, dia menghentakkan penisnya sedalam mungkin yang membuat Gilang berteriak karena hentakan kuat itu tepat mengenai prostat nya yang membuat Gilang ikut keluar juga.

"Hah hah Gilang capek pak dokter" Gilang bersandar lemas pada dada bidang Rizal, tubuhnya benar-benar sudah tidak bertenaga lagi.

"Kamu hebat banget" Rizal memeluk Gilang dan memberikan kecupan di pipi, setiap selesai bercinta Rizal akan memberikan pujian pada Gilang.

Gilang hanya membahas dengan ciuman hanya ciuman biasa bukan penuh nafsu, Gilang benar-benar merasa di cintai sepenuh hati oleh Rizal dan merasa jika dihargai. Tindakan sepele seperti ini benar-benar bisa membuat Gilang bahagia dan merasa jika Rizal tidak hanya menginginkan bercinta dengannya tapi ingin menyatukan perasaan.

"Pak dokter mau mandi" Gilang ingin melepaskan penis Rizal dari lubangnya untuk pergi membersihkan tubuhnya yang lengket.

"Kenapa mandi kita kan belum selesai" Rizal menatap Gilang dengan wajah yang mirip dengan om-om mesum. Gilang tercengang mendengarnya kenapa masih belum selesai.

"Gilang udah capek pak dokter" Gilang merengek, kenapa Rizal belum puas padahal dia sudah lelah kakinya sudah pegal karena terus mengangkang.

"Saya baru keluar dua kali jadi masih belum puas" Gilang pasrah saja saat merasakan penis Rizal masih berdiri kokoh di dalam lubangnya.

Rizal benar-benar mesum mereka sudah lama bercinta tapi masih belum puas juga, Gilang benar-benar kelelahan sekarang seluruh tubuhnya sudah lemas dia yakin sekarang ini untuk berdiri saja tidak mampu.

Setelah jeda lima belas menit Rizal kembali melanjutkan kegiatan bercinta dengan Gilang, posisinya sudah berubah dengan Gilang yang terbaring pasrah dah Rizal yang bergerak di atasnya. Rizal mengubah posisinya karena kasian dengan Gilang yang sudah lemas tidak bertenaga meski sejujurnya dia lebih suka Gilang ada diatas karena Rizal bisa melihat dengan leluasa betapa seksinya Gilang saat bergerak naik turun.

Rizal hanya bermain satu ronde saja karena Gilang benar-benar sudah lemas suaranya saja berubah jadi serak karena sudah terlalu banyak berteriak, Rizal tidak ingin membuat Gilang pingsan dan juga kasian jika Gilang tidak bisa masuk kuliah karena besok ada jadwal kuis.

"Argh ahh ahh" Rizal mendapatkan pelepasannya, setelah penisnya tidak mengeluarkan cairan lagi Rizal menariknya keluar.

Lubang Gilang berkedut mengeluarkan cairan spermanya pemandangan yang benar-benar seksi, Rizal mengambil tisu dan mengelap cairan sperma yang ada di tubuh Gilang.

"Jangan tidur dulu, kamu harus bersih-bersih" Rizal mengelus pipi Gilang yang sepertinya sudah akan terlelap.

"Males pak dokter" Gilang sudah kelelahan dan yang diinginkan hanya tidur secepatnya.

Rizal hanya menghela nafas menggendong Gilang masuk kek kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, Rizal menyalakan shower dengan suhu hangat dan mulai menyabuni seluruh tubuh Gilang.

Setelah bersih Rizal membaringkan Gilang di ranjang dan kembali ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

###

TBC

siapa yang mau di mandiin pak dokter juga

Love DiagonosisWhere stories live. Discover now